Dari awal Doyoung melihat Sungchan entah kenapa terasa familiar sekali dengan wajah seseorang. Namun, dia gak begitu yakin soal itu. Mungkin hanya terpikirkan sekelebat saja orang yang dia maksud ketika dia melihat Sungchan.
Melihat Sungchan yang sepertinya sangat menyayangi putrinya terkadang ada rasa ragu dan takut yang memenuhi diri Doyoung. Merasa kalau anak-anak itu masih terlalu muda untuk punya hubungan yang mengarah ke jenjang yang lebih serius bernama pernikahan.
Doyoung tidak mengizinkan Sungchan untuk ikut liburan bersamanya dan keluarga Minggu depan ke Yogyakarta. Belum pantas ia pikir jika Naya dan Sungchan jika sampai sudah berani untuk berlibur bersama.
Masih di hari yang sama. Malam telah datang. Angin kencang berhembus di luar rumah keluarga Kim bersamaan dengan hujan yang mulai turun. Sungchan menatap motornya yang terparkir tepat di belakang mobil ayah sang kekasih. Sesekali mengusap-usap lengan sendiri saat merasa dingin yang kuat menghantam tubuhnya.
Sungchan gak mungkin pulang jika cuaca seburuk itu.
"Sungchan ini bawa jaket aku aja dulu. Kedinginan kan?"
Yang dipanggil sempat sedikit tersentak.
Sebuah senyuman manis mewarnai wajah Sungchan saat mendapatkan Naya yang baru keluar dari rumahnya.
Cowok itu mengambil jaket yang disodorkan untuknya. Kebetulan Sungchan lupa membawa outfit luaran yang satu itu, sehingga kali ini terpaksa memakai jaket hitam yang pas di badannya ketika Naya menawarkan.
"Makasih yang, besok langsung aku balikin," jawab Sungchan.
Naya cuma mengangguk mengiyakan.
Keduanya kompak menatap pemandangan luar rumah Naya yang terguyur hujan deras.
"Sorry ya kamu gak dibolehin Ayah ikut ke Jogjanya." Naya mencebik. Sedikit rasa sedih menghampiri hatinya setelah berucap kalimat itu.
Karena Doyoung merasa Naya belum pantas pergi liburan dengan pacarnya. Itulah mengapa liburan ke Jogja Sungchan gagal ikut.
Sungchan terkekeh kecil dan mengusap rambut Naya lembut seolah bicara dia tidak masalah.
"Enjoy liburannya Nay, seminggu di Jogja pasti aku bakal kangen kamu banget sih," ujar Sungchan yang gak pernah malu-malu ketika ngobrol dengan kekasihnya itu. Pun sebaliknya Naya sudah nyaman sekali dengan Sungchan.
Naya melingkarkan kedua lengannya pada perut cowok berbadan tinggi di sampingnya.
"Hujannya kok bikin aku pengen nangis ya gatau kenapa," katanya.
"Masa sih? Aku mah b aja haha," respon Sungchan sekenanya.
"Kata orang kalo lagi hujan gini enak tuh ngegalau deh. Kek dengerin musik mellow sambil mikirin mantan misalnya." Gadis itu menahan tawa, jelas dia sedang menggoda pacarnya itu sekarang.
Sungchan mendengus. "Mantan kok masih dipikirin. Say goodbye sama mantan lah, enak pelukan kayak gini sama my future ahaha. Eh Hujan mah enak makan Indomie dong."
Dia menarik pelan pundak pacarnya agar melepaskan pelukan itu.
"Makan muluuu!!" protes Naya kesal.
Sungchan tergelak. Kalau Naya merengut seperti sekarang lucunya kebangetan.
Sedang enak-enak memandangi hujan keduanya dikagetkan oleh suara batuk seseorang dari arah belakang mereka. Cepat-cepat memberi jarak jauh sebelum menoleh melihat ke arah sumber suara itu.
"Lengket banget udah kayak surat sama perangko." Doyoung meledek.
Naya dan Sungchan senyum-senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fierce Prince✔ [END]
Fanfiction[ SUDAH TAMAT ] Dia memang ketus dan galak, namun bukankah sifatnya yang susah ditaklukkan justru membuatmu makin penasaran? Doyoung fanfiction 2020 Cover: @cindy_muffin