36. Fendi di Markas Rektor

465 36 0
                                    

SELAMAT MEMBACA💘

•••

"Mau ke mana kamu Miko?" Bu Weni menghadang langkah Miko yang hendak kabur.

"Ke kelas, Bu, kan udah bel."

"Kamu ikut saya ke BK, orang tua Dewa mau ketemu sama kamu."

Miko pasrah dan ikut Bu Weni. "Hobi banget orang tua Dewa ketemu sama saya, Bu? Hobi apa kangen?"

"Miko," tegur Bu Weni.

"Lagian belum lama ketemu udah pengin ketemu lagi."

Miko menunduk sopan saat masuk ke ruang BK. Ia melihat kedua orang tua Dewa dan ada Dewa juga di sana.

"Nak Miko," sapa Mama Dewa.

"Tante," sapa balik Miko dan duduk di sebelah Bu Weni.

"Kami memohon maaf atas apa yang Dewa lakukan pada Nak Miko," ujar Papa Dewa.

"Saya dengar Nak Miko sampai harus ke rumah sakit karena Dewa. Apa itu tangan Nak Miko digips karena berkelahi dengan Dewa?"

Miko menunduk melihat tangannya, kemudian tersenyum dan berkata, "Enggak Om, memang sebelum saya ada masalah dengan Dewa tangan saya sudah digips."

"Miko memang sempat masuk rumah sakit, Pak, Bu, sebelum berkelahi dengan Dewa," ujar Bu Weni ikut menjelaskan. Miko mengangguk membenarkan.

"Cepat minta maaf, Dewa," suruh Papa cowok itu menyenggol kasar kaki Dewa.

"Kamu jangan malu-maluin Papa sama Mama terus." Kali ini Mama Dewa yang berbisik pada putranya.

"Sorry," ujar Dewa singkat.

Miko tersenyum miring dan membalas, "Lupain. Gue juga minta maaf udah bikin lo babak belur. Gue minta sama lo jangan cari gara-gara lagi sama gue."

"Miko," tegur Bu Weni. "Maaf Pak, Bu, atas ucapan Miko."

"Kami mengerti," balas Mama Dewa.

"Saya permisi," pamit Miko bangkit dan keluar dari ruang BK, disusul oleh Dewa.

"Puas lo?" tanya Dewa mengepalkan kedua tangannya kuat. "Lo ngadu ke BK?"

Miko membalikkan tubuhnya. Ia tersenyum miring. "Ngadu soal apa? Gue aja baru tau tadi kalo orang tua lo dateng lagi. Kirain kangen sama gue."

"Gara-gara lo, nyokap sama bokap gue marah ke gue!"

"Bukannya lo duluan yang mulai?"

"Gue mulai karena lo nantangin."

"Nantangin gimana? Lo yang nyeret gue ke belakang."

Dewa hendak menghajar Miko lagi tetapi tangannya sudah ditahan oleh orang lebih dulu. Dewa menoleh, melihat Dania menahan tangannya.

"Siapapun yang bikin Miko terluka harus berhadapan sama gue," ujar Dania menghempaskan tangan Dewa dengan kasar dan berdiri memunggungi Miko.

Senyum Dewa mengembang dan maju selangkah. Mengikis jarak di antara ia dan Dania. Sama sekali tidak mempedulikan Miko yang menatapnya garang.

"Kalo gitu gue bakal terus bikin Miko babak belur biar bisa deket-deket terus sama lo," ujar Dewa sedikit memajukan wajahnya, hingga napas hangat Dania bisa ia rasakan.

Dania menampar keras pipi Dewa dan mundur. Berdiri di samping Miko dan menggandeng tangan kirinya.

"Jangan pernah cari masalah sama cewek gue, Dewa. Dia lebih sadis dari pada gue," ujar Miko tersenyum penuh kemenangan melihat Dewa memegangi pipinya yang ditampar Dania tadi.

VEKTOR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang