SELAMAT MEMBACA💘
•••
Pulang sekolah inti Vektor langsung ke markas dan membicarakan tentang rencana Dewa, Rafi, dan orang di telepon itu. Kasus kecelakaan Davin dan Dania, pembunuhan Ketua Rektor, serta dalang di balik perseteruan Vektor Rektor belum terungkap, sekarang ditambah rencana busuk Dewa. Kurang lengkap apa masalah inti Vektor angkatan 4 ini.
"Gue udah retas data milik Gatra," ujar Lakra sembari mengeluarkan map dari dalam tasnya dan melempar pelan ke meja.
"Makin puyeng gue. Ini masalah enggak kelar-kelar," keluh Tama sembari memijat pelipisnya sembari meraih selembar kertas.
Di kertas yang sudah Lakra perbanyak itu terdapat capture-an percakapan Gatra dengan seseorang dengan nama kontak "Rektor 1".
"Gatra," gumam Miko pelan setelah membaca kertas itu. Gatra diperintah seseorang untuk segera menghancurkan Vektor apa pun caranya.
"Gue nggak bakalan tinggal diam kalo dia cari masalah!" ujar Miko tegas.
"Pastiin semua yang masuk ke markas punya lencana khusus keanggotaan Vektor. Meskipun dia anggota, kalo dia dateng ke markas nggak pakai lencana itu jangan dikasih masuk!"
Inti Vektor yang lainnya mengangguk. Setuju dengan perintah Miko. Sebaiknya memang seperti itu, jadi memperkecil kemungkinan ada penguntit atau perusuh di antara anggota Vektor.
"Gue bakal ngomong sama Dania, seluruh anggota Forla yang punya gelang khusus harus dipakai. Nggak punya atau nggak pakai gelang itu nggak bisa masuk markas," ujar Miko lagi.
"Masalah yang harus kita selesein apa aja nih? Gue sampe lupa," ujar Endro menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Catet di note hape lo, Ndro. Buruan! Gue juga lupa nih," timpal Akmal sama pikunnya.
"Satu, kita harus tau siapa yang udah sabotase rem mobil almarhum bang Davin. Dua, siapa yang udah bunuh ketua Rektor dan yang nyebarin rumor kalo anggota Vektor pembunuhnya. Tiga, rencana busuk Dewa, Rafi, dan orang nggak dikenal itu. Empat, perketat markas, saling menjaga antar anggota, dan lebih waspada," ucap Miko merincikan poin yang harus segera diselesaikan.
Lakra menegakkan tubuhnya. Mengintip satu map yang masih ia simpan di tasnya. Lakra ragu untuk memberikan bukti-bukti baru yang ia peroleh dari papanya.
Mereka nggak boleh tau, kalo tiga anggota Vektor angkatan dua dan tiga harus diselidiki juga. Lebih baik gue urus ini sendiri, batin Lakra lalu menutup resleting tasnya dan kembali fokus dengan arahan Miko tentang rencana selanjutnya.
"Gue enggak yakin kita berlima bisa selesein ini tanpa bantuan anak-anak yang lain, Ko," ujar Akmal mulai pesimis.
"Bener kata Akmal. Gue juga takut mereka malah mikir kita nggak butuh anggota Vektor lainnya dan milih urus masalah ini sendiri," tambah Tama setuju dengan Akmal.
"Tapi ini tugas inti Vektor. Ketua-ketua terdahulu kasih tugas ke kita, bukan mereka," sahut Miko.
"Seenggaknya mereka juga tau kita ada tugas besar. Mereka bisa bantu kita buat cari tau apa rencana Dewa dan halangin rencana Gatra buat hancurin Vektor," Endro ikut bersuara.
Miko melirik ke arah Lakra. Meminta usulan juga pada wakilnya yang cerdas dan bisa ia andalkan di saat-saat seperti ini.
"Gue setuju." Lakra mengangguk singkat.
"Tunggu apa lagi?" Tama bangkit dan membereskan berkas-berkas yang berserakan di meja.
"Kita kasih tau mereka. Lebih cepat, lebih baik," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VEKTOR (END)
Teen FictionKisah ini bukan hanya sebatas percintaan, persahabatan, kekeluargaan, tetapi juga ada teka-teki yang harus kalian tuntaskan bersama Miko dan Vektor! "Itu artinya udah nggak bisa lihat cantiknya gue lagi ya?" ••• WARNING! : Simpan yang baik, dan bua...