"MASSSS!!!"
Aska menyibak selimutnya lalu bangun dari tempat tidurnya dan berjalan dengan linglung ke asal suara. Muka bantalnya masih terlihat jelas, ia menuruni tangga satu persatu dengan matanya yang masih tertutup.
"MASSSS"teriak Yura
Aska membuka matanya perlahan, "Apasih pagi-pagi udah teriak aja"kesal Aska karna tidurnya terganggu
Yura mencibir ucapan Aska, "Cuci muka, pake baju yang bener, beli sayuran di Mbak Surti yang suka ngelewat. Cepet"suruh Yura dengan tangan yang berkacak pinggang
Aska menguap, hal itu membuat Yura buru-buru menutupi mulut suaminya itu. "Kalo nguap itu ditutup kebiasaan deh!"komentar Yura
Aska tak menghiraukannya, ia berjalan ke kamar mandi yang tersedia dibawah tepatnya didekat dapur.
Tak lama ia keluar dengan wajah yang lebih segar, "Ambilin baju dong Ra"suruh Aska pada Yura
Yura yang mendengarnya mendelik sinis, namun tetap saja ia menurut. Aska mengernyitkan dahinya ketika melihat cara jalan Yura yang berbeda dari sebelumnya. Aska menepuk dahinya ketika ia ingat jika semalam---
"Masss"teriak Yura
Aska berlari kecil menghampiri Yura, sesampainya didekat tangga Aska melihat Yura yang mengerucutkan bibirnya. Aska menggaruk pipinya, "Maaf saya lupa"ucap Aska
"Miif siyi lipi"cibir Yura
"Yaudah kamu duduk aja, saya mau ambil baju dulu ke atas"ucapnya yang langsung menaiki tangga
"Udah tau turun tangga aja butuh perjuangan, ini naik tangga butuh berapa jam"gerutu Yura, dengan pelan ia berjalan ke ruang tamu dan menuju sofa
Tak lama, Aska kembali dengan baju polos warna hitam dan celana Levis diatas lutut.
"Mas! Mau beli sayuran atau pamer tubuh sih?!"kesal Yura saat melihat penampilan Aska
Aska mengernyit, "Pakaian saya kenapa sih Ra? Kan gak ada yang salah"ucap Aska
"Iya gak ada yang salah! Tapi masalahnya yang slalu beli sayuran itu gadis-gadis disini. Ganti bajunya sekarang cepet cepet"suruh Yura
"Ah elah Ra lagian saya gak akan kepincut sama mereka, kan saya udah ada kamu"bela Aska
"Gak ada PE.NO.LA.KAN"ucap Yura penuh penekanan
Aska menghembuskan nafasnya pelan, berusaha sabar untuk menghadapi istrinya yang cerewet itu.
"Cepet! Malah diem"ucap Yura
"Ck, iyaiya ini ganti"
Setelah berdebat dengan Yura karna masalah baju, kini Aska sudah ada didepan gerbang rumahnya dengan kacamata hitam yang bertengger dihidungnya. Ia menyipitkan matanya mencari dimana tukang sayur itu berada.
"Silau isss"gerutu Aska, ia melihat jam tangannya yang baru pukul 07.30 pagi
"Tukang sayur mana sih"kesal Aska
"Baru pertama kali saya disuruh gini, untung sama istri"gumam Aska
"Ehh, tetangga baru ya?"sapa seorang ibu-ibu yang akan melewat
Aska menurunkan kacamata, ia menatap penampilan ibu-ibu dihadapannya ini, ada 3 orang dan berbadan gemuk semua.
"Oh iya mas, kenalin nama saya Bu Ani"ucap
"Namanya siapa mas? Kali aja mas mau sama anak saya"ucap ibu-ibu yang bernama Ani
"Nama saya Irma mas, boleh panggil Bu kali aja nanti jadi mantu"ucapnya terkekeh kecil
"Kalo saya Endah mas, panggil saja ibu. Bisa jadi nanti mas jadi mantu saya"ucap Bu Endah
Aska bergidik ngeri mendengarnya, namun tetap saja ia mendengarkannya.
"Kalo sama anak saya pasti mau, anak saya cantik loh mas. Cuma lagi selesain kuliahnya aja kok"ucap Bu Endah
"Mending sama anak saya mas, udah cantik, jago masak, ah pokoknya cocoklah buat mas ini"ucap Bu Irma
Aska mengernyit mendengar perkataan mereka, "Istri saya lebih cantik Bu"ucapnya dalam hati
"Enggak mau gasuka gelayyy"ujar Aska yang membuat ketiga ibu-ibu itu mengerutkan keningnya tanda tak mengerti.
"Mas nya mau kemana toh?"tanya Bu Irma
"Tukang sayur dimana?"tanya Aska to the point
"Oalah cari tukang sayur toh"ujar Bu Ani
"Ayo mas, kita juga mau beli sayur. Biasanya ada dipertigaan sana"ucap Bu Endah dan diangguki Aska
Sepanjang jalan, Aska hanya diam tak melayani ucapan mereka. Dia berjalan dengan memasuki kedua tangannya kedalam saku celana.
Sesampainya di tukang sayur, Aska langsung memilih sayuran yang telah Yura tulis disebuah note kecil.
"Kangkung, tempe, sayur, udang, cumi-cumi, baso kecil, ceker ayam, samaaaaaaa-emmm tomat, bawang putih, bawang merah"cerocos Aska
Para pembeli yang melihatnya hanya terkekeh kecil, "Mas nya disuruh ibunya ya buat beli sayuran?"celetuk ibu-ibu yang bernama Sri
Aska menggeleng, "Sama istri saya"jawab Aska
Ibu-ibu itu terkejut ketika mendengar jika Aska sudah beristri, "Pasti istrinya pemalas ya mas?"tanya Bu Sri
Aska menatap tajam Bu Sri, sedangkan yang ditatap hanya cengengesan.
"Bercanda toh mas"
"Cepet, berapa?"tanya Aska pada tukang sayuran
"Totalnya-"
"Aska?"
Semua pandangan beralih pada yang memanggil Aska. Itu adalah Raya,mertua Aska. Ia akan kerumah baru anaknya itu, namun tak sengaja melihat menantunya sedang digeromboli ibu-ibu disini.
"Ngapain kamu disini?"tanya Raya
"Disuruh beli sayuran sama Yura Bun"jawab Aska
"Lah? Emang Yura kemana? Dia sakit atau kenapa?"
"Dia sakit Bun"
"Sakit apa?"tanya Raya
"Kan semalem udah olahraga"jawab Aska dengan wajah polos
Raya menepuk keningnya, ia melihat ibu-ibu yang barusan mendengar perkataan Aska.
"Mass!!"
Aska menoleh ke arah suara dan mendapati Yura yang berjalan dengan pelan.
Oalah istrinya cantik
Oh itu istrinya, cantik juga
Pantes aja tadi langsung melototi saya
Wah, beruntung banget itu istrinya
Ah saya kalah cepet nih sama anaknya si ibu
"Lama!"ucap Yura
"Pantes lama orang lagi digoda sama mereka"gumam Yura saat melihat seperkumpulan ibu-ibu
"Ayo pulang"ajak Aska
"Lah itu sayurannya udah dibayar belum?"tanya Yura
"Biar sama bunda aja, kalian duluan ke rumah"ucap Raya
Tanpa lama, Aska menggendong Yura dengan gaya bridal style. Sontak Yura mengalungkan tangannya pada leher Aska.
~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Dilapidated [END]
Humor[BELUM DIREVISI] [SEKUEL MHID SUDAH ADA, SILAHKAN DICEK] "Kamu sudah pesan makanan?"tanya Aska. "Udah." "Kamu ko gitu sama saya?"tanya Aska. Yura menatap aneh bosnya ini. "Gitu gimana pak? Saya ga ngerti."ucap Yura. "Harusnya kamu nungguin saya tadi...