38. Inti Forla Gagal Latihan

493 41 2
                                    

SELAMAT MEMBACA💘

•••

Semenjak kejadian Dania diganggu Dewa dan Rafi, Miko semakin posesif dengan cewek itu. Kemanapun Dania pergi pasti ada Miko. Dania ke toilet pun Miko menunggu di luar. Mari kita nobatkan Miko sebagai pacar over posesif dan over protektif.

"Mending pasangin GPS sekalian deh, Ko," usul Anna disusul dengan tawa kecilnya.

"Bener tuh kata Anna," Tama setuju. "Sampe ke toilet juga lo ikutin terus. Dania nggak bakal ilang kayak bocah TK."

"Gue nggak mau Dania kenapa-kenapa," ujar Miko.

"Iya tapi jangan over lah," Pasya ikut menanggapi.

"Borgol aja sekalian sama tangan lo, Ko," kekeh Sevina.

"Ide bagus tuh!" Miko menjentikkan tangan kirinya. "Ndro, beliin borgol. Kalo bisa yang nggak ada kuncinya."

"Oke!" Endro mengeluarkan ponselnya. Ingin mencari borgol di salah satu pusat jual beli online.

"Mau yang warna apa? Merah kuning hijau di langit yang biru?" ujar Endro bergurau.

Dania mendengus pelan. "Lo apa-apaan sih, Ndro? Diem bisa nggak?"

"Gue lagi nyari borgol disuruh Miko. Biar lo-nya nggak ke mana-mana."

"Mending lo scroll timeline twit aja deh, nggak usah dengerin apa kata Miko," kesal Dania merebut ponsel Endro dan keluar dari aplikasi berlogo tas belanjaan itu, kemudian menekan aplikasi dengan logo burung.

"Aduh, udah dibukain. Makasih ya," ujar Endro mendapat kembali ponselnya.

"Dan," panggil Akmal pelan.

"Apa lagi sih, ya ampun!" Dania memegang kepalanya yang semakin pening. "Udah deh lo mending ngebucin mbak Irene lo aja sana. Jangan ganggu gue!"

Akmal meletakkan botol air mineral ke depan Dania dan duduk di dekat Miko.

"Ngeri banget cewek lo, Bos, kalo lagi PMS," bisik Akmal pada sahabatnya itu.

"Gue emang cewek yang nggak bener ya?" tanya Dania pada mereka. Tatapan sendunya membuat mereka terdiam.

"Siapa yang berani bilang kayak gitu?" Miko menyahut tidak terima.

"Jawab aja iya apa enggak? Emang kenapa sih kalo gue deket sama Gatra dulu? Salah ya?"

Miko mengusap puncak kepala Dania menggunakan tangan kirinya guna menenangkan. "Jangan dengerin apa kata orang. Yang tau lo itu ya diri lo sendiri," katanya.

"Tapi gue kepikiran terus dari tadi. Gue—"

"Siapa yang bilang begitu? Biar gue kasih pelajaran orangnya!" Tama bangkit dan menggebrak meja.

"Biasa aja. Lo kenapa sih emosian banget?" Pasya menegur dan menarik lengan Tama agar duduk kembali.

"Soalnya gue pernah sebodoh itu ngatain cewek. Gue belajar dari yang udah-udah. Perasaan cewek sensitif. Gue nggak suka aja ada cowok yang ngelakuin kesalahan kayak gue waktu itu," ujar Tama mengingat kesalahannya pada Dania beberapa waktu lalu.

"Iya tapi nggak usah gebrak-gebrak meja emang nggak bisa?"

"Lo berdua bisa diem dulu nggak?" ujar Endro kesal.

"Diem lo!" Tama dan Pasya berujar serempak dan menunjuk wajah Endro. Yang ditunjuk pun cengengesan.

"Nggak usah dipikirin lagi," ujar Miko mengelus lembut puncak kepala Dania.

VEKTOR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang