58. Nomor Tidak Dikenal

482 37 3
                                    

SELAMAT MEMBACA💘
Semoga dapet feel-nya ya!

•••

Formasi lengkap inti Vektor menjadi titik utama fokus seluruh pengunjung kantin. Diikuti inti Forla yang berjalan di belakang mereka. Pemandangan yang cukup membuat suasana kantin menjadi riuh.

"Biar gue pesenin," ucap Pasya melihat teman-temannya sudah duduk. Kemudian ia pergi ke stand penjual makanan diikuti oleh Tama.

"Kawal Pasya Tama sampe jadian," celetuk Anna mengangkat kepalan tangannya ke atas dan tersenyum lebar.

"Kawal Anna Akmal sampe pelaminan," timpal Akmal mendapat jitakan keras dari Endro yang tidak terima.

"Enak aja lo. Besok lo ke pelaminan sama Anna cuma nganterin doang, karena yang bakal duduk di pelaminan itu gue sama Anna. Lo ngemper aja," ujar Endro meledek.

Akmal mendengus. "Terserah lo!"

"Nggak usah bahas-bahas pelaminan, emang umur lo berdua panjang banget bisa sampe pelaminan?" sahut Dania membuat keduanya melongo.

Miko mengusap bahu Dania yang ia rangkul, lalu berkata, "Jangan ngomong begitu, mereka masih mau nikah dulu."

"Kalo gue mati duluan gue gentayangin lo, Dan!" ancam Akmal.

"So, kalo gue yang mati duluan, lo bakal gue gentayangin kalo sampe gangguin Anna," balas Dania tidak mau kalah.

"Ini kenapa jadi bahas mati-mati? Udah cukup pahala lo pada? Nggak malu ntar kalo ditanya udah punya bekal apa mau masuk surga terus lo pada bilang nggak ada bekal apa-apa?" ujar Sevina melerai.

"Astaghfirullah," ucap Endro, "dengerin tuh apa kata Sevina. Emang dia doang yang nalar lo berdua di luar nalar!"

Akmal dan Dania yang ditunjuk Endro pun langsung menghadiahi cowok itu dengan jitakan dan injakan kaki, membuat Endro mengadu kesakitan.

"Macem-macem lagi bukan kaki lo yang gue injak tapi harga diri!" ancam Dania menatap tajam ke arah Endro hingga nyali cowok itu menciut.

"Kalian bisa diem kayak Lakra nggak? Pusing ih pada ribut terus," ujar Anna sembari menunjuk Lakra—yang duduk anteng di sebelah Akmal—menggunakan dagunya.

"Dia mah emang dasarnya pendiem," sahut Endro.

"Diem!" Anna melotot ke arah Endro.

"I–iya iya ini diem," balas Endro menunduk takut melihat Anna yang biasanya kalem sekarang menyentaknya.

Mereka terkekeh pelan karena wajah Endro yang sangat melas setelah disentak Anna. Makanya jangan main-main sama cewek kalem, sekali disentak kicep kan lo!

"Nanti makanannya dianter sama mamangnya," ucap Pasya yang baru saja kembali bersama Tama.

Ketika Dania berdiri, Miko menahan lengannya. Cowok itu bertanya, "Mau ke mana?"

"Ke toilet bentar," jawab Dania melepaskan cekalan Miko dan mengajak Sevina. Ia takut untuk sendiri selama Dewa masih ada di sekitarnya.

"You got me feeling like a psycho psycho." Akmal mengikuti lantunan music video yang sedang ia tonton.

"Apa tuh yang psycho psycho?" tanya Endro melirik ke layar ponsel Akmal yang menampilkan lima cewek cantik yang salah satunya adalah bias Akmal.

"Wah mbak Irene," decak Endro pelan. Percayalah, Endro hanya tau satu nama itu di Red Velvet, itu pun karena Akmal yang selalu mengajaknya menjadi fanboy.

VEKTOR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang