28. Di Taman Kompleks

566 47 4
                                    

SELAMAT MEMBACA💘

•••

Gugup itu pasti. Apalagi ini kali pertama Miko bertemu dengan Papa Dania. Duduk satu meja dengan pria paruh baya itu membuat Miko sedikit canggung untuk menatapnya. Ia takut Dania tidak boleh dekat dengan cowok sepertinya yang jauh dari kata baik.

"Waktu itu Om sebenarnya lihat mobil kamu keluar rumah," ujar Pram—Papa Dania. "Tapi Om belum tau kalo kamu temennya Dania. Pas Dania ngomong baru Om tau."

Miko menoleh dan mengangguk. Ia juga menyunggingkan senyum terbaiknya.

"Itu kenapa pipi kamu kok ungu-ungu?" tanya Papa Dania terkekeh. "Anak cowok memang nggak bisa lepas dari yang namanya berantem."

"Kayak Papa dulu kan?" sahut Mama Dania yang baru saja duduk di samping suaminya itu.

"Ya kan Papa pernah muda."

Dania menggeleng pelan mendengar jawaban papanya. "Miko yang gantiin bang Duta di Vektor, Pa. Yang pernah Dania ceritain."

"Oh kamu Miko Argani itu?" Miko mengangguk mendengar pertanyaan calon papa mertuanya. Eh, aamiin aja.

"Muka kamu nggak asing kalo Om lihat-lihat." Papa Dania menelisik wajah Miko dengan seksama.

"Ih, Papa apaan sih? Emang pernah lihat Miko?" tanya Dania.

"Mukanya nggak asing. Papa sih belum pernah ketemu sama Miko."

"Mungkin Om ketemu sama papa atau mama saya. Jadi nggak asing kelihatannya Om," ujar Miko sesopan mungkin.

"Siapa nama orang tuamu?" Pram bertanya.

"Gani Dimasarya, Om. Kebetulan Mama saya psikiaternya Dania," jawab Miko.

"Loh anaknya Pak Gani sama Bu Arlin?" Pria paruh baya itu memastikan.

"Iya Om."

"Pantes mukanya nggak asing. Papa kamu itu dulu sering main golf sama saya. Tapi sekarang karena saya udah nggak pernah main jadi nggak pernah ketemu."

"Om suka main golf?"

Papa Dania mengangguk. "Suka. Kapan-kapan kita main bareng. Ajak papamu juga."

"Oke, Om. Nanti saya kabari lagi."

"Tante nggak nyangka dunia sesempit ini ya? Kelihatannya aja luas tapi kenyataannya sempit. Buktinya tanpa sepengetahuan Tante kamu ternyata anaknya psikiaternya Dania. Papamu temen Papanya Dania," ujar Mama Dania terkekeh pelan.

"Dania juga baru tau, Ma. Kalo tante Arlin mama dia," ujar Dania menoleh ke arah Miko sekilas.

"Yaudah ngobrolnya nanti lagi. Sekarang kita makan malam dulu. Duta nggak bisa ikut karena lagi sibuk ngurus kerjaannya." Mama Dania menyiapkan makanan suaminya dan mengode Dania agar melayani Miko.

"Lo mau makan sama apa, gue ambilin sini," ucap Dania mengambilkan Miko nasi dan lauk-pauknya padahal cowok itu sama sekali belum bersuara.

"Makan yang banyak ya gue tau lo belum makan dari sore tadi," kekeh Dania meletakkan piring itu ke depan Miko.

"Makasih ya, istri idaman banget deh," bisik Miko sengaja menggoda agar melihat Dania salting. Bahagianya itu mudah, melihat Dania salting karena godaannya itu sudah cukup.

"Gue gampar lo sekali lagi godain gue!" balas Dania juga berbisik.

"Eh, kok malah bisik-bisik. Ayo makan dulu," tegur Mama Dania melihat kelakuan anak dan teman anaknya itu.

VEKTOR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang