SELAMAT MEMBACA💘
•••
Kali ini bukan Dania yang mendapat teror dari nomor tidak dikenal itu, melainkan Miko. Cowok itu tiba-tiba mendapat pesan ancaman untuk segera turun dari jabatannya di Vektor. Hal itu membuat Miko dan Inti Vektor berspekulasi jika pemilik nomor tidak dikenal itu Dewa. Karena selama ini Dewa yang sangat menginginkan posisi Miko di Vektor.
"Maksud lo apa?" Miko meletakkan ponselnya di meja Dewa. Tidak peduli ia berada di kawasan kekuasaan Dewa sekarang.
"Jingan!" Miko menggebrak meja saat Dewa tidak memedulikannya. Cowok itu malah semakin sibuk mengobrol dengan teman-temannya.
Siswi-siswi di kelas itu langsung berhamburan keluar kelas karena tidak ingin ikut campur.
"Cari mati lo?" Miko mencengkeram kuat kerah seragam Dewa.
"Maksud lo apa ngancem gue dengan kata-kata rendahan kayak gini?" Miko menunjukkan isi pesan yang ia terima.
Dewa terkekeh sumbang dan menghempaskan tangan Miko. Cowok itu bangkit dan berhadapan dengan Miko.
"Udah gila lo berani nuduh gue?" ujar Dewa dengan seringaiannya. "Lo tau nomor gue, Miko. Buat apa gue susah-susah pake nomor baru buat ancem lo? Kalo gue mau pun langsung samperin lo, bukan lewat pesan begini. Pengecut."
"Jangan berkelit, Dewa. Gue tau ini ulah lo. Nomor ini juga yang udah teror Dania. Ini semua pasti kerjaan lo," kata Miko masih kekeuh dengan tuduhannya.
Dewa tertawa sumbang. "Musuh lo bukan cuma gue, Miko. Bisa jadi itu ulah Gatra atau musuh-musuh lo yang lain."
"Musuh gue yang selalu incar posisi gue di Vektor cuma lo."
"Yakin? Anggota lo? Apa lo nggak curiga sama salah satu dari anggota lo?" cecar Dewa membuat Miko bergeming.
"Di mana Inti Vektor? Kenapa biarin ketuanya dateng sendiri ke sini?" kekeh Deea meremehkan.
"Gue bukan pengecut!"
"Oh jelas, gue tau lo bukan pengecut. Tapi coba lo berpikir rasional Miko," ujar Dewa.
"Lo punya anggota baru di Vektor. Mereka lo tugasin buat pantau markas Rektor. Apa lo nggak curiga sama mereka? Kenapa bisa semudah itu mereka sadap markas Rektor?"
Pikiran Miko langsung melayang ke Rayn, Aldi, dan Satria. Tiga anggota Vektor yang baru. Ditambah Kevin yang memiliki tugas sama dengan ketiganya yakni memantau markas Rektor.
"Kaget gue tau soal itu?" tanya Dewa. "Kaget kan pasti?"
Miko masih diam.
"Rektor udah tau dari awal kalau anggota lo pasang alat penyadap di sekitar markas. Tapi Rektor biarin mereka tetap hidup dan melanjutkan penyadapan itu. Bahkan Rektor dengan sengaja membahas setiap rencana untuk menghancurkan Vektor di dekat alat penyadap itu," jelas Dewa.
"Bisa jadikan mereka kerja sama dengan Rektor sebagai perantara. Mereka kasih info tentang Rektor ke Vektor dan sebaliknya," jelas Dewa lagi.
"Gue bukan anggota resmi Rektor tapi gue tau semua tentang geng itu, Miko."
"Info yang lo kasih ke gue selalu berujung adu domba. Gue nggak akan percaya sama omongan busuk lo lagi, Dewa!"
"Tapi kali ini coba pikirin lagi, cari tau tentang ketiga anggota baru lo itu. Rayn Putra Dirgatama, Aldi Ronald Wiratama, dan Satria Fatur Pratama," ujar Dewa diakhiri dengan senyum miringnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VEKTOR (END)
Teen FictionKisah ini bukan hanya sebatas percintaan, persahabatan, kekeluargaan, tetapi juga ada teka-teki yang harus kalian tuntaskan bersama Miko dan Vektor! "Itu artinya udah nggak bisa lihat cantiknya gue lagi ya?" ••• WARNING! : Simpan yang baik, dan bua...