33

1.9K 184 15
                                    

Padahal ini cerita revisian tapi masih ada yang mau baca:))

Selamat datang pembaca baru enjoy ya😚😚





Langkahnya gesit berlari menyisir tiap lorong rumah sakit.

Peluh Doyoung bercucuran karena dia menyetir mobil mengebut saat diberitahukan istrinya kritis. Terjadi komplikasi pada kandungan Nara yang membuat wanita itu harus melahirkan lebih cepat. Ya, bayinya lahir prematur.

"Nara."

Lantas orang-orang yang berada di ruang inap itu kompak menoleh, termasuk si pemilik nama yang dipanggil.

Nara di brankar sudah lemah tak berdaya menahan rasa sakit. Ia berusaha tenang menikmati kontraksi padahal pun faktanya sudah tidak sanggup.

"Sayang kamu kuat ya, Mas di sini, gausah takut lagi." Yang hanya bisa Doyoung lakukan mengecup keningnya dan intens mengelus perut buncit Nara yang meringis kesakitan.

Nara melihat kedatangan suaminya maka menangis.

"Maafin aku gabisa jagain Adek dengan baik. Adek harus lahir lebih cepat kata dokter, Mas," jelasnya.

"Tidak masalah Sayang yang terpenting kamu sama anak kita selamat dulu." Lembut Doyoung bicara. Di keadaan seperti ini tidak mungkin membuat Nara sampai bersedih. Ia harus disemangati terus.

Doyoung duduk di sebelah Nara, mendampinginya setiap waktu.

Karena lahir secara prematur mungkin kontraksi yang Nara rasakan terasa lebih intens dan saling bersahut-sahutan dalam jarak yang dekat. Nara masih terus merengek, jadi tidak ada alasan bagi Doyoung akan mengambil waktu untuk istirahat. Pihak rumah sakit belum datang lagi ke ruangan inap istrinya untuk memeriksa. Padahal Nara sudah sangat kesakitan.

Momen ini entah mengapa sangat menyayat hati seorang Kim Doyoung, kejahatan-kejahatan yang ia perbuat selalu terngiang di kepalanya tiap kali melihat sang istri sedang kesakitan seperti ini. Untuk meminta maaf belum bisa ia lakukan karena tentu saja hal itu akan semakin memperumit keadaan. Lebih baik saat ini ia fokus saja pada kelahiran bayinya, bukan?

"Kuat yah Sayang."

Nara menghela nafas gusar. Kembali mengatur nafasnya serileks mungkin ketika rasa nyeri di bagian perut dan pinggangnya itu kembali menyerang. Bahkan jika rasa sakitnya semakin kuat Nara tak segan-segan untuk meremat tangan suaminya untuk melampiaskan rasa sakitnya itu. Doyoung tak marah asalkan itu dapat membantu Nara menetralkan rasa sakitnya saat ini ia bahkan rela jika dijambak bahkan digigit.

"Perut aku sakit banget terus pinggangnya kayak udah mau patah Mas. Bayinya kayaknya lagi muter-muter di bagian bawah perut sini deh, nggak enak banget dirasain," ujar Nara.

"Kalo kamunya rewel makin kerasa sakitnya kan?" tanya Doyoung membuat Nara cuma mandangin dengan sorot mata yang marah.

Tingkat kebawelan Nara pun jadi meningkat di saat seperti ini. Doyoung lebih banyak diam mendengar racauan istrinya itu. Kalau ia tanggapi justru akan membuat keadaan jadi rumit karena saat ini istrinya sedang dalam mode singa mengamuk.

Setelah melewati beberapa jam masa bukaan itu akhirnya Nara dipersiapkan untuk menuju ruang operasi. Namun, sayangnya, pada keadaan ini tim medis tak menganjurkan suami pasien untuk ikut menemani.

Bahkan karena kondisi kandungan Nara yang lemah dokter sampai meminta Doyoung membuat satu pilihan. Harus memprioritaskan nyawa ibu atau si bayi. Jelas Doyoung memilih Nara saja untuk diselamatkan. Ia bukan berniat tak ingin menolong anaknya, baginya nyawa Nara jauh lebih penting karena pria itu benar-benar takut kehilangan sang istri. Pasal anak mereka kelak akan terus kembali berdoa dan berusaha supaya kembali dititipkan keturunan oleh Sang Pencipta.

"Kamu pasti mau bertahan buat aku kan Nar? Jangan tinggalin aku sendiri di sini, ya?" ujar Doyoung. Baik ia dan rombongan keluarga sedang beriringan berjalan menuju ruang operasi. Sedari tadi Doyoung tak melepaskan genggaman tangannya itu. Benar-benar takut kalau istrinya tidak akan bisa lagi membuka mata pasca operasi untuk melihat dia dan bayi mereka.

Nara tak menjawab. Ia hanya tersenyum menatap suaminya itu. Efek suntikan bius yang sudah menjalar pada tubuhnya membuatnya kurang berkonsentrasi. Ucapan Doyoung samar-samar terdengar di telinganya, tapi dapat ia baca bahwa sekarang suaminya itu sepertinya sedang memberikannya kata dukungan.

