SELAMAT MEMBACA💘
•••
"Assalamualaikum pemudi Forla yang cantik-cantik dan selalu menjadi idaman pemuda Vektor. Ganti."
Salam dan sapaan itu terdengar saat Anna meraih handy talkie yang terletak di atas meja dan menghidupkannya.
"Waalaikumussalam, kenapa?" Anna membalas dan menekan tombol ganti agar seseorang di bawah sana segera menyahut.
Memang, anak-anak Vektor dan Forla menggunakan benda itu untuk berkomunikasi. Benda itu digunakan semenjak Forla terbentuk dua tahun yang lalu. Duta, ketua Vektor terdahulu memilih handy talkie ketimbang ponsel pun juga ada tujuannya. Di sisi lain untuk berkomunikasi antara anggota Vektor dan Forla yang terhalang lantai atas-bawah, benda itu juga tidak memerlukan internet.
Handy talkie itu tersedia di lantai dasar dan atas, masing-masing ada dua buah. Itu untuk berkomunikasi memanggil atau memberi info agar lebih cepat ketimbang harus naik turun tangga. Tetapi jika masalah penting mereka lebih memilih langsung menemui yang bersangkutan tanpa harus melalui benda itu.
Awalan obrolan menggunakan benda itu juga pasti menggunakan kata Pemudi Forla dan Pemuda Vektor. Entahlah, kata Duta dulu agar menjadi ciri khas para anggota.
"Dania diminta ke bawah sama Miko."
Anna menoleh ke arah Dania yang sedang sibuk makan. "Denger sendiri kan, Dan? Gih ke bawah samperin Miko. Kasihan tau kalo dia nungguinnya lama," katanya cerewet.
"Lo buta? Nggak liat gue lagi makan, hah?" Dania sewot.
Anna nyengir dan berkata, "Dania lagi makan, over."
"Ini gue Akmal, pemuda Vektor terganteng. Pokoknya Dania ditunggu sama Miko di bawah."
Dania meletakkan makanannya kasar ke meja dan menenggak minumannya hingga tandas. Ia menggeram kesal dan bangkit. Ia merebut handy talkie yang Anna pegang.
"Gue Dania. Ngomong lewat sini aja bisa nggak?!" Dania kesal sekali.
Pasya dan Sevina yang baru saja datang pun menatap bingung ke arah Dania yang mencak-mencak tidak jelas.
"Kenapa, An?" tanya Pasya sembari melepaskan jaket kulit berwarna cokelat muda-jaket kebesaran Forla.
"Biasa dua ketua lagi berdiskusi ringan," balas Anna santai.
Pasya mengerutkan keningnya dan memperhatikan Dania yang melangkah menuju tangga.
"Ke mana, Dan?" tanyanya setengah berteriak.
"Nemuin tuh cowok satu yang nggak ada akhlak. Mau gue gantung di pohon rambutan depan!" balas Dania ngawur membuat beberapa anggota Forla yang ada di sana tertawa.
•••
"Tuh, dateng kepala sukunya," ujar Tama sembari menyenggol lengan Miko, membuat sahabatnya itu mendongak dan melihat ke arah tangga.
Miko tersenyum miring dan menggeser tubuhnya agar Dania bisa duduk di sebelahnya.
"Apa?" tanya Dania galak.
Miko menepuk sofa empuk di sampingnya, memberi kode agar Dania duduk lebih dulu.
"Nggak usah basa-basi, langsung aja ke intinya. Gue lagi makan!" ketus Dania pada Miko.
"Duduk dulu sini," pinta Miko menarik lengan Dania membuat cewek itu terpaksa duduk.
"Gue mau ngobrol sama lo, ini penting," kata Miko.
KAMU SEDANG MEMBACA
VEKTOR (END)
Teen FictionKisah ini bukan hanya sebatas percintaan, persahabatan, kekeluargaan, tetapi juga ada teka-teki yang harus kalian tuntaskan bersama Miko dan Vektor! "Itu artinya udah nggak bisa lihat cantiknya gue lagi ya?" ••• WARNING! : Simpan yang baik, dan bua...