MHID 69

15.6K 1.1K 59
                                    

Sena memakaikan parfum ditubuhnya dengan sekaligus, bahkan ia tertawa geli karna ulahnya sendiri. Jam menunjukkan pukul empat sore, ia akan bertemu dengan Azriel ditaman sesuai janjinya kemarin saat bermain.

Ia menggunakan baju tidur bergambar tayo, dengan rambut yang digerai. Tanpa sepengetahuan Sena, sang ayah yang akan melewat terpaksa berhenti dan mengintip apa yang dilakukan oleh anaknya itu.

Hidungnya berkerut ketika mencium aroma yang memabukkan, ia membuka pintu kamar anaknya itu. "Ngapain pake parfum banyak-banyak?"tanya Aska.

Sena terlonjak kaget, namun tak lama ia menyengir memamerkan gigi kecilnya yang rapih. "Cena mau main ke taman toh papa baleng Azlil"jawab Sena.

"Siapa Azlil?"tanya Aska.

"Temen Cena lah"jawab Sena santai.

Setelah selesai, ia melewati sang ayah begitu saja dikamarnya dan menuju ke dapur. Melihat Yura yang sedang memasak. "Bunaaaa"panggil Sena.

Yura menoleh ke Sena. "Awas jangan deket-deket, nanti kena minyak."usir Yura saat melihat anaknya itu mendekati kompor.

Sena yang akan melangkah terdiam seperti patung, tak lama ia memundurkan langkahnya. "Cena mau main"ucap Sena memberitahu.

"Main kemana?"tanya Yura.

"Ke taman cama Azlil"

"Kan kemarin udah ketemu, kok main lagi?"tanya Yura penasaran.

"Mau main lagi sama Azlil"rengek Sena.

"Enggak usah kan kemarin udah main"ujar Yura.

Sena mengerucutkan bibirnya sebal. "Mau main sama Azlil lagi!"

"Sena kenapa mau main lagi?"tanya Yura.

"C-cena lindu buna"jawab Sena.

Yura tertawa kecil mendengar jawaban sang anak, ia berjongkok menyamakan tingginya dengan Sena. "Sena apa?"tanyanya.

"Lindu."jawab Sena mengerucutkan bibirnya.

"Rindu sama?"tanya Yura.

"Lindu, lindu Azlil"jawab Sena menyengir. Yura yang mendengarnya membulatkan matanya, lalu tertawa karna jawaban sang anak.

"Masih kecil udah rindu rindu, dasar anak kecil" Yura mencubit kedua pipi Sena gemas. "Ya udah, pulangnya jangan kemagriban oke?"tanya Yura.

Sena mengangguk antusias. Ia mencium kedua pipi Yura, sedangkan sang ibu terkekeh geli.

"Senaaa mainnn yuuu"

Sena menoleh ke belakang, ia berlari tak menghiraukan panggilan Yura. Buru-buru memakai sendal dan berlari kecil membuka gerbang. Senyumnya mengembang melihat Azriel yang sedang menatapnya. "Ayo"ajak Azriel.

Yura melongo melihat kepergian Sena yang berlari kecil, menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang anak.

Ditaman, Sena bermain dengan Azriel. Tentu banyak orang ditaman ini, bahkan anak kecil seumuran Sena dan Azriel pun banyak yang bermain sepeda.

"Bental ya, nunggu Luna dulu"ucap Azriel pada Sena yang sudah duduk di bangku taman.

Sena yang tadi tersenyum perlahan memudar, ia kesal saat mendengar nama Luna disebut. Padahal kan ia ingin bermain dengan Azriel.

"Kok Azlil ajak Luna si?!"tanya Sena kesal.

Azriel mengkerutkan keningnya. "Emangnya kenapa? Ndak boleh? Gak baik tau."ujar Azriel.

My Husband Is Dilapidated [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang