57. Petunjuk

627 45 0
                                    

SELAMAT MEMBACA💘

•••

Kekeluargaan dan ketentraman di markas Vektor sudah kembali terasa usai Miko menjelaskan masalahnya dengan Lakra sejujur-jujurnya. Kini mereka sedang menunggu Lakra datang dan kembali berkumpul bersama.

"Yang gue tunggu-tunggu dateng juga akhirnya." Tama menghampiri Lakra dan melakukan handshake dengan sahabatnya itu.

Lakra beralih pada Akmal dan Endro yang menghampirinya juga. Lalu melakukan kedua sahabatnya itu menyambut dengan pelukan selamat datang ala cowok.

"Gimana kabar lo?" tanya Akmal pada Lakra.

"Baik."

"Sori sempet mikir yang enggak-enggak tentang lo sama Dania, Kra," ujar Endro.

"Lupain. Gue juga salah nggak terus terang sama kalian," balas Lakra ingin melupakan masalah yang sudah berlalu.

"Lakra!" Lakra menoleh ke arah pintu masuk. Tidak hanya Lakra, seluruh anggota Vektor pun ikut menoleh karena lengkingan suara itu.

Lakra mengulum senyum dan merentangkan tangan, membiarkan Sevina menubruk dada bidangnya. Mengelus lembut surai Sevina penuh sayang dan kelembutan.

Pemandangan yang memancing iri hati kaum jomblo itu terlihat sangat mengejutkan. Lakra, si bongkahan es kutub bisa juga menyenangkan perempuan.

"Oanjing kirain dia nggak bisa bikin kita uwuphobia," ujar Tama pada Akmal.

"Ternyata malah di luar dugaan. Gini banget ya kalo liat es lagi uwu-uwuan."

"Lihat tuh nyaman banget pelukannya. Kek nggak ada orang lain selain mereka di sini."

"Bener anjing gue jadi pengin," ujar Akmal berdecak pelan.

Endro lantas menoyor kepala Akmal. "Noh tiang lo peluk!"

"Lo aja sini yang gue peluk," balas Akmal mendekat ke arah Endero yang bersiap kabur.

Beralih pada Lakra dan Sevina. Keduanya sudah merenggangkan pelukan masing-masing.

"Kemana aja? Gue samperin ke rumah sakit waktu itu tapi lo udah nggak ada. Gue kira lo ke luar negeri lagi tanpa pamit ke gue!" omel Sevina memukul pelan dada Lakra berulang kali.

"Yang penting kan sekarang udah di sini," balas Lakra memegang kedua tangan Sevina dan melayangkan senyum terbaik untuk cewek itu.

"Kangen banget!" seru Sevina kembali memeluk erat tubuh Lakra.

Tidak mau kalah uwu, Miko menarik Dania agar duduk di sebelahnya. Merangkul posesif bahu pacarnya itu.

"Nggak cemburu sama Lakra lagi kan? Tuh lihat Lakra udah punya Sevina," ujar Dania pada Miko sembari menunjuk Lakra dan Sevina.

Miko menyelipkan anak rambut Dania agar ia bisa leluasa memandang wajah cantik pacarnya ini dari samping.

"Jangan diungkit lagi." Dania cengengesan mendengarnya.

"Bisa-bisanya gue sama Anna ditinggal!" pekik Pasya yang baru saja datang bersama Anna.

"Sukurin ketahan lampu merah, makanya jangan pelan-pelan bawa motornya," balas Sevina meledek.

"Gue mah taat, lo tadi sama Dania nerobos ya!" Pasya melemparkan jaket kulit kebesaran Forla ke arah Pasya.

"Kok lo malah ngajakin gue ribut sih, Sya?" Sevina melempar balik jaket itu.

"Kesel gue sama lo!"

Sevina yang hendak menghampiri Pasya langsung ditahan oleh Lakra. "Jangan emosi," pesan cowok itu.

VEKTOR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang