SELAMAT MEMBACA💘
•••
Markas Vektor lagi-lagi gempar karena ada seseorang yang menyelinap masuk melalui pintu kecil berbahan kayu yang dijebol. Padahal pintu itu baru saja diganti, karena sempat rusak gara-gara kejadian beberapa waktu lalu.
"Gue kan udah minta ganti besi aja, lo pada nyesel sih," omel Tama pada teman-temannya.
"Bukan ngeyel, Tam, gue udah pesen pintu yang besi tapi kata toko bangunannya waktu itu lagi kosong. Ya udah gue beli yang ada aja," kelit Gerald.
"Alasan lo, Rald." Dino mendorong pelan bahu Gerald hingga cowok itu sedikit terhuyung.
"Kan gue belinya sama lo!" sahut Gerald keras.
Rayn yang berdiri di tengah-tengah mereka menutup telinga. "Lo berdua kalo mau ribut mending jangan di sini. Suasana lagi begini sempet-sempetnya buat ribut. Heran gue sama lo berdua," katanya lalu memilih pergi.
"Aset berharga gue ...." Dino menatap nanar kepergian Rayn.
"Goblok!" hardik Gerald meraup wajah Dino lalu ngacir pergi.
"Nggak perjaka bibir gue kena tangan lo, Rald!"
Miko menggeleng pelan melihat tingkah anggotanya yang berusaha mencairkan suasana di keadaan tegang seperti ini.
"Kode biner lagi, Ko, itu orang nggak bosen apa ya?" Akmal menyerahkan selembar kertas yang digulung kecil kepada Miko.
"Nemu di mana?"
"Satria yang nemuin tadi sama Aldi. Sekitaran tumpukan kayu deket pintu yang jebol itu katanya," jawab Akmal menunjuk area yang dikelilingi beberapa anggota Vektor.
"Tam," panggil Miko.
Tama mendengus. "Jari gue keriting lama-lama ngetik nol satu nol nol satu satu terus," keluhnya menerima kertas yang Miko sodorkan.
"Diktein, Ndro," suruh Tama pada Endro.
"Lo aja yang dikte, gue yang ngetik." Tama setuju kemudian menyerahkan ponselnya ke Endro dan ia mendikte kumpulan kode yang ada.
"Jaga yang harus dijaga, waspada banyak hal yang membahayakan," ucap Endro membaca kalimat yang tertera.
"Itu, Ndro?" Miko bertanya dan Endro membenarkan. "Jaga yang harus dijaga, waspada banyak hal yang membahayakan," ulangnya.
"Siapa dulu nih yang dijaga?" tanya Satria mendekat ke Inti Vektor.
"Cewek-cewek lo pada dijaga, gitu mungkin," jawab Rayn.
"Oh berarti gue nggak perlu jaga siapa-siapa. Kan gue jomblo." Akmal menimpali.
"Enak banget lo jomblo," sahut Satria, "gue gimana nih? Cewek gue banyak cuy, kalo gue jagain satu-satu ya nggak kuat."
"Lo donasiin aja cewek lo ke yang jomblo," usul Endro terkekeh pelan. "Gue misalnya."
Satria menatap sinis ke arah Endro. "Ogah gue donasi ke lo. Dede bayi lo yang abis lahir aja sini buat gue. Mau gue masukin sekolah khusus biar jadi sarjana playboy."
"Mati aja lo, Sat!" Endro melempar kerikil hingga mengenai jidat Satria. Membuat anggota Vektor tertawa puas melihat Satria kesakitan.
Miko menoleh ke arah Lakra, mengode agar wakilnya itu segera menyusun strategi untuk melanjutkan penyelidikan dan memperketat keamanan di sekitar markas. Khususnya anggota Forla yang sekarang sedang mencar karena sibuk dengan karir masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
VEKTOR (END)
Teen FictionKisah ini bukan hanya sebatas percintaan, persahabatan, kekeluargaan, tetapi juga ada teka-teki yang harus kalian tuntaskan bersama Miko dan Vektor! "Itu artinya udah nggak bisa lihat cantiknya gue lagi ya?" ••• WARNING! : Simpan yang baik, dan bua...