MHID 49

17.5K 1.2K 55
                                    

Yura berjongkok dibawah tangga, ia merasakan sakit pada perutnya. Memejamkan matanya, untung saja sakitnya tak sesakit tadi. Ia mengatur nafasnya yang tersengal-sengal, menghapus keringat yang bercucuran didahi.

Niatnya ingin minum karna haus malah merasakan sakit pada perutnya, jika dipikir ia akan melahir tentu saja tidak. Ini bukan waktunya, jadi tidak mungkin kan?

Yura menaiki tangga satu persatu, kakinya yang mulai membengkak sulit untuk melangkah. Ia harus berhenti lalu berjalan seperti itu agar tidak merasakan lelah.

Sesampainya dikamar, ia melihat suaminya yang masih tidur dengan posisi yang membuat Yura menghela nafas. Jam menunjukkan pukul 7 lewat 30 namun suaminya itu belum ada tanda-tanda untuk bangun. Kebo memang.

Yura membuka gorden kamarnya sehingga matahari menerobos ke kamarnya, Aska yang terkena sinar matahari pun membalikkan badannya.

"HEYYY BANGUN BANGUN KERJA KERJA CARI UANG AYO BANGUN"

Aska menutup telinga dengan bantal, sungguh teriakan istrinya itu membuat dirinya sakit telinga. Ia tidak tuli, bisakah istrinya itu membangunkannya secara lembut?

Yura berkacak pinggang, berjalan dengan mengusap perut dan menghampiri Aska. Langsung saja ia menyibakkan selimutnya itu.

"Bangun"ucap Yura

Aska berdecak kecil, ia sebal dengan Yura yang main membangunkannya saja. Padahal ia masih mengantuk.

"5 menit lagi"ujar Aska

"Enggak ada limat menit lima menitan, cepet mandi"ucap Yura

"Saya masih ngantuk"

"Bangun"Yura menjewer telinga Aska sehingga kemerehan.

"Ahhh iya-iya saya bangun"Aska langsung bangun dari tidurnya dan mengucek matanya, ia melihat jam yang menunjukkan pukul 7.41 .

Tanpa lama ia berjalan ke kamar mandi, sedangkan Yura membereskan tempat tidur dan menyiapkan keperluan suaminya itu.

•••

"Apa liat-liat?"tanya Yura yang sedang mengoleskan selai pada roti

"Galak banget sih istri saya"ujar Aska

"Nyenyenye, nih makan" Yura menyodorkan roti yang telah diberi selai pada Aska, ia duduk dan mengambil roti lagi untuk dirinya.

"Saya lembur dikantor"ucap Aska memberi tahu

"Kok lembur?"tanya Yura

"Banyak kerjaan yang belum saya kerjakan"jawab Aska

"Kenapa enggak dibawa ke rumah?"tanya Yura lagi

Aska menghembuskan nafasnya sabar. "Enggak, dikantor aja biar nanti dirumah bisa berduaan sama kamu"jawab Aska

Yura mendelik sinis, bibirnya mengejek perkataan Aska barusan. "Nanti pulangnya beliin martabak coklat kacang ya?"pinta Yura

"Siap ibu negara"

"Bu negara bu negara palamu peang mas"

"Udah jam 8, saya berangkat dulu"pamit Aska

Yura mengangguk, ia mengantar suaminya itu ke depan dengan membawa tas nya. Sesampainya didepan, Yura memberikan tasnya dan sedikit membenarkan dasi Aska yang sedikit miring.

Aska mengecup bibir Yura, ah ralat maksudnya sedikit melumatnya. Yura mengecup tangan Aska dan mengucapkan hati-hati dijalan. Setelah melihat kepergian Aska, Yura tersenyum jahil.

"Tunggu aja nanti malem"ujar Yura yang kembali masuk ke dalam rumahnya.

•••

Saat ini Yura berada dicaffe yang tak terlalu jauh dari rumahnya, ia akan bertemu dengan teman masa SMA nya itu.

Beberapa menit kemudian Yura mendongakkan kepalanya ketika ada yang menyapa. Senyum Yura mengembang melihat orang itu.

"Maaf ya nunggu lama"ucap orang itu

Yura mengangguk. "Gapapa santai aja"ujar Yura

"Mana? Katanya mau ngenalin seseorang?"tanya Yura mengedarkan pandangannya ke caffe.

"Bentar lagi, tunggu aja"

Yura dan temannya itu berbincang-bincang mengulang masa SMA, mereka tertawa ketika mengingat hal bodoh masa SMA nya. Bahkan Yura masih ingat jika dulu dirinya itu adalah langganan ruang BK.

"Ah dia bentar lagi nyampe katanya"

"Oh hem?"tanya Yura

Orang itu mengangguk. "Tunggu aja sekitar 10 menitan lagi"jawabnya dan diangguki Yura

"Udah berapa tahun emang sama dia?"tanya Yura kepo

"Emm lumayan lama lah sekitar 3 tahunan"

Mata Yura membulat. "Ternyata udah lama juga ya, gak percaya gue Erika yang dulu banyak cowonya sekarang bisa bertahan sama satu cowo"ucapnya terkekeh

Perempuan tadi yang bernama Erika itu tertawa kecil, benar yang dikatakan Yura jika ia dulu mempunyai banyak lelaki.

Saat sedang berbicara, ucapan mereka terhenti kala seseorang memotongnya.

"Sorry, udah nunggu lama?"

Yura mendongakkan kepalanya, yang tadinya tersenyum kini senyuman itu memudar saat melihat orang itu. Yura bergantian melihat lelaki itu dengan Erika.

"What? Are you serious with him?"tanya Yura dan menunjuk lelaki itu

Erika mengernyitkan dahinya. "What do you mean?"tanya balik Erika

Yura tersenyum remeh. "Dia.."

•••

Haii maaf aku up nya malem banget. Maaf banget sama kalian yang udah nunggu.

Tadinya aku mau pergi dan gak bakal update, tapi karna hujan disini akhirnya aku gajadi pergi.

But aku tetep usahain up ko buat kalian

Dan maaf sekarang aku cuma up sekali, maaf banget

Ada yang belum tidur?

Ada yang penasaran lelaki itu siapa? Apa hubungannya sama Yura? Heuheu, jangan seneng dulu kawan karna aku belum ngadain konflik.

Jangan gadang ya, gak baik hihi

Jangan lupa vote komennya ya, aku suka senyum senyum sendiri kalo baca komen kalian.

Ayo spam vote komennya biar aku rajin up

Selama malam<3

My Husband Is Dilapidated [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang