SELAMAT MEMBACA💘
•••
Lima cowok berperawakan gagah dan tinggi bersama-sama menyusuri lorong menuju kelasnya yang ada di lantai paling dasar. Kelimanya terlihat semakin terasa auranya.
Miko, Lakra, Tama, Akmal, dan Endro.
Semenjak berita kelimanya menjadi inti Vektor minggu lalu, banyak yang mencari tahu tentang kelimanya. Mereka bukan most wanted atau pun orang-orang yang disegani. Namun sekarang mereka menjadi dipandang lebih. Siapa yang tidak tau Vektor? Vektor terbentuk di SMA Anggrek, sebagian besar anggotanya juga dari SMA Anggrek.Belt yang mereka pakai pun sudah memperlihatkan ciri khas Vektor. Belt itu hanya dimiliki oleh anggota Vektor dengan lambang huruf V besar yang terlihat gagah dengan sayap di kanan kirinya. Siapapun yang berjalan berlawanan arah bisa melihat jelas belt yang mereka pakai karena kemeja seragam mereka dimasukkan, meskipun tidak rapi.
"Halo, Miko," sapa Anna sembari melambaikan tangan pada Miko yang berjalan di belakang Lakra dan Tama.
Miko tersenyum dan membalas lambaian itu. Matanya mengarah pada cewek yang berdiri di samping Anna. Miko tersenyum tipis untuknya kemudian melihat ke depan lagi.
"An, gue nggak suka lo tepe-tepe sama Miko ya!" protes Dania sambil menunjuk wajah Anna.
"Apa sih, Dania?" Anna cemberut dan masuk ke dalam kelas.
"Cemburu lo si Anna tepe-tepe ke Miko?" Sevina terkekeh pelan.
"Siapa Miko sampe gue cemburuin?" sahut Dania sewot.
"Duh, tinggal bilang iya gue cemburu apa susahnya sih, Dan?" sindir Pasya sembari mencolek lengan Dania.
Dania berdecak kesal dan melenggang pergi. Ia ingin menghabiskan waktu di rooftop.
"Nggak temen sendiri, nggak orang lain, bahasnya Mikoooooo terus!" Dania menggerutu setelah mendengar sekumpulan siswi sedang membicarakan tentang cowok itu.
"Kalo jalan matanya melek!" Dania menegur dengan keras saat bahunya bertabrakan dengan bahu Akmal.
"Ini gue udah melek nih!" Akmal membuka matanya lebar-lebar dan mendekatkan wajahnya pada Dania. "Nggak liat mata gue udah mendelik begini?" tanyanya.
"Yang ada mata lo tuh merem, gue dari tadi berdiri di sini main tabrak-tabrak aja. Modus lo ya biar bisa ngerasain nyamannya bahu gue?" ujar Akmal dengan pedenya.
"Apaan sih lo? Nggak jelas banget," ketus Dania, "minggir gue mau lewat!"
Akmal bergeser dan mencibir pelan, "Untung lo nggak kalah cantik dari mbak Irene Red Velvet. Kalo jelek udah gue pites lo!"
"Bjir, masih aja lo jadi fanboy," timpal Endro sambil menggeleng heran.
"Diem lo tukang bikin thread receh!" sewot Akmal membalas.
"Yang penting banyak yang jbjb," sahut Endro menepuk dadanya bangga.
Akmal berdecih. "Paling lo ngancem anak-anak grup twit lo biar di-jbjb-in," ejeknya.
"Enak aja lo kalo ngomong!" Endro tidak terima. Dirinya kan memang selebtwit, wajar dong banyak yang nge-reply thread-nya.
"Diem ah, bacot!" Tama melerai keduanya, kalau tidak dilerai perdebatan itu akan berlangsung sampai mulut mereka sama-sama berbusa.
"Nggak sopan banget dia lewat depan kelas orang nggak nyapa," celetuk Tama pada Miko.
Miko hanya tersenyum tipis dan masuk ke dalam kelas. Dania yang asli tidak mengesalkan seperti itu. Cewek itu ramah, murah senyum, dan periang. Tapi itu dulu, sebelum semuanya berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
VEKTOR (END)
Teen FictionKisah ini bukan hanya sebatas percintaan, persahabatan, kekeluargaan, tetapi juga ada teka-teki yang harus kalian tuntaskan bersama Miko dan Vektor! "Itu artinya udah nggak bisa lihat cantiknya gue lagi ya?" ••• WARNING! : Simpan yang baik, dan bua...