Hari ini Yura telah bersiap untuk melakukan olahraga yoga, darimana Yura tau tempat latihan itu? Tentu saja pemberitahuan teman semasa SMA nya. Yura memasukkan barang yang diperlukan ke dalam tas kecil.
Rambutnya ia gulung dengan asal, sedikit berantakan namun tak mengurangi kecantikannya. Jika ada yang bertanya kemana suaminya itu, tentu saja ada. Seperti biasa ia menunggu istrinya itu dibawah.
"Ayo"ajak Yura
"Hm"dehem Aska
Aska langsung menuju ke tempat yang sudah Yura beritahu alamatnya. Cukup jauh, namun tak apa demi kesehatan anaknya itu.
Butuh waktu 30 menit untuk sampai ke tujuan, Aska dan Yura masuk kedalam ruang latihan. Disana sudah banyak para ibu hamil yang ditemani oleh suaminya. Ia menengok Aska yang pandangan melihat orang-orang.
"Ternyata rame ya"ucap Aska dan diangguki oleh Yura
Yura berjalan menghampiri salah satu ibu hamil yang sedang duduk, ia duduk disampingnya dan tersenyum tentu saja dibalas dengan senyuman oleh orang itu.
"Mas sini!"suruh Yura
Aska yang sedang menerima telepon pun memberi kode pada istrinya itu sebentar lagi, Yura yang melihatnya mengerucutkan bibirnya sebal. Sedang teleponan dengan siapa suaminya itu?
Tak sampai 5 menit kini Aska sudah berdiri disamping Yura. "Abis telponan sama siapa?"tanya Yura
"Istri muda"celetuk Aska
Yura membentuk bibirnya huruf o, lalu ia mengangguk. "Tumben gak marah"ucap Aska
Yura yang sedang memperhatikan orang-orang pun mendongakkan kepalanya. "Emang ada yang mau sama mas selain Yura?"tanya Yura
Aska menautkan kedua alisnya, apa istrinya itu barusan berucap jika dirinya tidak laku? Tidak tampan? Atau-- Oh ayolah, dirinya itu tampan. Bahkan sangat, mana ada orang yang menolak pesona Aska.
"Saya ganteng, mana ada yang berani nolak saya"ucap Aska
"Ada"ujar Yura
"Siapa?"tanya Aska
"Aku"jawab Yura
Aska mendelik sinis, sedangkan Yura menyengir memamerkan gigi rapihnya.
"Kalo nolak, kenapa waktu itu diterima lamaran saya?"tanya Aska
Yura merubah wajahnya menjadi sendu, bibirnya melengkung kebawah. "Yura cuma kasian, takut mas Aska gak laku yaudah Yura terima. Soalnya yang bisa nerima sifat mas yang kekurangan akhlakers itu cuma Yura"ucap Yura dramatis
Aska yang mendengarnya terkekeh kecil, ia mengacak rambut istrinya itu. "Kalo pun kamu mau lepas, enggak akan bisa"ucap Aska
Yura menaikkan satu alisnya. "Kenapa?"tanyanya
"Ya orang kamu lagi hamil kecebong saya"
"Kecebong dikira kodok"ujar Yura sebal
Tak lama, pengumuman untuk ibu hamil berbaris pun terdengar oleh Yura. Ia langsung berbaris dengan para ibu hamil lainnya. Sedangkan para suami berjaga-jaga dibelakang.
Kini Yura telah melakukan gerakan yoga yang dibantu dengan Aska sesuai petunjuk. "Ra"bisik Aska
"Hm"dehem Yura
"Saya gak kuat"
Yura yang matanya terpejam pun kini terbuka, ia melihat ke samping melihat wajah suaminya yang berkeringat. "Gak usah mesum!"tegur Yura dengan nada berbisik
"Allahu, saya bukan gak kuat pengen makan kamu"ucap Aska
"Terus?"
"Saya gak kuat pengen pipis"
•••
Jam menunjukkan pukul 5 sore, saat ini mereka diperjalanan untuk pulang. Yura tengah mengelap keringat suaminya itu yang sedang fokus menyetir.
Yura heran, bagaimana bisa jika suaminya itu berkeringat banyak. Dirinya yang melakukan gerakan yoga, tapi suaminya yang menghasilkan keringat banyak. Padahal suaminya itu tak bergerak banyak.
Yura menyodorkan sebotol air pada mulut Aska dengan pelan. Setelah itu Yura membuka ponselnya yang melihat-lihat foto tadi sebelum pulang. Lumayan untuk kenang-kenangan, ucapnya tadi.
"Mas berhenti! Mau baso!"ucap Yura
Aska berhenti tak jauh dari tukang baso itu, ia sedikit memundurkan mobilnya agar lebih dekat dengan tukang baso itu. Aska memberikan uang pada Yura, ia akan menunggunya di dalam mobil. Tapi, pandangannya tak lepas dari gerak-gerik Yura.
Matanya memicing ketika melihat seorang lelaki yang menghampiri istrinya itu. "Sebagai suami siaga, ini artinya tanda bahaya"ucap Aska
Tanpa lama Aska turun dari mobilnya dan menghampiri Yura yang telah berbincang dengan lelaki itu. Aska menarik pinggang istrinya itu, sehingga membuat Yura terkejut. Pasalnya, kini jarak mereka berdua sangat dekat. Aska memeluk pinggang istrinya itu dengan posesif. Seolah tidak boleh dimiliki oleh orang, hanya dia yang boleh.
Tak lupa juga, tatapan Aska yang tajam pada lelaki itu. Yura yang melihatnya pun menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku suaminya yang mulai kumat.
"Sesek, nanti bayinya nangis"ucap Yura, Aska melonggarkannya sedikit.
"Udah?"tanya Aska
"Udah"
Tanpa lama, Aska menarik tangan Yura. Sedangkan Yura hanya tersenyum tak enak pada lelaki itu dan meminta maaf lewat kode.
•••
Aku kembali hohoooo
Aku tantang 100vote+30 komen heuheu😼
Bisa ga? Bisa ga?
Skuylah bisa, masa enggak.
ADA TYPO TANDAIN YA GAES
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Dilapidated [END]
Humor[BELUM DIREVISI] [SEKUEL MHID SUDAH ADA, SILAHKAN DICEK] "Kamu sudah pesan makanan?"tanya Aska. "Udah." "Kamu ko gitu sama saya?"tanya Aska. Yura menatap aneh bosnya ini. "Gitu gimana pak? Saya ga ngerti."ucap Yura. "Harusnya kamu nungguin saya tadi...