55. Hilang Kepercayaan

751 44 0
                                    

SELAMAT MEMBACA💘

•••

Sevina menghadang langkah Miko, Tama, Akmal, dan Endro. Tatapan cewek itu sulit diartikan. Tetapi sedikit terlihat sorot kesedihannya.

"Kalian nggak ada niatan buat jenguk Lakra?" tanya Sevina langsung pada intinya. Amat sangat keterlaluan jika sahabatnya sedang sakit tapi tidak ada yang peduli.

"Dia sahabat kalian, tapi kenapa dari semalem nggak ada yang jenguk dia?" tanya Sevina lagi, tetapi keempat inti Vektor itu hanya diam.

"Gue tau Lakra salah, dia nggak terbuka sama kalian. Tapi apa kalian nggak bisa maafin dia? Dia begitu demi dapetin keadilan buat abangnya. Apa kalian nggak punya hati?"

Miko menoleh ke arah teman-temannya. Mereka saling melempar kode dan berjalan melewati Sevina.

"Atas nama Lakra gue minta maaf!" ujar Sevina berteriak, membuat inti Vektor berhenti melangkah. Bahkan murid SMA Anggrek yang berada di sekitar koridor itu langsung menoleh ke arah Sevina.

"Miko, Tama, Akmal, Endro, gue mohon sama kalian dateng ya nanti ke rumah sakit buat jenguk Lakra sebentar aja," pinta Sevina memohon.

Endro membalikkan badannya dan mendekat ke Sevina. Ia memegang kedua bahu Sevina. "Pacaran sama gue aja yuk, Sev? Lo cewek baik, lo tulus. Tapi sayang lo naruh hati ke orang yang salah," katanya membuat Sevina kebingungan.

"Maksud lo apa, Ndro? Secara nggak langsung perkataan lo menjurus ke Lakra. Salah ya gue punya perasaan ke dia? Salahnya di mana?" cecar Sevina tidak terima.

"Sev," panggil Endro pelan.

"Lo kemarin nggak tau, Ndro, gimana keadaan Lakra. Lo nggak tau kan Miko sama bang Duta hajar Lakra habis-habisan? Sahabat lo sekarang lagi sakit. Hati lo nggak tergerak buat jenguk dia?"

Akmal merangkul Endro dan mengajak cowok itu pergi. Endro memang tidak melihat langsung apa yang terjadi kemarin, tetapi setelah ia ceritakan semuanya Endro paham. Rasa kecewa pada Lakra juga Endro rasakan.

"Gue kecewa sama kalian!"

Keempat inti Vektor benar-benar menulikan telinga mereka. Lakra memang bersahabat dengan mereka, tetapi rasa kecewa membuat mereka ingin memberi jarak dulu dengan Lakra. Hanya waktu yang bisa membuat mereka bersatu kembali.

"Miko bisa bicara bentar?" tanya Dania menghentikan langkah Miko. Dania merasa Miko masih seperti kemarin, dingin padanya. Tetapi hari ini bukan hanya Miko yang dingin, ketiga temannya yang lain juga seperti itu.

"Gue ada salah ya?"

"Ko, maaf."

"Gue ada salah apa sama lo? Bisa kan kita obrolin baik-baik masalahnya?"

Tama tersenyum sinis. "Minggir, Dan, kami mau lewat."

"Gue salah apa?" Dania bingung. "Kalian kenapa jadi kelihatan benci sama gue?"

Miko tidak menggubris ucapan Dania dari tadi. Cowok itu memilih pergi. Ia takut menyakiti perasaan Dania karena kata-katanya, lebih baik diam dulu sampai suasana hatinya membaik.

"Tam," panggil Dania pada Tama yang masih berdiri di depannya. Sedangkan Akmal dan Endro sudah pergi mengikuti Miko.

"Lo lebih baik jujur sama Miko. Nggak usah bohong apalagi nutupin sesuatu dari dia. Miko paling nggak suka kalo dibohongin," ujar Tama sebelum pergi.

Dania menatap nanar kepergian keempat inti Vektor. Sebenarnya apa salahnya? Mengapa Miko menjauhinya?

"Gue harus jujur soal apa ke Miko?" gumamnya pelan setelah mencerna ucapan Tama.

VEKTOR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang