38

1.6K 211 73
                                    

Capek dispam yah hehe

Ceritanya masih panjang banget aku aja capek merevisi nya jadi maaf yah kalau gak suka dispam

Bismillah. Bacanya pelan-pelan aja hehe.

Nara : istri Doy
Naya : anak Doy

Jangan kebalik haha

Vote comment!💚







"NARA JANGAN PERGI!" Doyoung terbangun dari tidur panjangnya dengan posisi duduk, tangannya terulur ke atas seakan ingin meraih sesuatu yang ada di depannya. Keringat deras membanjiri piyama yang ia pakai, dadanya kembang kempis karena nafas yang tak beraturan. Setelah teriakan itu lenyap tinggal keheningan yang menghiasi ruang tengah dari rumahnya yang saat ini sedang dia duduki. Doyoung membuka matanya lebar. Dahinya mengernyit saat sadar bahwa ia tidak tidur di kamar seperti biasa melainkan di ruang keluarga. Kenapa dia tiba-tiba bisa berada di sini?

Doyoung sama sekali tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi kemarin.

Tapi satu yang pasti, tentang mimpinya tadi terasa nyata sekali sehingga Doyoung takut jika sebenarnya itu memanglah kenyataan. Di mimpi itu ia ingat jelas kalau Nara telah membawa anak mereka pergi jauh darinya. Dia sangat tidak menginginkan hal itu terjadi. Cepat-cepat Doyoung turun dari sofa, berjalan menuju kamar untuk mencari keberadaan istri dan anaknya sekarang. Ingin memastikan kalau dua malaikatnya itu tidak akan meninggalkannya sampai kapanpun.

Pintu kamar ia buka perlahan. Jantung Doyoung berdetak kencang. Rasa panik dan takut menyelimutinya. Pupil mata si lelaki bergigi kelinci itu melebar saat mengetahui bahwa dua manusia tersayangnya tidak ada di kamar.

"Nara kamu dimana? Naya?" Setiap ruangan di rumah ia jelajahi. Nihil, Doyoung tak kunjung menemukan keberadaan Nara dan Nayoung. Doyoung panik tidak bisa menemukan Nara dan Nayoung di rumahnya itu. Benarkah mereka pergi?

"Nanti Naya gedenya mau jadi apa? Apa? pemain sepakbola? Ya jangan dong Nak hahaha. Kamu ini ya mentang-mentang pas di dalem perut doyan nendang masa gedenya mau jadi pemain bola, kan Naya cewek. Jadi chef aja ya? Nanti bisa masak bareng Bunda, mau kan?" Suara perempuan itu sangat familiar di telinga Doyoung. Doyoung yang berada di lantai dua rumahnya bergegas melirik ke bawah. Matanya berbinar ketika akhirnya mendapatkan apa yang sedang ia cari-cari. Nara dan Nayoung masih berada di dalam jangkauannya.

"Sayang!" panggil Doyoung dengan nada merengek. Satu persatu anak tangga itu ia lewati, ingin cepat membawa Nara dan Nayoung ke dalam pelukannya.

"Nah tuh tadi siapa yang kangen Ayah? Naya ya?" Senyum kecil tapi manis itu terukir di wajah cantik Nara ketika melihat Doyoung menghampirinya. Meski belum sepenuhnya rasa sakit hatinya terobati setidaknya Nara mulai bisa kembali menerimanya.

Nara tercekat ketika suaminya itu memeluknya sangat erat. Posisinya yang sedang menggendong bayi sekarang sangat membuat siapapun yang melihat adegan itu pasti akan bergumam kesal.

"Mas ih! Aku jadi makin kesel nih ya sama kamu! Lepasin!" pinta Nara sambil mendorong dada Doyoung agar mengendurkan pelukannya. Laki-laki itu seperti terlahir tak berdosa, setelah semua yang sudah ia lakukan dengan sangat sembrono memeluknya seperti ini. Nara marah.

"Jangan tinggalin aku. Aku minta maaf." Emosi Nara yang awalnya memuncak tiba-tiba menyurut mendengar suara isak tangis dari sang suami yang menyandarkan kepalanya itu di bahu kecilnya. Doyoung menangis. Entah karena apa, yang jelas Nara sangat terkejut atas semuanya.

"Hei kamu kenapa? Baru bangun tidur kok nangis? Segitu kangennya sama aku ya?" Tawa ringan itu terdengar dari si cantik. Nara menarik nafas dalam lalu melepaskan ke udara, membetulkan posisi Doyoung menjadi bersandar di atas dadanya sekarang. Suaminya itu sedang bersedih dan butuh seseorang untuk tempatnya berbagi bercerita. "Nangis dulu gapapa. Abis itu cerita ya," lanjutnya.

Fierce Prince✔  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang