31

1.7K 179 81
                                    

Sebelum baca aku mau minta maaf dulu sama kalian karena karakter Doyoung di sini jahat banget, dan Nara yang terlalu polos. Jangan kebawa sampe rl karena ini cuma fiksi. Gak suka? Yaudah langsung berhenti baca. Selesai. Makasih.

Hari ini Doyoung libur. Namun, ia tak punya waktu untuk bersantai melainkan tetap bekerja di rumah.

Usia kehamilan Nara semakin menua. Kini kandungannya sudah masuk bulan ke-tujuh. Semakin banyak keluhan yang ia rasakan pada tubuhnya karena sensasi yang sangat tidak nyaman.

Belum lagi di kehamilannya ini suaminya sama sekali kurang memberikannya perhatian membuatnya merasa semakin gelisah untuk menghadapi hari persalinannya.

Doyoung jadi semakin mencintai pekerjaannya sehingga Nara takut jika nanti dia melahirkan laki-laki itu tak ada waktu untuk menemaninya. Padahal ini anak pertama mereka, tetapi Nara menyadari bahwa hanya dirinyalah yang menanggung semua beban.

Seperti saat ini, padahal ini hari Minggu namun Doyoung masih betah berkutat pada laptop dan ponselnya yang katanya berisi file-file kerjanya yang masih harus ia prioritaskan. Nara hanya bisa bisa diam di sela kegiatannya itu menemani suaminya bekerja. Hanya suara dari televisi yang menghiasi ruang tengah itu.

Iseng-iseng, Nara menyandarkan kepalanya di atas dada Doyoung guna ingin mencium aroma alami tubuhnya. Berada di pelukan laki-laki yang kini sudah berstatus suaminya itu masih menjadi tempat ternyaman untuk bersandar.

"Kamu ngapain sih, Nar?" tanya Doyoung merasa risih atas tindakan Nara itu.

"Udahan kerjanya aku kangen tau!" rengek Nara.

"Sebentar lagi ya? Kamu minggir dulu dong biar aku bisa cepat nyelesein semua kerjaan aku ini," pinta Doyoung.

Nara menghela nafas gusar kemudian menggeser tubuhnya agar memberi jarak di antara mereka.

"Mas mumpung libur jalan-jalan yuk?" ajak Nara.

Doyoung berdecak. "Nggak lihat aku lagi ngapain? Kerjaan aku banyak, Nara."

"Maksudku nanti selesai kerjaan kamunya. Mau ya?" ajak Nara sekali lagi.

"Emangnya kamu mau pergi ke mana?" tanya Doyoung tetap menatap layar laptopnya itu.

"Ya terserah mau ke mana aja yang penting bareng Mas. Eh apa kita cari perlengkapan bayi aja ya?" usul Nara.

"Bukannya keperluan bayi udah disiapin sama orang tua kita ya?" tanya Doyoung.

Kelahiran anak sulung mereka memang sangat ditunggu-tunggu kehadirannya. Baik keluarga Nara dan Doyoung saling berlomba-lomba untuk memberikan hadiah terbaik untuk cucu mereka ini. Sehingga Nara dan Doyoung tak diizinkan sama sekali untuk ikut campur dalam urusan menyambut lahirnya si bayi kecil menggemaskan itu. Mulai dari dekorasi kamar, perlengkapan bayi, hingga fasilitas rumah sakit terbaik yang nantinya akan Nara tempati untuk bersalin pun sudah dipersiapkan dengan baik oleh orang tua keduanya.

Nara mengangguk. "Iya sih, tapi aku suka gemes lihat baju-baju bayi gitu loh Mas. Ayo dong ajak aku jalan-jalan hari ini!"

Rengekan istrinya membuat Doyoung langsung meletakkan laptopnya lalu menoleh. Kalau Nara sudah sampai merengek manja seperti ini jika keinginannya tidak terpenuhi, Doyoung jadi geram sendiri. Ia tidak pernah mengetahui bahwa ibu hamil akan jadi semenggemaskan ini tingkahnya.

Fierce Prince✔  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang