14. Dania di depan Miko

777 62 12
                                    

SELAMAT MEMBACA💘

•••

Sorak-sorai menggema di lapangan futsal indoor SMA Anggrek. Karena hari ini ada pertandingan persahabatan antar SMA se-Kota. Kali ini SMA Anggrek melawan SMA Cakrawala.

Kedua suporter tim itu saling melempar chant-chant kebanggaan mereka. Euforia yang tercipta semakin menambah semangat pemain yang berlaga di bawah sana.

Akmal dan Endro yang tergabung di tim futsal SMA Anggrek juga ikut bertanding. Nama mereka selalu diteriaki siswi-siswi SMA Anggrek. Seterkenal itu mereka semenjak tergabung dalam tim futsal.

"Akmal, can I follow you?" teriak salah satu siswi mengundang fokus dari seluruh suporter.

Akmal yang baru saja diganti dengan pemain lain pun mendongak dan dan mendekatkan telapak tangannya yang terbuka ke telinga.

"Can I follow you?"

Akmal tersenyum lebar dan mengerutkan keningnya sembari memakai rompi oren yang harus ia kenakan selama berada di bangku cadangan.

"Because my mom asked me to follow my dream!"

Gemuruh tepuk tangan dan siul-siulan menggoda memekakkan telinga mereka. Teman-teman sekelas Akmal, anggota Vektor dan Forla yang bersekolah di SMA Anggrek-yang ikut menyaksikan-juga ikut meramaikan kejadian itu.

Akmal menemplekan jari telunjuknya ke bibir dan menunjuk ke arah siswi yang berteriak tadi. Sedangkan siswi itu meringsut malu karena menjadi pusat perhatian.

"Bar-bar banget fansnya Akmal," kekeh Sevina menggeleng takjub.

"Korban toktok tuh," timpal Pasya.

"Berani nggak, Sev, lo begitu kalo Lakra lagi tanding voli?" tantang Anna sembari mencolek lengan Sevina sampai salting.

Pasya dan Anna terus menggoda Sevina sampai cewek itu kelimpungan sendiri menutupi kesaltingannya. Beda dengan Dania yang diam sambil melipat tangannya. Raganya berdiri di antara keramaian suporter tetapi pikirannya kembali ke kejadian di rooftop tadi bersama Miko.

Dania menoleh ke arah samping, Miko berdiri di sampingnya bersama Lakra dan Tama. Cowok itu bahkan biasa saja, beda dengan dirinya yang jadi overthinking.

Cewek itu mendengus kasar saat tersadar pikirannya seperti dikendalikan oleh Miko. Ia memilih untuk pergi dari tempat ini ketimbang kepikiran Miko terus.

"Dania mau ke mana tuh?" tanya Sevina mengalihkan perhatian Anna dan Pasya yang terus menggodanya.

"Ke toilet kali," jawab Pasya.

"Gue juga mau ke toilet ya?" alibi Sevina agar bisa selamat dari kejahilan kedua sahabatnya.

"Lakra," panggil Anna membuat Lakra menoleh.

"Sevina mau ke toilet, dia nggak berani minta lo temenin. Bisa nggak?" tanya Anna. Sangat diluar dugaan, alih-alih bodoamat, Lakra malah mengangguk dan mengulurkan tangannya pada Sevina.

Pasya dan Anna mendelik kaget dan memekik tertahan melihat itu. Sevina pun merutuki dua orang itu, bisa sekali membuatnya salting di keramaian seperti ini.

"Ayo," ajak Lakra menarik lengan Sevina karena cewek itu malah diam saja.

"Kapan gue punya cowok ya Tuhan?" lirih Pasya tidak sanggup melihat keuwuan sahabatnya tadi.

Anna pun ikut mendramatisir keadaan. "Sebenernya nggak ikhlas Sevina deket sama Lakra, tapi mau gimana lagi. Sevina bahagia deket sama dia. Ya Tuhan kasih Anna cowok kayak Lakra," katanya.

VEKTOR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang