SELAMAT MEMBACA💘
Jangan lupa ada bintang yang harus kalian tekan, ada kolom komentar yang harus kalian ramaikan🙏🏻•••
"Mica bangunin abang ya," suruh Arlin menurunkan Meisya dari gendongannya.
Anak kecil itu merangkak naik ke atas tempat tidur Miko dan melihat abangnya yang masih bergelung dengan selimut. Sedangkan Arlin berjalan menuju pintu kaca penghubung kamar dan balkon, lalu menyibakkan tirainya.
"Abang bangun, Mica mau sekolah dianter abang!" Meisya berteriak di samping telinga Miko hingga cowok itu sedikit terperanjat dan mengedipkan matanya.
"Abang bangun!"
Miko yang mulai terusik pun membuka matanya dan tersenyum. Wajahnya terlihat sudah lebih mendingan daripada kemarin-kemarin akibat pertempuran dadakan itu.
"Kenapa?" tanya Miko dengan suara khas bangun tidurnya.
"Kamu anter Meisya ya, Ko?" Arlin duduk di samping Meisya. Tangannya mengusap rambut putra sulungnya penuh sayang.
"Papa sudah pergi ke sekolah kamu. Kamu diskors kan?"
Miko tersenyum dan menyandarkan punggungnya di sandaran tempat tidur. Ia menggenggam tangan kanan mamanya.
"Maaf Ma, Miko udah ngecewain Mama. Maaf banget," ucapnya lalu mencium punggung tangan mamanya.
"Semuanya udah terjadi, Miko. Mama nggak kecewa sama kamu, Mama cuma sedikit menyayangkan kejadian dua hari yang lalu."
Miko menunduk dan beralih pada Meisya. "Kamu mau ke sekolah dianter sama Abang?" tanya Miko diangguki oleh adik kesayangannya itu.
"Abang mandi dulu ya abis itu kita ke sekolah. Oke?"
"Oke," balas Meisya mengacungkan kedua jempolnya lalu cekikikan saat Miko sengaja mengecup kedua pipi gembulnya.
Setelah selesai bersiap-siap Miko menyambar kunci mobil dan hoodie putihnya dari dalam lemari. Kemudian turun ke bawah menemui adiknya yang sudah siap ke sekolah.
"Let's go!" Miko menggendong adiknya itu dan berpamitan pada mamanya. Mungkin rutinitasnya satu minggu ini menjadi supir antar jemput Meisya dan itu bukan hal yang buruk.
"Abang Mica mau ketemu kakak cantik."
Miko yang fokus menyetir pun terkekeh mendengarnya. Tangan kirinya terulur untuk menoel pipi gembul Meisya.
"Kakak cantik lagi sekolah, Sayang. Nanti sore ya ketemunya."
"Abang nggak sekolah? Abang udah kerja?"
"Belum. Kenapa kamu nanya begitu?"
"Kata papa, kalo Mica udah nggak sekolah berarti Mica kerja. Kerja kayak papa kayak Abang."
"Abang libur jadi Abang nggak sekolah."
"Kakak cantik nggak libur, Mica juga enggak. Abang kenapa libur?"
Ternyata adiknya ini sangat cerewet. Bahkan lebih cerewet dari mamanya. Miko sekarang bingung harus menjawab apa pertanyaan adiknya itu.
"Abang libur sendiri. Enggak adil. Mica nanti minta bu guru buat liburin Mica juga. Biar bisa main sama Abang sama kakak cantik sama semuanya," celoteh Meisya sembari memainkan tali tas punggungnya.
"Sekolah yang pinter ya, biar besok jadi dokter kayak mama. Oke?" ucap Miko mengalihkan perhatian Meisya dan mengusap pelan puncak kepalanya.
"Abang mau jadi dokter juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
VEKTOR (END)
Teen FictionKisah ini bukan hanya sebatas percintaan, persahabatan, kekeluargaan, tetapi juga ada teka-teki yang harus kalian tuntaskan bersama Miko dan Vektor! "Itu artinya udah nggak bisa lihat cantiknya gue lagi ya?" ••• WARNING! : Simpan yang baik, dan bua...