SELAMAT MEMBACA💘
Part ini banyak soal kasus yang diselidiki Vektor, jangan ada yang diskip ya bacanya👍🏻•••
Sudah dua hari berlalu semenjak Dania diteror oleh nomor yang tidak dikenal. Tetapi sampai sekarang belum ada titik terang siapa pelakunya. Dewa, Rafi, Gatra, dan Rektor 1 atau Fendi masih dalam pantauan.
"Kode biner, teror yang Dania dapet, pasti ada sangkutpautnya," simpul Tama.
Kini inti Vektor sedang berkumpul di ruangan tertutup khusus hanya untuk mereka di markas. Mereka ingin membahas lebih lanjut soal penyelidikan agar segera tuntas.
"Masalahnya yang ngirim kode biner itu motifnya mau bantu kita apa cuma mau ngecoh doang nih?" Akmal masih memikirkan hal itu.
Endro mengangguk, satu pemikiran dengan Akmal.
"Menurut gue yang kirim kode biner itu ada di pihak kita. Dia juga mau dalang di balik kematian alm. bang Davin dan alm. bang Dega secepatnya terungkap," ujar Tama lagi.
Miko menegakkan tubuhnya dan menatap satu per satu inti Vektor. "Kita harus bisa temuin orang yang udah kirim kode biner itu. Gue yakin dia tau banyak hal tentang kasus ini," katanya.
"That's right!" Tama menjentikkan jarinya lalu menunjuk ke arah Miko. "Tapi masalahnya kita mau cari dia di mana?"
Akmal menepuk kedua bahu Lakra. "Biasanya nih orang paling gercep kalo urusan beginian. Gimana Kra?"
"Nggak ada akses buat retas data-data lagi. Dalang di balik kasus ini tau kalo kita lagi menyelidiki," jawab Lakra seperti biasa dengan aksen datar dan dingin.
"Yang kirim kode biner? Lo udah tau belum?" tanya Endro pada Lakra. Cowok dingin itu menggelengkan kepalanya.
"Yang jelas bukan Rafi." Hanya itu yang bisa Lakra sampaikan.
"Kayaknya hopeless banget kalo kita mau lanjutin penyelidikan. Udah nggak ada akses apapun lagi kan?" ujar Miko menyimpulkan.
"Satu-satunya cara ya kita cari tau siapa yang teror Dania dan yang kirim kode biner itu," sambung Miko diangguki oleh inti Vektor lainnya.
"Yang teror Dania udah jelas dia emang punya niat buruk, tapi yang kirim kode biner nggak tau kenapa gue yakin banget dia mau bantu kita buat selesein kasus ini," ujar Tama masih dengan keyakinannya.
"Woi woi!" Endro mendelikkan matanya saat ada pesan masuk ke e-mail resmi milik Vektor dan Forla.
"Lo kenapa, Ndro?" tanya Akmal kepo dan mendekat ke arah Endro yang menatap layar laptop dengan sangat serius.
"Kode biner lagi," celetuk Akmal membuat Miko, Lakra, dan Tama mendekat.
"Pengirimnya anonim?" tanya Tama memastikan ia tidak salah lihat. "Fiks dia nutupin jati diri ini mah."
"Itu kita bahas nanti, sekarang convert kode biner itu ke teks dulu," suruh Akmal langsung dilakukan oleh Endro.
Cowok itu menyalin kode biner yang ada, kemudian masuk ke website untuk mengubahnya menjadi sebuah teks.
"Pembunuh itu ada di sekitar kalian. Hati-hati." Seperti itu kalimat yang keluar setelah kode biner di-convert ke teks.
"Kan apa gue bilang, dia ada di pihak kita," ujar Tama semakin yakin. "Teka-teki dari dia bisa kita andelin."
Lakra duduk menghadap ke papan yang sudah tertempel foto-foto orang yang sedang mereka pantau.
Dewa: Adik tiri Derwin dan adik kandung Fendi. Motifnya jelas, dia ingin merebut kuasa Miko di Vektor.
KAMU SEDANG MEMBACA
VEKTOR (END)
Teen FictionKisah ini bukan hanya sebatas percintaan, persahabatan, kekeluargaan, tetapi juga ada teka-teki yang harus kalian tuntaskan bersama Miko dan Vektor! "Itu artinya udah nggak bisa lihat cantiknya gue lagi ya?" ••• WARNING! : Simpan yang baik, dan bua...