63. Dimana Beno?

422 44 5
                                    

SELAMAT MEMBACA💘

•••

Acara rutin Vektor untuk bakti sosial sudah selesai siang tadi. Sekarang mereka kembali ke markas untuk membicarakan tentang penyelidikan.

Semalam setelah keadaan markas mulai sepi ada orang berbaju hitam yang dulu sempat datang mengacaukan tanaman Forla dan menjebol pintu kayu belakang markas.

Orang itu lagi-lagi memberi gulungan kertas yang berisi teka-teki. Tapi sayangnya orang itu tidak terkejar lagi. Anggota Vektor yang bertugas untuk menjaga markas terlambat menyadari jika penyusup itu datang.

"Gue males ngitungin abjad," ujar Tama menyerahkan kertas yang ia pegang ke Miko.

"Tumben nggak kode biner lagi. Udah mabok angka satu nol kali ya yang buat teka-teki ini?" kekeh Akmal.

"Biar gue yang susun kalimatnya," ujar Dania mengambil alih kertas lusuh yang Miko pegang.

D A  N  G E  R
4  1 14  7  5 18

"Diktein angka-angka yang di bawahnya angka danger itu, Ko," suruh Dania kembali menyerahkan kertas itu pada Miko.

19 1 11 19 9  11 21 14 3 9  11 5 3 5 12 1 11 1 1 14  4 1 22 9 14  4 1 14 9 1  4 1 14   11 5 13 1 20 9 1 14  4 5 7 1  1 4 1  4 9  19 5 11 9 20 1 18   11 1 12 9 1 14

"Udah, Dan?" tanya Pasya.

"Udah."

"Kalimatnya gimana?"

"Sa–saksi kunci kecelakaan D–Davin Dania dan kematian Dega ada di sekitar kalian," ujar Dania terbata.

Miko yang peka dengan perasaan Dania pu langsung merangkul bahu pacarnya itu dan mengusap lengan atasnya pelan. Ia juga menguatkan Dania lewat senyuman.

"Teka-tekinya sebentar lagi bakal kejawab. Secepatnya kita harus temuin orang yang udah kirim kode ini. Bisa aja kan dia kirim ini buat kasih petunjuk siapa yang secepatnya harus kita temuin," cetus Miko dipahami mereka semua.

"Gue yakin banget ini orang emang tau semuanya, dia juga pengin semuanya cepet terungkap," ujar Tama.

"Vin, gue mau lihat rekaman cctv yang waktu itu gue minta arahin ke pintu kecil belakang markas bisa?" Miko menoleh ke arah Kevin.

"Gue ambil laptop dulu," ujar Kevin seraya bangkit.

"Guys, gue udah dapet info alamat rumah bang Beno yang baru. Kita mau jalan kapan?" ujar Dania bertanya kepada Inti Forla usai mengecek ponselnya.

"Tapi lokasinya lumayan jauh dan agak terpencil."

"Sekarang aja, biar nggak makan waktu," jawab Pasya.

"Gercep banget lo, Dan." Gerald berdecak takjub.

"Jangan remehin keahlian cewek dalam hal stalking," pesan Dania seraya memakai jaket kulit berwarna cokelat dengan lambang Bunga Gladious di bagian dada sebelah kanan.

"Ngeri-ngeri," celetuk Akmal. "Seharusnya dari dulu kita manfaatin kalian. Biar semuanya cepet kelar nggak bertele-tele begini."

"Aksi aja nggak cukup kalo otak nggak dipake," ujar Sevina dengan senyum penuh artinya.

"Tolong ada dua orang yang kawal Inti Forla," pinta Lakra tidak mau mengambil risiko jika membiarkan keempat cewek itu pergi tanpa pengawalan.

"Gue sama Bisma aja," ujar Dino dengan sukarela. "Ayo, Bis," ajaknya pada cowok itu.

VEKTOR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang