MHID 51

18.9K 1.3K 66
                                    

Suara pintu terbuka, Yura buru-buru memasukkan baju itu kedalam cucian. Ia ingin bertanya tapi sepertinya sekarang bukan waktunya, dilihat Aska yang sudah memakai bajunya. "Makan sekarang?"tanya Yura

"Saya udah kenyang"jawab Aska

Yura menatap Aska dengan penuh tanda tanya, kenyang? Yang benar saja, bahkan Yura tak melihat Aska makan.

"Mas makan dimana?"tanya Yura

"Apa urusannya sama kamu?"tanya balik Aska

Deg

"Kok mas ngomong gitu sama Yura?"tanya Yura

Aska tersenyum remeh, menatap Yura dengan tatapan tajam. Ia berjalan melewati Yura dan keluar dari kamarnya, Yura yang melihatnya hanya diam terpaku ditempatnya. Kenapa dadanya tiba-tiba merasakan sakit? Belum lagi wangi parfum dibaju Aska, membuat pikiran Yura kemana-mana.

Yura menghembuskan nafasnya berat, apa mungkin ini efek kehamilannya? Bukannya mood ibu hamil itu berubah-ubah kan? Yura menepis pikiran kotor itu. Tak mungkin jika suaminya bermain gila dibelakangnya dengan perempuan lain.

Kini, pikirannya kembali pada masakan Yura yang tak termakan sedikit pun oleh Aska. Tanpa disadar setetes air mata jatuh mengenai pipinya, buru-buru Yura menghapus air mata itu. Ia beranjak keluar dari kamarnya, dan berpas-pasan dengan Aska yang keluar dari kamar sebelah.

Tunggu! Kenapa suaminya itu keluar dari kamar sebelah?

"Mas darimana?"tanya Yura

"Kamu punya mata kan?"tanya balik Aska

Yura menunduk, tak lama ia mendongakkan kepalanya dan melihat Aska yang sibuk dengan ponselnya. "Mas"panggil Yura

"Hm"

"Y-yura ada salah ya sama mas?"tanya Yura

Aska memasukkan ponselnya ke dalam saku, dan menggeleng. Lalu pergi dari hadapan Yura menuju ke ruangan kerjanya.

Bahu Yura merosot ke bawah, apa suaminya itu terlalu lelah? Tanpa pikir panjang, Yura berinisiatif untuk membuatkan kopi.

Tiktok

"Mas, Yura boleh masuk?"tanya Yura dari luar

"Masuk"teriak Aska dari dalam

Yura tersenyum dan menyimpan kopi itu disamping Aska. "Cape mas? Mau Yura pijit?"tawar Yura

"Tidak usah"jawab Aska

Yura duduk disofa ruangan itu, ia menatap Aska yang fokus dengan laptopnya didepan. "Mas"panggil Yura

Kegiatan Aska terhenti, ia menoleh pada Yura dan mengangkat satu alisnya. "Apa?"tanya Aska

"Emm Yura boleh nanya enggak?"tanya Yura

"Tanya aja"ujar Aska

"Baju mas ko wangi parfum perempuan?"tanya Yura

Aska yang sedang mengetik dilaptop pun terhenti dan menoleh ke Yura, bibirnya membentuk seringai kecil.

"Darimana kamu tau kalo itu parfum perempuan?"tanya Aska yang langsung menghampiri Yura disofa.

"W-wanginya beda"jawab Yura menunduk

"Saya bicara sama kamu, angkat dagu kamu. Sopan kamu bicara dengan menunduk?"tanya Aska

Yura mendongakkan kepalanya, ia menatap Aska yang menatapnya dingin. Yura bangkit dari duduknya, lalu berhadapan dengan Aska.

"Mas jujur sama Yura, itu parfume perempuan milik siapa?"tanya Yura menahan tangisannya, demi Tuhan rasanya Yura ingin berteriak sekarang juga.

"Bukan urusan kamu"ujar Aska, ia membalikkan badannya untuk kembali bekerja. Namun suara bentakan membuat langkahnya terhenti.

My Husband Is Dilapidated [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang