Satu minggu tak terasa Jihan sudah tinggal dirumah Yura. Bahkan mereka saling bertukar cerita tentang kehamilannya itu, kini mereka berdua telah bersantai ditaman belakang.
Yura antusias saat mendengar jenis kelamin anak Jihan laki-laki. Kemarin Yura menemani Jihan untuk mengecek kandungannya, tentu saja diantar dengan Aska. Bagaimana bisa ia membiarkan kedua ibu hamil itu pergi berdua tanpa pengawasannya.
Aska sudah mengetahui cerita rumah tangga temannya itu, ia hanya bisa mendengarkan tanpa memberi saran. Biarkan saja temannya itu menyesali perbuatannya yang bodoh.
Disaat sedang berbicara, Yura menajamkan pendengarannya ketika mendengar suara bel rumah. "Sebentar ya"ucap Yura yang dibalas anggukan oleh Jihan
Jihan menatap kepergian Yura, sudah terlalu lama ia tinggal disini. Ia takut merepotkan Yura terlebih lagi Yura sedang mengandung. Ia mengeluarkan ponselnya menghubungi seseorang.
Ditempat lain, Yura memutar bola matanya malas ketika melihat manusia tak berakhlak didepannya ini.
"Ngapain?"tanya Yura
"Mau nengok calon ponakan lah"jawab Alfin dengan Nada sewot
"Ponakan lo belum lahir bego masih lama"ketus Yura
Alfin tak mendengarnya, ia menerobos masuk ke dalam rumah Yura. Sang pemilik rumah yang melihatnya hanya bisa mendengus sebal.
"Bang Aska mana?"tanya Alfin
"Kerja"
"Lo ga kerja?"tanya Alfin
"Ya lo liat kalo gue kerja gak bakal ada disini tolol"
"Heh mulutnya! Nanti keponakan gue jan sampe kek emaknya"ucap Alfin
Yura mengangkat alisnya satu. "Ya emang kenapa kalo sampe kaya gue? Gue kan emaknya, gue juga yang bikinnya"ucap Yura
Alfin diam tak membalasnya, memang satu bumil ini keras kepala. Dia hanya bisa berdo'a agar keponakannya nanti tidak seperti Yura.
"Fin"panggil Yura
"Apaan?"
Perasaan Alfin kini tak enak, jika Yura sudah tersenyum aneh seperti itu pasti ada maunya.
"Heh keponakan gue cewe atau cowo?"tanya Alfin
"Bisa aja ngalihin pembicaraan, beliin makanan sono"ucap Yura menaik turunkan kedua alisnya
Bahu Alfin merosot kebawah, padahal dirinya kesini itu untuk bersantai agar tidak disuruh oleh mamanya. Tapi sepertinya ia salah masuk alamat.
"Males ah"
"Alfin"panggil Yura dengan mata berkaca-kaca
Alfin yang melihatnya menghembuskan nafasnya berat. "Yaudah iya, beliin makanan apa?"tanya Alfin, daripada nanti ia dimarahi oleh bapak si cebong yakan?
"Mau siomay yang jualan didepan perumahan dong. Deket kok, jalan kaki aja ga sampe 20 menit kok"ucap Yura
"Hah? Jalan kaki? Hellooo, panas beginiii"
"T-tapi ini kemauan keponakan lo"ucap Yura bodoamat
Jika sudah bersangkutan dengan keponakannya mana mungkin Alfin menolak.
"Yaudah iya"
•••
"Gilaaa, bisa-bisa cewe gue ngambek nih"gumam Alfin.
Tadi saat diperjalanan, ia dihadang dengan perempuan untuk meminta foto. Apalagi dirinya disebut mirip dengan oppa oppa Korea. Mana ngerti Alfin tentang begituan.
"Siapa sih tadi namanya"
"Luk-lu-luke"
"Uke?"
"Ah bukan"
"Lukes?"
"Bukan"
"Ah Lucas"ucap Alfin saat mengingat nama yang disebut perempuan tadi
Ia mengeluarkan ponselnya dan mencari ke google.
Lucas oppa Korea
"Si anjing ko mirip gua"gumam Alfin
"Wahh pasti dia ngefans sama gue nih"
Alfin menscroll kebawah, matanya melotot melihat hari ultahnya sama. "Gak beres nih"ucap Alfin menggelengkan kepalanya
Alfin telah sampai ditempat tukang siomay, tanpa lama ia langsung memesannya. "Nih bang makasih"ucap Alfin menyodorkan uangnya
"Saya mau masnya bayar pake foto aja, boleh mas?"tanya sang penjual siomay
Alfin mengerutkan keningnya, kenapa hari ini banyak sekali yang meminta fotonya?
"Boleh mas?"tanyanya sekali lagi
"B-buat apa?"tanya Alfin
"Buat saya di upload atuh,biar mereka tau kalo saya itu foto bareng Lucas ensiti"
"T-tapi nama saya Alfin bang"
"Ah saya gak peduli, boleh mas?"paksa tukang siomay
Alfin menggaruk tengkuk kepalanya yang tak gatal. Ia hanya mengangguk tanda menjawab iya.
•••
Eyyooo
Selamat malam-!!
Jangan lupa votenya ya, mood banget liat spam vote dari kalian hehe-!!
See you next chapter 💗
Btw, kalo ada typo komen ya:>
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Dilapidated [END]
Humor[BELUM DIREVISI] [SEKUEL MHID SUDAH ADA, SILAHKAN DICEK] "Kamu sudah pesan makanan?"tanya Aska. "Udah." "Kamu ko gitu sama saya?"tanya Aska. Yura menatap aneh bosnya ini. "Gitu gimana pak? Saya ga ngerti."ucap Yura. "Harusnya kamu nungguin saya tadi...