43

1.1K 177 18
                                    

Vote dan komentar untuk menghargai tulisan ini. Terima kasih.

Yang gasuka cerita banyak konflik mundur aja say hehe

New readers gak apa apa kok kalau mau comment jangan divote doang😭 tapi terserah ente deng dibaca aja gue udah senang banget 😭😭🙈♥️










"Nanti Ayah pulangnya cepet ya kan Adek ulang tahun hari ini. Bilang gitu ke Ayah, Nak."

Sebuah senyum manis itu terpampang indah di wajah Doyoung yang sedang sibuk bersiap-siap untuk pergi bekerja ketika melihat Nara yang berlakon seperti anak kecil.

Selesai memakai dasi lalu ia menghadap istrinya.

"Iya nanti Ayah pulang kerjanya cepet kok. Naya di rumah jangan nakal ya sama Bunda, oiya Adek mau kado apa dari Ayah?"

Pasangan suami-istri itu sontak memfokuskan perhatian pada malaikat kecil hasil cinta mereka yang sedang tampak serius mengunyah biskuit yang ada di tangannya. Ada senyum bangga di wajah mereka ketika melihat si kecil menggemaskan itu hari ini sudah genap berusia satu tahun. Naya tumbuh menjadi bayi yang hiperaktif, bahkan anak kecil itu sudah mampu berjalan meskipun masih beberapa langkah. Sebagai ibu, Nara sama sekali tidak pernah melewatkan kesempatan untuk melihat perkembangan anak sulungnya itu.

Membicarakan hadiah, Nara jadi teringat akan sesuatu.

"Mas kamu dulu pernah bilang lho mau ngajak liburan kalo Naya udah agak gede dikit waktu aku lahiran. Lihat deh dia sekarang udah setahun, udah gampang diatur juga. Pergi liburan yuk?"

Pernyataan tersebut seketika membuat Doyoung menggaruk kepalanya yang tak gatal. Setelah kembali diingatkan tentu saja ia jadi tidak bisa mengelak atas janjinya.

"Sayang kamu tau kan kita lagi ada Sejeong di rumah?" tanya Doyoung yang langsung Nara lewat anggukan kepalanya. "Nah itu tau, jadi gak mungkinlah kita ninggalin dia di sini sendiri sementara kita liburan. Ya kan?"

Nara mengerucutkan bibirnya kesal. "Sejeong terus yang ada di pikiran kamu. Kapan sih ada waktu buat keluarga?"

Alis Doyoung terangkat sebelah. Tidak memahami maksud omongan sang istri. Karena tidak seperti yang Nara ucapkan, Doyoung merasa dirinya sudah menjadi seorang kepala keluarga yang baik sekarang.

Ia menghela nafas gusar.

"Aku capek tiap hari berantem terus sama kamu. Dikit-dikit ngambek. Kan aku selalu udah pulang kerja sebelum Maghrib Yang, masih kurang?"

"Tapi kamu juga kalo di rumah waktunya gak bisa sepenuhnya untuk aku sama Naya. Pasti kamu ada aja waktu buat mantan pacar kamu itu. Kamu tuh sebenernya masih sayang kan sama dia?" ujar Nara sinis.

Doyoung menggelengkan kepalanya. Tak habis pikir dengan jalan pemikiran Nara saat ini.

"Kita udah sepakat bakal bantu dia sampe masalahnya kelar kan Nar? Kamu lupa? Kamu ini kalo cemburu juga harus lihat keadaan dong Sayang." Bahkan Doyoung mengusap wajahnya kasar seakan sudah bosan bicara dengan Nara jika sikapnya masih seperti ini. Selalu mengintimidasinya.

"Wajarlah aku cemburu dan curigaan kayak gini terus-terusan. Suami aku serumah sama mantan pacarnya," ujar Nara.

"Emangnya selama kita tinggal bareng kamu ada lihat aku berduaan bareng Sejeong? Nggak kan? Udahlah aku ini memang selalu salah di mata kamu. Rumah ini gakkan bikin aku nyaman buat pulang kalo kamu masih posesif kayak gini. Aku pergi dulu. Assalamualaikum." Doyoung seketika berubah menjadi dingin. Keluar dari kamar itu sampai tidak mengecup kening istri dan anaknya. Benar-benar sangat menyakitkan Nara diperlakukan seperti ini.

Fierce Prince✔  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang