65. Pengakuan

606 58 8
                                    

SELAMAT MEMBACA💘

•••

"Cantik banget lo, Dan, hari ini." Gerald memuji dengan jujur penampilan dan riasan Dania hari ini.

Yang dipuji pun langsung menunduk. Pakaiannya seperti biasa, ia memakai jaket kebesaran Forla, t-shirt hitam, long jeans, dan sepatu boots. Lalu ia merias wajah juga seperti biasa, tidak berlebihan bahkan terkesan natural.

"Ada maunya ya lo muji gue? Perasaan gue biasa aja deh," balas Dania ketus.

"Astaghfirullah dipuji bukannya bilang makasih malah begitu," sengit Gerald.

Dino yang baru saja kembali dari dapur dengan membawa segelas kopi pun ikut nimbrung. "Cantik amat lo, Dan. Mau ke mana?"

"Hah?" Kening Dania mengerut bingung. Ini orang-orang kenapa? Dania langsung berjalan menuju kaca besar yang ada di sudut ruangan. Kaca itu milik Satria, playboy yang satu itu memang agak narsis sampai bawa kaca ke markas untuk melihat wajahnya yang tampan rupawan, katanya.

"Gue biasa aja perasaan. Kenapa sih lo berdua?"

Dino dan Gerald langsung mendekati Dania dan berdiri di samping kanan kirinya. Mereka berdua malah narsis senyam-senyum ke arah kaca.

"Serius Dan lo cakep banget hari ini," ujar Gerald kembali memuji.

"Masa sih?" Dania merapikan rambutnya dan melumat pelan bibirnya. "By the way, makasih ya pujiannya."

"Tumben akur," celetuk Miko dari belakang, lalu mendorong tubuh Gerald dan Dino agar menjauh dari Dania.

"Akur salah, ribut salah. Kasian banget jadi gue," ujar Gerald dramatis kemudian memilih pergi diikuti oleh Dino.

"Cantik banget. Mau ke mana?"

"Kenapa sih pada muji gue cantik mulu?"

Miko terkekeh dan menyelipkan anak rambut Dania ke belakang telinga. "Lo emang cantik tiap hari Dania. Tapi kali ini nggak tau kenapa lo jauh lebih cantik."

"Kalo itu sih gue tau," ujar Dania sombong.

"Mau ke mana emang cantik begini?"

"Nggak kemana-mana. Kan kita mau jalanin rencana malam ini. Mau Beno cepet muncul kan?" Miko mengangguk.

"Ya udah."

"Tapi kenapa harus secantik ini? Nanti kalo Beno kepincut sama lo gimana?" cecar Miko tidak rela kecantikan Dania dinikmati oleh cowok lain.

"Nggak pa-pa, lumayan punya cowok dua."

"Heh, mulutnya!" tegur Miko membuat Dania terkekeh dan berlari pergi ke markas Forla yang ada di atas.

"Ini Rektor kok adem ayem nggak mau nyerang kita lagi apa gimana?" Satria bergabung dengan anggota Vektor lainnya.

"Rektor nyerang panik, nggak nyerang kangen. Mau lo apa, Sat?"

"Mau gue dia, Bis. Tapi dia nggak mau sama gue. Gimana tuh?"

"Mampus!"

Satria terkekeh dan melempar Bisma menggunakan bantal sofa. "Becanda njir. Gue belum pernah denger ada cewek yang nggak suka sama gue. Belum gue deketin aja mereka udah kirim sinyal-sinyal open heart."

"Sinyal apa?" Tama menaikkan sebelah alisnya.

"Open heart, buka hati, Tam. Masa gitu aja nggak tau?"

"Bahasa lo yang ribet!" cibir Tama menginjak pelan kaki Satria. "Playboy cap apa lo?"

"Cap buaya jantan yang setia."

VEKTOR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang