19

1.9K 229 14
                                    

Nara membiarkan saja ponselnya yang sejak tadi berdenging keras.

Sudah banyak pesan dan panggilan telepon yang ia tahu itu dari Doyoung yang mencari-cari dirinya.

Hari ini tepat di mana Doyoung akan wisuda, pun ingat kan kalau ia meminta pada pacarnya itu agar datang. Tapi buktinya Nara malah masih tidur di kamarnya.

Pokoknya Nara takkan mau melihat Doyoung.

Malam ini di saat Nara belajar untuk satu mata kuliah yang besok ada quiz, orang tuanya malah datang ke kamarnya dengan tujuan untuk meminta ia agar ikut serta datang ke acara graduation party Doyoung yang diselenggarakan malam ini di kediaman rumah keluarga Kim itu.

Nara hanya sedikit heran dengan keluarganya yang biasanya tak pernah serewel ini mengurusi urusan percintaannya.

"Adek buruan dong pake bajunya udah jam berapa loh ini, Nak? Udah jam setengah delapan loh, bentar lagi acaranya udah mau dimulai. Jahat banget kamu masa di acara penting pacarmu sendiri gak mau hadir di sana? Tadi juga gak mau dateng di wisudaannya. Gimana sih? Masih cinta gak sih kamu sama Doyoung? Adek, Mama lagi ngomong kok didiemin doang? Udah mau jadi anak durhaka ya?" Kegiatan Nara yang hanya berdiam diri di depan komputernya dikomentari ibunya yang kini memegang grey long dress yang sedari tadi dipamerkan di depan si gadis cantik.

"Ma apaan sih orang lagi belajar diganggu mulu." Nara melirik sinis Yoona yang sudah tampil cantik nan rapi dengan pink dress selutut ditambah make-up yang bold namun tetap menonjolkan kesan natural dan elegan. Ibu Nara masih terlihat awet muda meskipun umurnya sudah menginjak kepala empat sekarang. Sudah tahu kan kecantikan Nara menurun dari siapa?

"Belajarnya bisa nanti lagi kan? Sekarang ayo siap-siap kita harus dateng ke graduation party-nya Doyoung, ini orang tuanya langsung loh yang mengundang. Ayo ya Nak siap-siap Mama bantuin deh." Yoona menepuk-nepuk pundak Nara agar terbujuk rayuannya. Ia hanya merasa kurang paham dengan anak bungsunya itu yang kekeh sekali tak ingin bertemu dengan kekasihnya sendiri.

Nara tertawa kecil. "Tamu dia banyak kali Ma bukan kita doang. Jadi yaudah sih santai aja. Kita gak dateng juga gak akan mempengaruhi apapun di sana. Acaranya bakal tetap lancar jaya kok."

"Pokoknya harus ikut Nara kalo gak Mama aduin ke Papa ya kamu sekarang udah mulai melawan omongan orang tua," ancam Yoona.

"Idih Mama kok ngambekan gitu deh?" protes Nara.

"Bukan ngambek. Lagian kamu aneh banget di acara penting pacar sendiri pas lagi dibutuhin gini malah gak mau dateng? Kalian gak putus kan?" tanya Yoona.

"Ya enggak sih. Tapi kan... AH MAMA GAK MAUUU!!!" jerit Nara ketika ibunya menyeret tubuhnya agar beranjak dari kursi belajar yang ia duduki.

Secara paksa Yoona membantu anaknya untuk berpakaian dan berdandan, lumayan kerepotan karena Nara terus memberontaknya.

Mempersingkat waktu, akhirnya keluarga Lee tiba di pesta kelulusan Doyoung yang kini sudah mendapatkan titel SH (Sarjana Hukum) di belakang namanya. Berawal dari Doyoung yang selama masa sekolah selalu mengikuti ajang lomba debat, hal itulah yang memotivasi Doyoung ingin memilih prodi itu untuk ia tempuh di pendidikan strata satunya. Dan benar saja, Doyoung merasa tak salah jurusan. Lelaki itu mampu lulus 3.5 tahun dengan predikat cum laude. Benar-benar membanggakan.

"Akhirnya Nara mau juga dateng ya, Pak." Yunho papa Doyoung, mengelus rambut Nara lembut. Nara berada di tengah-tengah dua orang ayah sekarang. Ia hanya tersenyum simpul.

"Iya Pak Yunho dia kalo gak dipaksa dulu gak akan mau ikut. Maklumlah lagi mau fokus quiz katanya," sahut Donghae.

"Oh gitu toh seharusnya gak usah ikut juga gapapa, Pak. Gausah dipaksa." Yunho menimpali membuat Nara tersenyum merekah.

Fierce Prince✔  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang