SELAMAT MEMBACA💘
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya!•••
SMA Anggrek masih disibukkan oleh persiapan event tahunan. Rencananya Sabtu minggu ini puncak acaranya. Tetapi hari ini sudah tidak ada jam kosong, mereka mempersiapkan di sela-sela jam istirahat, kecuali yang tergabung dalam OSIS, mereka diberi dispensasi.
"Konser ya event tahunan nanti?" tanya Dania, ia menjalankan hukuman dari Bu Weni alhasil sekarang ia berada di ruang OSIS.
"Iya, Dania. Acaranya bakal rame nanti," jawab salah satu anggota OSIS yang mengenal Dania karena mereka satu kelas.
"Terbuka?" Cewek di depannya mengangguk saat Dania bertanya.
"Eh, yang ngurus talent siapa?" tanya Ketos dari ambang pintu.
"Gue."
Mereka semua yang ada di ruangan menoleh ke arah Dania yang notabene bukan anggota OSIS, malahan masuk dalam blacklist para anggota OSIS karena selalu melanggar aturan sekolah.
"Lo anak sebelas IPA satu? Yang dihukum Bu Weni?" tanya Ketos tadi dan berjalan mendekati Dania.
"Nih, gue udah nyiapin beberapa talent. Lo hubungi semuanya. Itu udah ada contact person-nya."
Dania menerima lembaran kertas itu dan membaca satu per satu list nama pengisi acara nanti. Ada sepuluh dan itu beberapa nama band dan personal.
"Gue ngurus ini sendiri?" tanya Dania menatap datar ke cowok di depannya itu.
"Terus mau sama siapa? Gue?" Ketos itu menjawab dengan angkuh. Dania tidak suka.
"Gue sibuk. Nggak bisa. Itu tugas lo, kerjain sendiri!" Setelah mengatakan itu cowok yang menjabat sebagai Ketua OSIS SMA Anggrek tadi pergi.
"Itu cowok namanya siapa sih? Yakin tuh dia ketos kalian?" Dania bertanya dengan lantang dan menunjuk pintu keluar dengan sengit.
"Dania, udah," lerai temannya yang tadi.
"Kesel gue. Iya gue emang dihukum terus dapet bagian ngurus talent tapi ya kali gue nyelesein ini sendirian," ujar Dania kesal.
"Itu talent-nya udah di-booking dari lama kok. Lo tinggal konfirmasi aja, Dan," kata salah cowok yang menyampirkan almamater OSIS-nya ke pundak.
"Gue bantu sini," katanya dengan senang hati mendekati Dania.
Cowok itu menarik lengan Dania lembut dan mengajak cewek itu duduk di bangku merah di sisi kanan meja rapat.
"Pake hape gue aja," kata cowok tadi saat Dania hendak mendikte nomor talent.
"Oh yaudah," cuek Dania. Ia memperhatikan cowok itu dengan seksama dari samping. Ganteng iya, manis iya, tapi ia jarang melihat cowok ini, terus ia juga tidak tahu cowok ini kelas apa dan kelas berapa. Bahkan namanya pun tidak tahu.
"Gue save in dulu kali ya nomornya? Terus nanti baru kita hubungi satu-satu biar gampang?" Cowok tadi menoleh, membuat matanya bertubrukan dengan mata Dania.
"Dania?" Tangannya ia gerakkan ke kiri dan ke kanan kala melihat Dania bengong.
"Eh iya. Gi–gimana?" balas Dania sedikit gelagapan karena terciduk.
Bukannya menjawab cowok itu malah tertawa renyah dan menggelengka kepalanya. Sontak menggaruk alisnya yang tidak gatal.
"Kok ketawa?" tanya Dania karena tawa cowok itu tidak kunjung mereda. Ini kenapa jadi sok asik gini sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
VEKTOR (END)
Teen FictionKisah ini bukan hanya sebatas percintaan, persahabatan, kekeluargaan, tetapi juga ada teka-teki yang harus kalian tuntaskan bersama Miko dan Vektor! "Itu artinya udah nggak bisa lihat cantiknya gue lagi ya?" ••• WARNING! : Simpan yang baik, dan bua...