SELAMAT MEMBACA💘
•••
Tatapan aneh, bingung, tidak percaya akhir-akhir ini selalu tertuju pada Miko dan Dania yang semakin kelihatan akur. Bukan hanya dari anggota Vektor dan Forla, tapi dari seluruh murid SMA Anggrek. Mereka tahu Dania dan Miko tidak akur dari dulu, mereka jarang terlihat bersama, tetapi sekarang lengket banget.
"Lo masih sibuk?" Miko bertanya dan duduk di bangku sebelah meja Dania.
"Masih. Gara-gara lo nih gue dihukum buat ngurus beginian."
Miko terkekeh mendengarnya lalu melihat deretan list nama-nama pengisi acara di puncak event tahunan SMA Anggrek.
"Perlu bantuan gue?"
"Enggak. Udah selesai sebenernya dari waktu itu, gue cuma masukin talent-talent ini ke susunan acara aja," jawab Dania kembali fokus ke layar laptop di depannya.
"Heh, minggir lo," usir Miko pada Pasya yang sibuk memainkan ponselnya.
"Siapa lo ngusir-ngusir gue? Ini kelas gue kalo lo lupa," balas Pasya sinis.
"Bawaannya kesel gue kalo liat muka lo. Mending keluar, Tama nongkrong di depan kelas lo," ujar Miko membuat Pasya sedikit berdiri untuk membuktikan ucapan cowok itu benar atau tidak.
"Minggir, Dan," suruh Pasya setelah melihat Tama ada di luar melalui jendela.
"Kan apa gue bilang ada Tama di luar. Nggak percayaan sih lo jadi orang."
Pasya memutar bola matanya malas. "Sokap banget sih lo." Kemudian keluar bersama Anna dan Sevina.
"Lo nanti pulang bareng gue kan?" tanya Miko beralih duduk di samping Dania.
"Gue ada janji sama Gatra."
"Dia mulu," ketus Miko. "Lo pacaran sama dia? Tapi kok gue nggak percaya ya?"
"Emang gue bilang kalo gue pacaran sama Gatra?" Dania balas bertanya.
"Ya enggak. Terus hubungan lo sama dia kayak apa? Kenapa pas kita damai kesepakatan lo bawa-bawa dia? Kenapa gue harus biarin lo deket sama dia? Kenapa lo nggak deket sama gue aja? Bukannya yang lo mau itu gue ya?"
Dania menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke arah Miko yang sudah menatapnya penuh arti. Rentetan pertanyaan itu membuat Dania ingin sekali menyumpali mulut Miko dengan kertas yang ia pegang sekarang.
"Gue sibuk, Ko, debatnya nanti aja," ucap Dania beneran sibuk.
"Berarti nanti pulang sama gue?"
"Enggak."
"Terus?"
"Ih, berisik lo ya!" Dania mendorong kening Miko menggunakan jari telunjuknya. "Jangan deket-deket!"
"Gue nanti ke rumah lo, ketemu sama Mica sama tante Arlin. Tapi malem," kata Dania.
"Gue jemput kalo gitu."
"Gue bisa dateng sendiri. Gue bukan anak manja!" katanya menekan empat kata terakhir.
"Iyalah kan anak papa mama calon mertua," ujar Miko sukses membuat Dania menatapnya dengan senyuman. Tapi senyum paksa.
"Iya, papa mama calon mertuanya Gatra. Bukan lo." Dania mengibaskan rambutnya dan tersenyum miring.
•••
"Kabar si Deo gimana?" tanya Tama pada anak-anak kelas IPA 1. Meskipun wajahnya juga dihiasi luka lebam ia masih kepo dengan kondisi temannya yang kemarin menjadi sasaran empuk musuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VEKTOR (END)
Teen FictionKisah ini bukan hanya sebatas percintaan, persahabatan, kekeluargaan, tetapi juga ada teka-teki yang harus kalian tuntaskan bersama Miko dan Vektor! "Itu artinya udah nggak bisa lihat cantiknya gue lagi ya?" ••• WARNING! : Simpan yang baik, dan bua...