Sampai di depan ruang operasi. Doyoung menahan tenaga medis untuk memberhentikan ranjang itu sejenak.

Doyoung menjatuhkan kecupan cinta di tiap inci wajah Nara dengan penuh kasih sayang. Ia benar-benar sangat takut kalau Nara akan meninggalkannya. Di luar sifat Doyoung yang keras dan nakal tetap Naralah sosok yang akan menjadi tempatnya untuk kembali. Hanya wanita itu yang menerimanya apa adanya. Doyoung menyesal telah menduakan istrinya itu, berani bersumpah ia akan minta maaf sambil bersujud di depan kaki Nara setelah ia pulih dari proses persalinannya ini nantinya.

"Aku sayang banget sama kamu. Kita akan bareng-bareng terus sampe kakek nenek sama anak dan cucu kita kelak jadi aku mohon bertahan untuk aku ya? Aku janji akan bahagiain kamu sampai kapan pun. I love you." Terdengar berlebihan tapi hal itu yang benar-benar Doyoung pinta saat ini. Ini operasi caesar pertama istrinya, dia takut ada kegagalan.

Nara cuma mengangguk di sela kegiatannya menyeka air mata suaminya itu. Genggaman di antara mereka terlepas bersamaan dengan ranjang Nara yang sudah didorong lebih maju masuk ke ruangan operasi. Pintu operasi tertutup. Tangis Doyoung pecah hanya dapat mengawasi dari depan pintu ruang operasi itu saja. Tak henti-hentinya berdoa demi keselamatan istri dan anaknya di dalam sana.

"Istri kamu gak akan kenapa-napa. Udah ada dokter yang menangani dia. Jangan sedih gini ah, ayo duduk." Taeyeon menarik tangan Doyoung mengajaknya duduk di ruang tunggu itu.

Pikiran Doyoung tetap tak bisa tenang. Rasa takut dan gugup bercampur aduk.

"Udah lihat kan gimana perjuangan istri kamu waktu mau melahirkan ini gimana?" bisik Yunho yang duduk di samping kanan Doyoung.

Doyoung hanya melirik sekilas. Tahu benar bahwa ayahnya masih menyindir perihal perselingkuhannya itu.

"Inilah kenapa seorang wanita dimuliakan. Papa cuma mau kamu jujur sama istri kamu nantinya. Cepat atau lambat bangkai yang kamu tanam ini pasti akan tercium juga baunya. Lebih baik kamu jujur lebih dulu sebelum semuanya terlambat," ucap Yunho. Yunho memijat pundak Doyoung yang berada di rangkulannya. Maksud Yunho hanya ingin memberi dorongan pada anaknya agar berubah dan tak lagi mengulangi kesalahan yang sama mengingat kasus di masa lalunya sama seperti yang sang putra alami saat ini. Dia tidak bermaksud menurunkan tabiat buruknya pada putranya itu.

Doyoung menghela nafas panjang. Benar, saran papanya ada baiknya. Lebih baik ia jujur pada Nara agar masalah ini bisa cepat terselesaikan. Agar Doyoung bisa memikirkan bagaimana cara mengutuhkan keluarga kecilnya ini.

"Pa tolong sembunyiin dulu semua yang Papa tahu ya. Nanti aku sendiri yang akan bicara sama Nara kalau waktunya sudah pas."

Beberapa jam berlalu. Suara tangis bayi yang menggelegar di rumah sakit itu sontak membuat rona bahagia di ruang tunggu operasi itu bermunculan di wajah mereka. Lafal hamdalah bersahut-sahutan. Doyoung langsung sujud syukur karena akhirnya bayinya dapat lahir dengan selamat.

Tak lama dokter Irene keluar dari ruang operasi itu.

"Anak saya udah lahir, Dok? Istri saya gimana?" tanya Doyoung sangat antusias.

Senyum dokter Irene merekah. "Selamat ya anak kamu sudah lahir, dia perempuan sehat dan cantik. Ibunya juga baik-baik saja kini sedang memulihkan keadaannya sebelum dikembalikan ke ruangannya. Nanti kamu ikut sama bidan yang keluar menggendong bayimu ya Doy buat diadzani baru nanti bayimu akan dimasukkan ke ruang inkubator."

"Terima kasih atas bantuannya, Dokter Irene."

Doyoung tersenyum untuk kesekian kalinya. Hasrat ingin memeluk istrinya entah mengapa saat ini menggebu-gebu. Ingin mengucapkan terima kasih karena telah bertahan untuknya dan anak mereka. Nara wanita yang hebat. Doyoung benar-benar sangat mengaguminya. Perjuangannya sebentar lagi akan dimulai. Berjuang untuk membahagiakan istri dan anak tercintanya itu.










Yash baby strawberry udah lahirrr 🥺🤩

Vote Comment!

Fierce Prince✔  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang