18. Jujur

625 60 3
                                    

SELAMAT MEMBACA💘

•••

Kabar bahwa Gerald sudah siuman dan baik-baik saja membuat seluruh anggota Vektor dan Forla lega. Mereka bersyukur cowok itu tidak apa-apa karena kejadian semalam. Bahkan katanya dia sudah bisa diajak becanda.

"Udah ada rencana buat bales Rektor?" tanya Tama sangat antusias membahas itu. Ia tidak sabar untuk olahraga.

"Biasanya Lakra udah ada rencana, secara ya kan otak Lakra hiperaktif kalo udah ada sangkut-pautnya sama strategi," sahut Akmal.

"Daripada otak lo isinya Mbak Irene doang," cibir Endro. "Bangun tidur bukannya nyebut alhamdulillah malah nyebut mbak Irene," sambungnya tidak lupa menjitak kepala Akmal sampai temannya itu meringis sakit.

"Daripada otak lo isinya konten buat nge-thread di twitter," balas Akmal tidak mau kalah.

"Biarin gue kan seleb. Emang lo?" sinis Endro. "Nggak banget deh gue main sama lo. Gue seleb nih."

"Ampun bang jago. Kurang-kurangin deh. Takutnya ini hari terakhir lo nge-thread," kata Akmal mulai malas meladeni Endro.

"Diem dah lo berdua. Gue lagi serius jangan ganggu," ketus Tama pusing sendiri mendengar adu mulut kedua temannya itu.

"Gimana, Kra, udah ada rencana?" tanya Tama lagi.

Lakra, cowok itu fokus dengan layar laptop di pangkuannya dan terlihat tidak peduli dengan pertanyaan Tama.

"Ko, lo udah ada rencana?" Tama beralih bertanya pada pak ketua karena wakilnya kacang sekali.

"Lakra udah ada rencana. Tunggu dulu, dia lagi laporan sama bang Duta tentang obrolan kita waktu itu," kata Miko membuat Tama membulatkan mulutnya.

"Pokoknya gue nggak terima Gerald, Dino, sama Bisma dikeroyok. Cupu banget anak-anak Rektor mainnya keroyokan," ujar Tama menggebu-gebu.

"Betul tuh, gue juga nggak terima. Gue pengin war sama Rektor!" Anak Vektor yang lain menimpali ucapan Tama.

"Balas dendam itu nggak baik, tapi lebih nggak baik lagi kalo kita diem aja liat temen dihajar habis-habisan sampe sekarat!" tambah cowok yang baru saja duduk sembari memeluk toples berisi makanan ringan yang dia dapat dari lantai atas tempat anak-anak Forla berada.

"Nah, pinter-pinter nih temen-temen gue," puji Akmal mendengar anak-anak Vektor juga semangat untuk membalas perbuatan musuh mereka.

"Kumpul-kumpul," komando Tama saat Lakra meletakkan laptopnya ke meja dan bersiap memberi tahu rencananya.

Lakra mulai menjelaskan rencana apa yang sudah ia pikirkan semalaman. Bukan rencana besar tetapi cukup untuk membalas perbuatan musuh mereka. Strategi yang cukup simpel dan mudah dipahami langsung mereka setujui.

"Balas dendam terbaik itu membuktikan pada lawan kalau kita nggak mudah terpancing sama umpan-umpan sampah mereka," ucap Miko setelah Lakra selesai menjelaskan rencananya.

"Tetep inget kata-kata gue. Jangan gegabah. Lo semua bisa mati kalau salah langkah," peringat ketua itu.

"Terus kapan mau balas dendam, Ko?" tanya cowok yang duduk di depannya.

"Lebih cepat lebih baik. Tapi tunggu Gerald, Bisma, sama Dino sembuh dulu," jawab Miko.

"Sekalian gue mau bales Gatra yang udah narik simpatik Dania. Gue nggak suka dia deketin Dania," katanya mengundang sorak-sorai dan siulan menggoda.

"Wah, cemburu nih pasti. Cocok lah Ketua Vektor sama Ketua Forla."

"Bapak negara dan ibu negara."

VEKTOR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang