Hari ini adalah hari dimana Yura melaksanakan syukuran dirumah bundanya itu, Raya. Banyak keluarga yang berdatangan satu persatu, dan tetangga yang Raya undang untuk menghadiri acara syukuran anaknya itu. Raya yang sibuk menyapa para tamu, sedangkan Ayu yang sibuk mengarahkan para maid untuk menata makanannya.
Albar dan Aslan? Mereka sedang berbincang-bincang diluar, sedangkan satu ibu hamil dan satu ibu anak dengan para suaminya itu kini berada dikamar Yura.
Yura memakai gamis yang simpel, berwarna putih dan kerudung yang hanya dipasang. Ia mengusap pelan perutnya yang semakin besar, makin kesini Yura merasa tidurnya kurang nyenyak. Ia merasa serba salah dengan posisi tidurnya itu.
Pintu terbuka menampilkan Raya yang tersenyum. "Ayo turun, keluarga sama tamu udah pada nunggu dibawah"ucap Raya
Feya merebahkan anaknya yang tertidur pulas dikasur Yura, bayi itu menggeliat kecil dengan mulut terbuka.
"Sssttt"Feya menepuk pelan agar anaknya itu tidur kembali, setelah merasa terlelap kembali, Feya menggusur suaminya itu agar ikut kebawah. Jangan sampai anaknya menangis gara-gara Arka yang mengganggunya.
•••
Yura merebahkan tubuhnya dikasur, hari ini cukup melelahkan. Sedangkan Aska kini mengganti bajunya dengan kaos polos. Acara telah selesai 10 menit yang lalu, tamu sudah berpulang dan sebagian masih ada yang berbincang-bincang sedikit dengan kedua orang tua Aska.
"Cape?"tanya Aska yang kini tidur disebelah Yura. Ah ralat, tepat disebelah bayi Feya. Bayi itu menggeliat dan membuka matanya perlahan, bibirnya tertarik menjadi sebuah senyuman.
Yura yang melihatnya pun gemas, ia mencium bayi itu yang dibalas dengan jeritan tertawa. Yura yang melihatnya ikut tertawa, sedangkan Aska hanya melihat interaksi mereka berdua. Jari telunjuknya mengusap pelan pipi merah bayi itu, bibir Aska tertarik menjadi senyuman tipis.
Ah ia jadi tak sabar menunggu anaknya itu, apalagi perempuan. Sudah Aska tebak jika nanti anaknya itu akan dimanja oleh keluarganya, dan mengeluarkan sikap posesif pada anaknya itu.
"Mas lucu ya?"tanya Yura
Aska mengangguk, ia mencium pipi gembul berwarna kemerahan itu. Wangi minyak telon menyeruak ke hidungnya.
Cklek
Aska dan Yura sontak menoleh ke arah pintu, dimana sang ibu bayi menatap mereka sambil mematung. Namun sedetik kemudian Feya tersenyum geli melihat anaknya yang dikelilingi oleh adik suaminya dan Yura.
"Oh ganggu ya?"tanya Feya
"Enggak kok."jawab Yura
"Kaka kesini cuma mau ngambil dompet hehe"ujar Feya
"Mau kemana?"tanya Yura
"Mau beli rujak sama mas Arka, Kaka titip Atha ya Ra?"ujar Feya
Yura tersenyum dan mengangguk. "Mau nitip?"tawar Feya
"Mau, pedesnya jangan kebanyakan"balas Yura
"Oke, pergi dulu"pamit Feya
"Kamu mau rujak?"tanya Aska pada Yura
Yura menoleh dan mengangguk. "Kenapa gak nyuruh saya?"tanyanya lagi
"Enggak, Yura mau mas disini aja sama Dede Atha. Ya sayang ya?"tanya Yura pada Atha, yang dibalas dengan senyuman oleh bayi itu.
"Ih gemes banget bayi satu ini"ucap Yura
"Nanti tunggu anak saya lahir"ujar Aska
"Maksudnya?"tanya Yura
"Anak saya nanti bakal lebih gemes"jawab Aska
"Gemes kaya Yura ya mas?"tanya Yura terkekeh pelan
"Gemes kalo liatnya dari Monas pake sedotan"jawab Aska
Yura memukul pelan tangan Aska, bibirnya mengerucut sebal pada suaminya itu. Tak bisa apa jika suaminya itu memujinya sedikit saja?
"Mas"panggil Yura
"Apa?"sahut Aska
"Mas udah nyiapin nama buat anak kita?"tanya Yura
"Udah"
Mata Yura membulat. "Apa? Yura mau tau"ucap Yura
"Rope'ah"
Mata Yura melotot, tidak bisakah suaminya itu memberi nama yang bagus sedikit? Atau anggun?
"MAS!"
Aska tertawa pelan. "Bercanda, yakali anak cantik saya mau dikasih nama Rope'ah. Enggak banget"ujar Aska
"Terus apa?"tanya Yura
"Rahasia, nanti juga kamu tau"ujar Aska
"Kita belum beli keperluan bayi tau"ucap Yura tiba-tiba
"Besok kita beli, kalo perlu borong semuanya sama toko-tokonya"balas Aska yang kini fokus dengan ponselnya.
"Chatan sama siapa si?"tanya Yura saat melihat Aska fokus dengan ponselnya
"Liat calon sekretaris baru Ra"
"Cewe cowo?!"tanya Yura
"Cowo"
"Bagus, awas aja kalo cewe"
"Kenapa emang kalo cewe?"tanya Aska
Yura menyipitkan matanya. "Mas mau digoda sama mereka huh?"tanya Yura
"Boleh juga tuh"jawab Aska
"MAS ASKA MAHHH"jerit Yura
Aska menutup kedua telinganya, ia meringis mendengar teriakan Yura.
"Berisik ada bayi"ucap Aska yang kini menepuk pelan pantat bayi itu
Yura menoleh ke bayi itu, ia menyengir dan meminta maaf.
•••
Yuhuu i'm backkk
Ada yang nunggu?Maaf 2 hari ga up, ada sesuatu yang gabisa ditinggalin
Jadi baru bisa up sekarang.50 vote + 30 komen lebih ayo bisa
Mau double up ngga nii? Kalo mau ayo spam.
Bayyy, see you next chapter sayanggkuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Dilapidated [END]
Humor[BELUM DIREVISI] [SEKUEL MHID SUDAH ADA, SILAHKAN DICEK] "Kamu sudah pesan makanan?"tanya Aska. "Udah." "Kamu ko gitu sama saya?"tanya Aska. Yura menatap aneh bosnya ini. "Gitu gimana pak? Saya ga ngerti."ucap Yura. "Harusnya kamu nungguin saya tadi...