SELAMAT MEMBACA💘
•••
"Lo abis ngobrol apa sama Dania, Ko?" tanya Endro. "Gue denger dari anak-anak Forla dari sore tadi Dania ngelamun terus. Ngeri gue kalo dia kesambet atau apa."
"Biasalah cewek overthinking. Dia inget sama abangnya," balas Miko seadanya.
"Gue baru tau, Kra, kalo lo sama Sevina ada sesuatu," ujar Akmal pada Lakra yang dari tadi menyimak obrolan mereka.
"Sorry." Lakra menyahut.
"Berarti sekarang gue udah nggak boleh ngeklaim Sevina calon permaisuri gue ya, Kra?" tanya Akmal dengan senyum mirisnya.
"Calon ibu dari anak-anak gue ternyata deket sama sahabat sendiri," celetuk Endro meratapi nasib.
"Jebule sainganku konco dewe," lanjut Endro mengikuti irama sound yang sedang viral.
"Sabar, Ndro. Nasib kita sama." Akmal merangkul sahabatnya itu dan menerima nasib mereka.
"Tam, ngomong kek Tam diem mulu dari tadi." Miko menyenggol pelan lengan cowok itu. "Udah nggak usah dipikirin kata-kata Dania. Lo kan tau dia orangnya begitu."
"Bener tuh." Endro setuju. "Lagian sejak kapan lo suka sama Pasya? Biasanya juga ribut terus."
"Lo kayak nggak tau aja, Ndro. Setelah B kan ada C, setelah benci pasti ada cinta. Siklus cewek-cowok yang sering ribut kan begitu," ucap Akmal.
"Iya juga sih."
"Lo pake dukun mana, Kra, bisa gampang banget deketin Sevina?" Tama bertanya kepada Lakra.
"Nggak ada."
"Jujur aja, lo pasti ngedukun kan? Sejak kapan juga Sevina jadi deket sama lo? Nggak ada ujan nggak ada badai tiba-tiba deket. Apa udah jadian?" Tama nyeletuk lagi.
"Belum. Tunggu aja." Lakra tidak mau banyak bicara sebelum dirinya resmi berpacaran dengan Sevina.
"Lo nggak mau ngomong banyak tentang Sevina takut nggak jadi pacaran ya?" tanya Akmal.
"Kenapa gitu, Mal?" Miko yang menyahut.
"Iya, biasanya gitu kita udah cerita ke temen, kalo deket sama si ini si itu eh endingnya malah nggak jadian. Yang ada di-ghosting. Malu anjir!"
Mereka semua tergelak kecuali Lakra dan Tama. Lakra yang tidak sehumoris mereka, dan Tama yang sedang tidak mood.
"Pengalaman banget lo, Mal," cibir Miko.
"Iya pengalaman banget gue di-ghosting cewek. Gue kurang apa coba? Dia minta beliin apa aja bakal gue kasih, minta waktu gue dua empat per tujuh juga gue jabanin, cinta atau sayang tanpa dia minta juga gue kasih, Cok. Apa lagi?"
"Minta jatah lo kasih juga nggak?" Gerald menimpali membuat lantai bawah markas utama ini menjadi ramai karena tawa menggelegar anak-anak cowok itu.
"Otak lo otak-otak mesum ye, Rald," ujar Dino menoyor kepala temannya itu.
"Jangan sok suci lo pada." Gerald tidak mau dicap omes sendiri. "Lo kasih kan, Mal?"
"Enggak lah, mana berani gue ngerusak cewek yang belum tentu dia jodoh gue. Gue bakal unboxing cewek kalo udah halal," kata Akmal.
"Malam pertama nih pasti," celetuk anggota Vektor yang lain.
"Maap-maap nih ya sebelumnya. Bayangan lo semua besok pas malam pertama pasti cuma patnam-patnam doang kan?" Akmal menunjuk semua temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VEKTOR (END)
Teen FictionKisah ini bukan hanya sebatas percintaan, persahabatan, kekeluargaan, tetapi juga ada teka-teki yang harus kalian tuntaskan bersama Miko dan Vektor! "Itu artinya udah nggak bisa lihat cantiknya gue lagi ya?" ••• WARNING! : Simpan yang baik, dan bua...