20. Ngambek?

805 61 8
                                    

SELAMAT MEMBACA💘

•••

Seluruh murid SMA Anggrek hari ini bersorak girang karena jam kos sejak jam pertama hingga pulang nanti. Guru-guru memanfaatkan waktu ini untuk rapat sedangkan murid-muridnya berhilir mudik untuk mempersiapkan event tahunan yang sebentar lagi akan diselenggarakan.

Klub futsal SMA Anggrek yang masuk perempat final juga diberi waktu untuk berlatih, karena besok mereka ada tanding di SMA Tirta Jaya.

"Semangat ya Akmal!" Pekikan itu kembali terdengar dari siswi yang waktu itu sempat membuat heboh lapangan futsal indoor.

"Gue rasa Akmal perlu nyamperin cewek itu," ujar Tama dengan gaya cool-nya—melipat kedua lengannya di depan dada.

"Lo aja gih yang nyamperin," timpal Pasya berdiri di samping Tama.

Cowok itu terkekeh pelan dan menggeleng. "Gue nggak mau bikin cewek di sebelah gue makan hati. Nanti nangis kan gue yang repot," katanya menyindir.

"Gue nggak nangis," elak Pasya cepat.

"Emang yang gue maksud lo?" Tama menoleh menatap penuh arti kedua manik mata cewek di depannya ini. "Baperan," cibirnya. Kemudian menarik rambut cewek itu yang dikuncir menjadi satu.

"Heh kepala gue sakit bego!" omel Pasya menabok kencang punggung Tama hingga cowok itu berlari menghindar.

"Mulai tuh dramanya," cibir Dania pelan melihat kelakuan Pasya dan Tama. Kini, ia sudah ikhlas menerima kenyataan bahwa teman-temannya berhak bahagia dengan cowok-cowok pilihannya.

"Lo mau kejar-kejaran juga?" tanya Anna sembari terkekeh.

"Enggak lah," sanggah Dania cepat.

"Ini nih tersangka yang udah maling motor gue." Miko mencekal lengan Dania yang hendak kabur dari hadapannya.

"Lepas nggak?" Dania mengangkat tangannya yang satu. "Kalo nggak lo lepas gue tabok!"

"Tabok aja kalo berani," tantang Miko. "Lo dari kemarin kabur terus dari gue. Sekarang nggak akan gue lepas gitu aja sebelum motor gue balik!"

Dania cengengesan. "Ampun, Ko. Kemarin siapa coba yang nyuruh gue pulang? Lo kan yang nyuruh?"

"Ya tapi nggak usah bawa kabur motor gue segala."

"Terus gue jalan kaki gitu pulangnya?" tanya Dania dengan tampang melasnya. Berusaha membuat Miko luluh dengan wajahnya ini.

"Lo bisa naik ojek atau taksi kan? Bisa juga minta anter temen lo." Miko membalas. "Kebanyakan alesan lo. Dasar cewek!"

Dania mencebikkan bibirnya. Mengode Anna dan Sevina agar membantunya lepas dari cekalan Miko. Tetapi dua temannya itu menolak berurusan dengan Miko.

"Heh," Miko menyentil kening Dania. "Di mana motor gue?"

"Di rumah. Gue tadi berangkat di anter sama mama," jawab Dania cepat.

"Oh yaudah." Miko melepaskan cekalannya.

Respons Miko yang terlihat cuek itu membuat Dania mendelik tidak terima. "Udah gitu doang? Apaan banget dah lo gue kira bakal marah-marah nggak jelas," pungkas Dania.

"Gue bukan lo ya," sahut Miko kemudian berlalu keluar dari lapangan futsal indoor.

Ada rasa senang yang menghinggapi hati Dania semenjak hubungannya dengan Miko mulai membaik. Tetapi masih ada satu hal yang terus membuatnya sakit hati setiap mengingatnya.

VEKTOR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang