SELAMAT MEMBACA💘
•••
Senyum nanar Miko terlihat saat membaca pesan terbaru yang masuk ke WhatsApp Dania. Ia masih menyadap aplikasi itu. Pengirim pesan lagi-lagi mengingatkan tentang hari istimewa. Entah kapan hari itu akan datang. Miko belum tau.
Miko menyimpan ponselnya ke saku celana sekolahnya kemudian berjalan ke kantin. Ia sudah memiliki janji dengan Dania. Menemani pacarnya itu untuk sarapan.
Langkah Miko terhenti saat melihat Dania sedang mengobrol dengan Tama di meja paling ujung. Keduanya tampak sangat akrab, pemandangan yang aneh karena mereka selama ini ribut terus. Tidak ingin berpikir macam-macam Miko lantas mendekat.
"Gue cabut duluan ya, jangan lupa sampe lupa yang tadi. Awas lo!" Tama tos dengan Dania dan menepuk bahu Miko dua kali lalu pergi.
"Seru banget ngobrolnya," ujar Miko menarik bangku di samping Dania.
"Ah iya tadi nggak sengaja pas mau ke sini ketemu Tama yaudah deh sekalian aja gue suruh nemenin di sini sebelum lo dateng," balas Dania dengan senyum kikuknya.
Miko terkekeh pelan dan mengacak pelan puncak kepala Dania. Lalu berkata, "Nah gitu dong akrab sama Tama, jangan ribut terus nggak enak dilihatnya."
"Jangan deh nanti Pasya cemburu."
"Pasya doang? Gue juga bisa cemburu."
Dania langsung menoleh dan mengurungkan niat untuk melahap nasi gorengnya.
"Cemburu sama Tama?" tanya Dania memastikan dan Miko mengangguk. "Salah orang kalo cemburu sama dia."
"Kenapa salah? Bisa aja kan yang dulunya benci tiba-tiba jadi cinta?" sahut Miko membuat tawa Dania pecah. Cewek itu terbahak sambil menabok lengan Miko berulang kali.
"Ngomong apa sih? Enggak mungkin lah gue berpaling ke sahabat pacar sendiri," ujar Dania setelah tawanya mereka karena raut wajah Miko yang tidak enak dilihat.
"Itu mulut lo yang ngomong, hati lo gimana?" Tatapan mata Miko sangat tajam membuat Dania bergeming di tempatnya.
"Gue nggak suka ada yang lo tutupin dari gue," ujar Miko dingin.
Dania menggeleng pelan. "Nggak ada yang gue tutupin dari lo, Ko, percaya sama gue," katanya tetapi terdengar ragu di telinga Miko.
"Buktiin aja kalo lo emang nggak nutupin apa-apa ke gue," ujar Miko seraya menyenderkan punggungnya ke dinding.
"Lanjutin sarapannya nanti keburu bel." Dania mengangguk dan menepis pikiran buruk tentang kata-kata yang Miko lontarkan tadi.
Mau lo sembunyiin serapat apapun, gue tetep tau apa rencana lo sama dia, Dania, batin Miko sembari mengusap rambut panjang Dania dan mengulum senyun terbaik untuk pacarnya itu.
•••
"Ayolah, Kra, balik lagi ke Vektor. Sekarang makin seru, semalem aja kami habis olahraga," rayu Endro terus mengganggu Lakra yang sedang mengerjakan soal-soal di materi yang belum dipelajari kelas mereka.
"Lagian off lama banget, abis kuota lo?" canda Akmal disusul kekehannya.
"Lo pikir off media sosial?" Tama melirik sinis Akmal yang duduk di sebelahnya.
"Gue becanda."
"Becanda mulu hidup lo, becanda beneran apa cuma alibi biar dikira hidup bahagia?" sahut Tama.
KAMU SEDANG MEMBACA
VEKTOR (END)
Teen FictionKisah ini bukan hanya sebatas percintaan, persahabatan, kekeluargaan, tetapi juga ada teka-teki yang harus kalian tuntaskan bersama Miko dan Vektor! "Itu artinya udah nggak bisa lihat cantiknya gue lagi ya?" ••• WARNING! : Simpan yang baik, dan bua...