39. Bukti Baru

427 34 0
                                    

SELAMAT MEMBACA💘
Part ini bakal bikin kalian mikir sedikit, siap-siap perang sama tebakan kalian😬

•••

"Gue yang nyetir," ujar Miko merebut kunci mobilnya yang Dania pegang. Ia menggerlingkan salah satu matanya dan masuk ke dalam mobil.

"Jangan kebanyakan gaya, baru dilepas gipsnya," ujar Dania sembari memakai seatbelt.

"Dokternya tadi bilang jangan dipake buat angkat yang berat-berat dulu, jangan berantem dulu," sambungnya mengingatkan.

Miko mengangguk. "Yang penting kan dokternya nggak ngelarang gue nyetir mobil."

"Terserah lo." Dania mengendikkan bahunya tidak peduli dan atensinya beralih pada ponselnya yang tergeletak di atas dashboard

Dania tersenyum membaca pesan yang baru saja masuk ke WA-nya.

"Kenapa senyum-senyum sendiri? Chat sama siapa?" cecar Miko yang sedang fokus dengan jalanan di depannya.

"Tumben banget lo kepo gue lagi chat sama siapa," ujar Dania.

Sembari memutar kemudinya ke kiri, Miko membalas, "Senyum lo beda. Makanya gue nanya. Pacar lo cuma gue, jangan macem-macem!"

"Ya emang pacar gue selain lo siapa sih, Miko?" Dania menyimpan ponselnya kembali ke dashboard dan menyerongkan duduknya menghadap ke arah Miko yang sibuk menyetir.

"Siapa tau berubah pikiran jadi suka sama Dewa."

Dania mendengus pelan. "Gue nggak bakalan suka sama orang yang udah ngerendahin gue. Inget itu!"

"Ati-ati kalo ngomong. Sekarang bisa ngomong nggak suka, tapi nanti kita nggak tau. Kapanpun perasaan kita gampang berubah. Cepat atau lambat," ujar Miko membuat Dania memicingkan matanya.

"Lo udah nggak suka sama gue?" tanya Dania.

"Masih. Gue suka, sayang, dan cinta sama lo. Lo-nya sendiri gimana udah cinta belum sama gue?" Miko balik bertanya. Karena dari awal pacaran Dania memang belum mencintainya.

"Kan gue udah bilang ke lo waktu itu. Bantu gue buat yakinin perasaan gue ke lo," jawab Dania.

"Iya gue tau. Sekarang gue nanya udah yakin belum kalo lo bisa bales perasaan gue?"

Dania diam sejenak, lalu menjawab, "Kalo boleh jujur sejujur-jujurnya orang jujur. Gue masih ragu. Gue pacaran sama lo itu karena gue emang butuh lo atau gue cuma takut kesepian."

"Gue yang butuh lo, gue yang takut kesepian. Gue bakal terus jagain lo. Selalu ada buat lo. Gue nggak akan pergi lagi," ujar Miko sembari meraih tangan kanan Dania dan ia bawa ke pangkuannya.

"Raga lo udah gue rengkuh. Setengah hati lo udah gue dapetin, tinggal setengahnya lagi. Lo mau kasih ke gue sepenuhnya atau cuma setengah aja, itu hak lo," ujar Miko lagi.

Dania tersenyum hangat dan mengusap tangan Miko yang ia genggam dengan ibu jarinya. Ia berkata, "Katanya cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu. Dan gue berharap cinta gue ke lo juga kayak gitu. Jangan bosen ya nunggunya."

•••

Lakra menemui papanya di kantor. Ia ingin bertanya tentang informasi terbaru yang sudah papanya dapatkan. Karena informasi itu juga bisa mempermudah penyelidikannya bersama inti Vektor yang lain.

"Lakra, sudah lama?" Papa Lakra baru saja kembali ke ruangannya setelah menyelesaikan meeting terakhir dengan klien.

"Belum." Lakra menjawab sembari membuka beberapa dokumen yang ada di atas meja kerja papanya. Papa Lakra sudah terbiasa melihat putranya kepo dengan isi dokumen-dokumen itu.

VEKTOR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang