42

1.1K 161 28
                                    

Vote comment nya makin dikit jadi gak semangat hshs. Yuk dong bantu ramein lapak ini biar lanjut terus. Vote comment jangan lupa sahabat!





Melihat suami sendiri dipeluk oleh perempuan yang dulunya sempat berstatus kekasih jelas terasa sakit ia rasakan. Tangan Nara sudah mengepal erat ketika mengetahui Sejeong langsung menghampiri Doyoung untuk ia peluk begitu dia keluar dari ruang interogasi di kantor polisi itu. Memang mereka bertiga sedang berada di kantor polisi saat ini karena ingin melaporkan perihal tindak kejahatan yang Mingyu lakukan agar diproses lebih lanjut.

Karena memahami posisi Sejeong yang saat ini pasti masih sangat trauma dengan kejahatan yang dia terima, Nara sudah menyimpan stok kesabaran lebih banyak jika Sejeong akan sering bergelayut di pelukan suaminya. Tapi bukan berarti dia memberi peluang agar Doyoung menaruh kembali cintanya untuk perempuan itu, melainkan ini murni tergerak dari hatinya untuk menolong sesama manusia yang sedang kesulitan. Itu manusiawi, bukan?

"Cerita dulu Je apa kata polisi. Gimana?" tanya Doyoung.

Sejeong mengangguk, tangannya bergerak menyeka air mata yang cukup banyak membasahi pipinya itu. Masih dengan posisi bersandar di pelukan Doyoung wanita itu menarik nafas panjang sebelum bercerita lalu ia lepas dengan kasar.

"Ternyata Mingyu udah jadi buronan 2 tahun ini, Doy. Dia selain mucikari tapi juga pengedar narkoba. Aku baru tau soal itu. Aku jijik banget sama dia."

Setelah bercerita dari garis besarnya tangis Sejeong kembali pecah.

Cepat-cepat Doyoung kembali mengeratkan pelukannya. Seakan ingin Sejeong merasa aman di sana.

Sedangkan Nara yang melihat pemandangan itu sudah merasa seperti terbakar. Kalau mereka masih berpelukan seperti itu di depannya siap-siap Nara akan pulang tanpa permisi.

"Astagfirullahal adzim, jahat banget Mingyu aku beneran gak nyangka dia kayak gitu. Tapi polisi bilang dia bakal mau kan bantu cari Mingyu sampe dapet?" tanya Doyoung lagi.

Sejeong mengangguk. "Pokoknya aku mau Mingyu dapet hukuman yang setimpal. Dia udah ambil keperawanan aku bahkan sampe ngebuat aku hamil kayak gini!"

Emosi Sejeong benar-benar sudah naik ke kepala. Dia berteriak layaknya orang yang sangat murka. Merasa benci dengan dirinya sendiri yang tak bisa melakukan apa-apa untuk melindungi diri sendiri. Belum lagi sampai Mingyu membuatnya mengandung. Sebenarnya Sejeong entah sudah berapa kali berhubungan badan dengan pria yang berbeda dan itu semua atas kuasa Mingyu, tapi terakhir kali perempuan itu memberikan kesaksian kalau sang kekasihlah yang menyetubuhinya sehingga Sejeong dengan mudah mengklaim bahwa anak yang berada di perutnya sekarang adalah hasil cinta mereka. Tapi kenyataannya Mingyu sama sekali tidak sudi mengakui kalau anak yang Sejeong kandung adalah keturunannya.

"Ssst. Kontrol emosi kamu, oke? Di sini ada aku sama Nara kamu udah gak sendiri lagi. Kami bakal bantu kamu buat rawat bayi ini sampai dia lahir. Soal Mingyu biarin itu jadi urusan polisi. Gimana kalo sekarang kita ke rumah sakit buat check up bayi kamu? Kamu belum ada periksa kehamilan kan?" ucap Doyoung yang membuat Nara seketika mendelik tajam ke arahnya. Doyoung terlalu memanjakan Sejeong sekarang menurutnya. Wajar kalau dia cemburu.

Nara mengambil tasnya yang berada di kursi tunggu itu lalu ia pakai, sengaja menghentakkan kakinya keluar dari kantor polisi itu.

"Istri kamu marah?" tanya Sejeong.

"Nggaklah, paling kesel dikit doang dia. Yaudah ayo ke mobil." Doyoung merangkul Sejeong berjalan menuju mobilnya.

Di dalam mobil Doyoung mendapati Nara yang duduk berada di jok tengah padahal saat pergi tadi perempuan itu duduk di depan bersamanya.

Fierce Prince✔  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang