03. Trauma Masa Lalu

2K 158 16
                                    

SELAMAT MEMBACA💘

•••

Hari ini menjadi hari buruk bagi Dania. Setelah tadi di rooftop vape-nya direbut Miko, sekarang ia harus berhenti di pinggiran jalan karena ban depan motornya tiba-tiba kempes.

"Sialan!" umpat Dania sembari turun dari motor, melepas helm dan menendang ban depan motornya pelan.

"Ada-ada aja ni motor. Perasaan tadi oke-oke aja," gerutu Dania pada motor trailnya.

"Ini semua pokoknya gara-gara Miko," gumam Dania sembari mencari kontak salah satu temannya agar menjemput dan mentoingnya.

"Sev, jemput gue di deket sentral toko buku sekarang!" perintahnya saat Sevina sudah menerima panggilan darinya.

Dania berdecak kesal saat mendengar balasan Sevina, cewek itu sedang ada urusan di luar bersama keluarganya.

"Ya siapa aja yang free, Pasya atau Anna gitu. Tolong kasih tau mereka, panas banget nih di sini," kata Dania sebelum memutus sambungan teleponnya.

Dania menggeser motornya agar mepet dengan bahu jalan dan tidak menghalangi pengendara lain. Ia duduk di atas motornya dan menunggu jemputan.

"Lama banget sih, heran gue. Padahal jalan ini kan deket dari markas," celoteh Dania sangat kesal menunggu sendirian di tempat seperti ini.

"Gue keknya udah mirip cabe-cabean mangkal nih," sambungnya sembari celingukan ke kanan dan ke kiri mencari temannya.

Setelah belasan menit menunggu, ada yang datang ke arahnya dan berhenti di depan motornya. Pengendara Kawasaki Ninja ZX-10R berwarna hijau itu melepaskan helm fullfacenya dan turun dari motor.

 Pengendara Kawasaki Ninja ZX-10R berwarna hijau itu melepaskan helm fullfacenya dan turun dari motor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Dania membulat sempurna saat melihat siapa yang datang. "Kenapa harus lo sih yang ke sini?" tanyanya sewot.

"Temen-temen lo sibuk semua," ujar Miko santai, lalu berjongkok di dekat ban depan motor Dania dan mengecek kenapa ban itu bisa kempes.

"Bocor halus ban motor lo," kata Miko sembari bangkit dan menyugar rambutnya ke belakang.

"Nggak usah lo kasih tau, gue juga udah tau," ketus Dania. Ia turun dari motornya dan berkacak pinggang menatap Miko yang sedikit lebih tinggi darinya.

"Gue udah nyuruh tukang bengkel langgangan gue ke sini. Lo gue anterin aja pulangnya," ujar Miko dengan suara yang tenang seperti biasanya, tidak ketus seperti Dania.

"Gue bisa naik taksi," tolak halus Dania.

"Jarang ada taksi lewat di sini, kalaupun ada pasti udah ada penumpangnya," sahut Miko.

"Akal-akalan lo doang kan itu? Biar gue mau pulang bareng lo!" Dania memalingkan wajahnya. Muak sekali ia melihat Miko dengan wajah sok kalemnya itu.

VEKTOR (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang