SELAMAT MEMBACA💘
•••
Seluruh orang yang terlibat dalam kasus kecelakaan Dania dan Davin yang merenggut nyawa Davin, serta kematian Dega sudah diamankan oleh pihak berwajib. Mereka akan diadili sesuai hukum yang berlaku.
Markas Vektor juga sudah dikosongkan dan diberi garis polisi karena penyerangan semalam. Begitupun markas Rektor yang selama ini menjadi tempat persembunyian dalang di balik dua kasus itu.
Sejak semalam anggota Vektor dan Inti Forla berkumpul di rumah Dania karena perintah dari Duta. Ternyata Duta yang melapor pada polisi atas permintaan Beno sebelum datang ke markas Vektor.
"Udah dapet kabar terbaru dari Miko atau bang Duta?" tanya Akmal pada yang lainnya, karena sejak semalam Miko dan Duta belum kembali dari kantor polisi.
"Belum ada."
Tama dan Lakra yang baru saja kembali dari lantai atas untuk mengecek kondisi Inti Forla yang masih syok dengan kejadian semalam langsung meminta anggota Vektor untuk merapat.
"Pembunuh sekaligus dalang di balik kecelakaan bang Davin dan Dania, juga kematian bang Dega itu Fendi," ujar Lakra.
Orang yang mereka curigai memang benar pelakunya. Setelah Beno dan Rafi memang terbukti bukan pelaku pembunuhan berencana itu.
"Fendi melakukan semua itu untuk membalaskan dendam pribadinya pada bang Derwin. Bang Derwin juga sudah mengurus masalah itu bersama bang Alfredo," ujar Tama.
"Anggota Vektor yang semalam digiring ke kantor polisi akan bebas siang ini karena penangguhan penahanan yang diajukan bang Duta," ujar Tama lagi.
"Selama proses penyidikan jangan ada yang datang ke markas. Untuk sementara waktu Vektor harus vakum untuk menghindari hal-hal yang tidak dinginkan terjadi," ujar Lakra pada anggotanya.
Tama meminta anggota Vektor untuk berdiri tegak dan mendengarkan ucapan dari Lakra.
"Gue selaku wakil ketua Vektor dan sudah mendapat amanah dari Miko resmi menyatakan jika Vektor vakum untuk beberapa waktu ke depan sampai Fendi dan Rektor mendapat vonis hukuman atas perbuatan mereka!" tegas Lakra sembari melepas semua atribut kebesaran Vektor.
Dengan berat hati seluruh anggota Vektor yang berkumpul di rumah Dania melakukan hal yang sama dengan Lakra. Vektor vakum untuk keselamatan mereka semua.
"Kalian boleh pulang. Ingat jangan ada yang ke markas dan sebisa mungkin jangan melakukan kesalahan di luar sana," ujar Tama diangguki oleh mereka.
Sebelum pergi mereka melakukan handshake dan salam perpisahan untuk sementara waktu. Belum ada satu tahun Vektor angkatan empat mengudara mereka harus berbesar hati untuk menghentikan seluruh kegiatan yang sudah direncakan dari awal untuk sementara waktu.
"Bang Beno dan Rafi gimana?" tanya Endro pada Lakra dan Tama.
"Mereka masih diperiksa sebagai saksi," jawab Lakra.
Akmal menghela napas berat dan merebahkan tubuhnya. "Gue nggak nyangka endingnya begini. Vektor harus nerima akibat dari perbuatan Rektor."
"Yang penting dalangnga udah ketemu, Mal. Kita udah nggak harus capek-capek selidiki kasus itu lagi," sahut Endro.
"Bokap lo udah tau kasus ini, Kra?" tanya Endro diangguki oleh Lakra. Semalam Lakra langsung menghubungi papanya untuk datang ke kantor polisi untuk menyerahkan bukti-bukti yang ada.
"Bokap gue udah siapin pengacara untuk usut kasus ini sampai Fendi dapet hukuman yang setimpal. Nyawa bang Davin dan bang Dega melayang gara-gara dia," ujar Lakra dingin namun terdengar sangat emosional.
KAMU SEDANG MEMBACA
VEKTOR (END)
Teen FictionKisah ini bukan hanya sebatas percintaan, persahabatan, kekeluargaan, tetapi juga ada teka-teki yang harus kalian tuntaskan bersama Miko dan Vektor! "Itu artinya udah nggak bisa lihat cantiknya gue lagi ya?" ••• WARNING! : Simpan yang baik, dan bua...