MHID 41

19.6K 1.4K 33
                                    

Aska menatap Yura yang sedari tadi mengerucutkan bibirnya, sedari tadi istrinya itu merengek ingin ikut ke kantor. Namun Aska memberi pengertian untuk tetap diam dirumah, mengingat kehamilan istrinya itu yang semakin besar, hingga akhirnya istrinya itu marah tak mau berbicara. Bahkan ia berjalan kesana kemari pun sesekali menghentakkan kakinya.

Mata yang berkaca-kaca, hidung merah, lalu menatap Aska dengan sendu. Yura mengedipkan matanya berkali-kali, Aska yang melihatnya pun menghembuskan nafasnya pelan.

Sungguh, ia kira menghadapi ibu hamil itu mudah namun saat ia merasakan ternyata tidak. Bahkan sesekali Aska membatin jika ia ingin tenggelam saja dengan kemauan istrinya yang hamil itu.

Kemauan istrinya itu bukan yang mudah, namun bagaimana lagi jika tidak dituruti? Ia tak mau nanti anaknya sampe ileran hanya karna tak tersampai keinginannya itu.

Aska menghampiri Yura, ia mengulurkan tangannya. Yura yang melihatnya hanya diam. Tangannya sedari tadi menggulung ujung baju hingga kusut. Bahkan ketika Aska mendekatinya Yura malah menjauh.

"Ayo mau ikut ga?"tanya Aska sabar

Yura mendongakkan kepalanya. "Kemana"tanyanya dengan bibir yang mengerucut sebal

"Katanya mau ikut ke kantor"ujar Aska

"Gamau, gak dibolehin"ucap Yura

Aska menghembuskan nafasnya sabar. Ia berjongkok dihadapan Yura yang duduk dipinggiran kasur. Tangannya terulur menghapus air mata yang sedikit mengering.

"Siapa yang bilang gak boleh hm?"tanya Aska

"Tadi bilang"jawab Yura menatap mata Aska

"Mas cuma ngasih pengertian ke kamu, bukan gak boleh sayang"ucap Aska mengelus rambut Yura

"J-jadi Yura boleh ikut?"tanya Yura mengerjapkan matanya berkali-kali

Aska mengangguk sebagai jawaban, daripada nanti tambah rewel istrinya itu lebih baik ia menurutinya.

"Sana ganti baju, mas tunggu diluar"ucap Aska

Yura tersenyum, ia menganggukkan kepala dan berlari kecil ke kamar mandi. Aska yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya, kini tak ada lagi Yura yang hobi cerewet. Yang ada hanya Yura yang semakin manja padanya.

•••

Yura kini telah duduk disofa, sedari tadi ia terus memperhatikan Aska yang sibuk dengan kertas-kertas putih. Ditambah suaminya itu memakai kacamata, membuat ketampanannya bertambah.

Pandangan Yura teralih pada ruangan sekretaris, ia terkekeh geli mengingat pertemuan mereka pertama. Ruangan itu kosong, namun rapih. Apa mungkin Aska belum mencari pengganti sekretaris dirinya?

Yura beranjak dari duduknya, kakinya melangkah menuju ruangan itu. Aska yang sesekali memperhatikan tingkah Yura pun hanya membiarkannya.

Kini Yura telah duduk ditempat yang dulu ia sering tempati, tak terasa dirinya sudah 2 bulan tak menempati kursinya ini.

Kakinnya mengayun pelan, Yura mengelilingi pandangan diruangan ini. Karna lelah, Yura menumpu kedua tangannya. Kepalanya ia simpan diatas tangan itu, matanya tertutup dan terbuka menyesuaikan dengan cahaya lampu.

Lama kelamaan matanya terpejam, mungkin lelah yang sedari tadi mengelilingi ruangan Aska yang luas.

Cklek

Aska melihat Yura yang tertidur diruangannya, tanpa lama ia menggendong istrinya itu untuk kekamar yang ada di ruangan ini.

Ia merebahkan tubuh Yura diatas kasur dengan pelan, ia tak ingin Yura sampai terbangun. Helaian rambut menghalangi wajah Yura, Aska yang melihatnya pun menyibakkan helaian rambutnya itu. Hingga kini terlihat wajah Yura yang sedang tidur. Bibir kecil berwarna natural, bulu mata lentik dan hidung mancung.

Pandangan beralih pada perutnya yang buncit. Disana, didalam perut itu ada anaknya. Sudut bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman manis, kehadirannya selalu Aska nantikan.

Aska mencium perut itu. "Anak papi lagi ngapain disana hm?"tanyanya sambil mengelus perut itu.

Aska merebahkan tubuhnya di samping Yura, membawa istrinya itu kedalam pelukannya. Mengecup kening sang istri sebelum ia ikut terlelap ke dalam mimpi.

•••

Holla ada yang nunggu aku up?

Maaf kemarin aku ga up hehe..

Aku mau nanya sama kalian, kalo aku up tiap hari bakal ngebosenin ngga ya? Aku takutnya kalo up tiap hari takut kalian bosen sih hehe.

Komen yaa biar aku bikin jadwal up nya hihi

Oh iya, buat kalian yang mau nanya sesuatu tentang apa aja, boleh komen ya nanti aku jawab^^

Jangan lupa share link ini ke temen-temen kalian, ajak temen kalian buat baca cerita ini😽

Ayo spam vote sama komen lagi><

Bisa lebih dari 50 lagi engga nih?

Jangan lupa vote komennya yawwww kalo ada typo tandain okay..

Janlup baca cerita aku yang lainnya yaa, babayyyy see you next chapter soon-!!

Janlup baca cerita aku yang lainnya yaa, babayyyy see you next chapter soon-!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Husband Is Dilapidated [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang