Finally part 70
So, happy reading and don't forget to vote and comment guys!
But, ada kejutan diakhir chapter buat kalian.
Yura bingung dengan anaknya yang sedari cemberut, bahkan ditanya pun hanya dijawab dengan gelengan atau anggukan. Sepulang dari taman, wajah anak itu terlihat kesal. Yura mendaratkan bokongnya disofa, tepat disamping Sena yang sedang memakan cookies coklat.
"Anak Buna, kenapa cemberut terus hm?"tanya Yura.
"Cena lagi kecel Buna sama Azlil."jawab Sena, mengingat nama itu Sena ingin menggaruk wajah lelaki itu.
Yura mengerutkan keningnya. "Kok kesel? Bukannya tadi main bareng ya?"tanya Yura, ia mengelus rambut Sena.
Sena menggeleng, ia langsung duduk menyamping menghadap sang ibu. "Cena ndak jadi main sama Azlil tau."ujar Sena.
"Kok gak jadi?"tanya Yura kepo.
Sena menghembuskan nafasnya pelan. "Cena kecel cama Azlil, maca mau main dia ajak Luna. Kan Cena ndak suka toh buna."ucap Sena, ia menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
Yura yang mendengar keluhan sang anak tertawa kecil, jadi anaknya sekarang sedang kesal dengan Azriel? Ia menggelengkan kepalanya.
"Kok kesel? Kan Sena bukan siapa-siapanya Azriel?"ucap Yura.
Sena mengerucutkan bibirnya. "Tapi Cena itu cayang cama Azlil, Cena ndak suka ya kalo Azlil main sama Luna. Palingan Luna pake pelet, jadina Azlil mau main sama Luna."ujar Sena.
Yura membulatkan matanya, darimana anaknya itu tau pelet? Ia memijit pelipisnya yang pening. "Kamu tau darimana kata pelet?"tanya Yura datar.
"Cena tau Dali Jihan, tapi pas Cena tanyain Jihan tau dalimana dia jawab tau dali belita tv toh Buna"jawab Sena.
"Kalian itu masih kecil, jangan tau kaya gitu ya? Pemali."ucap Yura.
Sena menoleh. "Belalti kalo udah gede boleh tau?"tanya Sena.
"Mau kecil mau besar gak boleh, Pemali. Paham?"ucap Yura.
"Paham buna."ujar Sena.
"Tapi Buna, Cena kan kecel cama Azlil."ucap Sena.
Yura mengangkat satu alisnya. "Hm terus?"tanya Yura.
Sena menyengir. "Tapi Cena kangen toh Buna sama Azlil, cekalang dia lagi ngapain ya?"tanya Sena, ia mengetuk-ngetuk jari telunjuknya didagu, seolah sedang berpikir.
"Kangen-kangen, masih kecil juga. Kalian itu harus friend-friendan, gak boleh pacaran oke?"ucap Yura.
Sena mengangguk. "Ndak kok Buna, kata Azlil jangan pacalan kalna pemali."ucap Sena memberitahu.
Yura tersenyum. "Nah pinter, itu tau pacaran itu pemali."balas Yura.
"Tapi pacalannya nanti pas udah gede."lanjut Sena menyengir. Senyuman Yura perlahan memudar, ia memasang wajah datar pada sang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Dilapidated [END]
Humor[BELUM DIREVISI] [SEKUEL MHID SUDAH ADA, SILAHKAN DICEK] "Kamu sudah pesan makanan?"tanya Aska. "Udah." "Kamu ko gitu sama saya?"tanya Aska. Yura menatap aneh bosnya ini. "Gitu gimana pak? Saya ga ngerti."ucap Yura. "Harusnya kamu nungguin saya tadi...