SELAMAT MEMBACA💘
Vote komen kalo kalian suka ya🙏🏻
An : Maaf jika ada kata-kata yang kurang pantas, aku harap kalian jangan meniru ya•••
Event Tahunan SMA Anggrek sudah mulai sejak pagi tadi. Sambutan dari Kepala Sekolah dan Ketua OSIS sebagai pembuka dan acara-acara selanjutnya dimeriahkan oleh para pengisi acara.
Yang datang ke event ini sangat banyak karena bukan hanya dari SMA Anggrek tapi juga dari sekolah lain.
"Ini kok Dania nggak keliahatan? Kemana kepala suku lo, Sya?" Tama bergabung dengan teman-temannya setelah memantau anggota Pasukan 130 yang hari ini bertugas mengamankan jalannya event ini.
"Dania di belakang panggung, dia kan jadi panitia," jawab Pasya seadanya dan kembali merekam guest star yang sedang bernyanyi di atas panggung untuk keperluan snapgramnya.
"Cuci mata kuy, ciwi-ciwi sekolah lain menggoda iman semua," ujar Endro merangkul Akmal untuk mengikutinya.
"Gimana semua aman?"
Tama menoleh ke arah Miko dan mengacungkan jempolnya.
"Gue samperin Dania dulu." Miko beranjak pergi untuk menghampiri Dania yang ada di belakang panggung. Ia tidak mau waketos itu mencari kesempatan untuk dekat dengan Dania.
"Hai," sapa Miko tersenyum lebar ke arah Dania dan melingkarkan lengannya ke pinggang ramping cewek itu.
"Miko, lepas," bisik Dania tetapi Miko malah semakin menggeratkan rengkuhannya.
"Gue nggak mau dia deketin lo," balas Miko juga berbisik dan menunjuk Dewa dengan dagunya.
"Tapi nggak gini juga, Ko, rame nih gue malu."
"Lo emang bisa malu juga ya?" kekeh Miko menggerakkan tangannya ke atas. Merangkul pundak cewek ini dan menarik ikat rambutnya agar leher Dania tidak terekspose.
"Bisa lah, urat malu gue belum putus!"
"Yaudah jangan sampe putus ya."
"Apanya?"
"Kita."
Dania menabok lengan Miko yang bertengger di pundaknya. "Sembarangan lo. Kita jadian aja enggak gimana mau putus?"
"Jadian itu nggak penting yang penting komitmennya."
"Komitmen gundulmu. Semua cewek juga butuh kepastian. Komitmen doang nggak cukup!"
"Lo ngode gue biar gue kasih kepastian? Gue mah ayo aja kalo lo mau gue seriusin. Kalo perlu besok Minggu nikah."
Boleh tidak kalau Dania terbang mendengar itu? Boleh kan? Sekarang degub jantungnya sudah tidak bisa dikontrol lagi, bahkan ia tidak tahu semerah apa pipinya sekarang mendengar Miko berkata seperti itu.
"Besok Minggu nih," cetus Miko karena Dania diam saja.
"Mau nggak? Nikah sama gue. Kebetulan cita-cita gue nikahnya kalo nggak Sabtu ya Minggu."
"Miko udah!" sahut Dania sudah kepalang malu karena di backstage ini ramai oleh anak OSIS yang menjadi panitia dan beberapa pengisi acara.
"Kenapa?" kekeh Miko.
"Jangan becanda terus lah, di sini banyak orang. Gue nggak mau ya kalo mereka sampe mikir macem-macem tentang kita."
Miko mengusap gemas puncak kepala Dania dan berkata, "Cuek aja kenapa sih? Kita ini yang ngerasain bukan mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
VEKTOR (END)
Teen FictionKisah ini bukan hanya sebatas percintaan, persahabatan, kekeluargaan, tetapi juga ada teka-teki yang harus kalian tuntaskan bersama Miko dan Vektor! "Itu artinya udah nggak bisa lihat cantiknya gue lagi ya?" ••• WARNING! : Simpan yang baik, dan bua...