Selama beberapa tahun pun sudah terlewati.
Nara mencoba berdiri sendiri mengurus anak-anaknya. Karena keadaan di mana Naya yang tak mau bertemu ayahnya sama sekali, malahan membuat Doyoung pergi entah ke mana dalam waktu yang lama.
Di sana Nara masih tetap menunggu kepulangan suaminya itu.
Ia menjadi istri mandiri dari dua orang anak.
Berat bagi Nara menghadapi tantangan itu.
Apalagi ia tak sadar bahwa pertengkaran yang acap kali antara dirinya dan Doyoung terjadi itu telah merusak mental Naya yang hidupnya benar-benar membutuhkan pertolongan.
Jangan sekali-kali membuat anak itu kesepian.
Tapi ini menjadi hari yang paling lalai Nara lakukan dalam mengurus putrinya itu.
Ruangan itu terasa sesak dan sempit. Lampu sepanjang hari dimatikan. Hanya berbekal cahaya yang masuk dari jendela. Di bawah jendela itu gadis remaja duduk bersilah dengan menundukkan kepalanya. Wajahnya tak terlihat sebab tertutup rambutnya yang panjang. Di samping si gadis yang sebenarnya sangatlah cantik itu terdapat pisau dan juga obat-obatan.
Tapi rupanya yang cantik dan segala keindahan yang ada pada fisiknya justru jarang sekali bisa dinikmati mata memandang. Dia jarang tersenyum sehingga orang-orang mengatakan dia sangatlah menyeramkan. Kim Nayoung, anak remaja 19 tahun itu terbiasa menyendiri di dalam kamarnya seperti ini jika fase depresinya datang. Sepanjang hari ini dia menangis, tetapi tanpa sebab.
Dokter telah mendiagnosa Naya terkena bipolar disorder sejak dia umur 12 tahun. Namun, sebenarnya indikasi bipolar disordernya ini sudah terjadi sejak dia kecil. Bipolar disorder secara singkat diartikan sebagai gangguan suasana hati yang berubah drastis dan terjadi Mingguan bahkan harian. Ini termasuk salah satu penyakit gangguan mental. Terdiri dari dua episode. Depresi dan manik.
Ketika si fase depresi itu datang Naya akan mengalami kesedihan serta kehampaan sepanjang hari. Dengan menangis sekencang mungkin dan terlintas di pikiran untuk mengakhiri hidup dia merasa itu adalah solusinya. Sedangkan fase manik adalah keadaan dimana Naya akan merasakan bahagia sepanjang harinya, dia akan jadi anak yang sangat produktif dan banyak ngomong, bahkan saking merasa bahagia dia sampai tak membutuhkan yang namanya tidur karena sudah merasa punya energi yang banyak saat fase itu datang. Tapi di satu waktu Naya juga bisa merasakan fase depresi dan fase maniknya datang secara bersamaan, ini dinamakan mix episode.
Saat kecil orangtuanya tak mencurigai sama sekali hal ini. Bahkan Naya sendiri. Ketika kecil menurut Nara dan Doyoung anak kecil sering menangis dan sangat hiperaktif adalah hal yang biasa.
Nara adalah orang pertama yang sadar jika anaknya itu sedang tidak baik-baik saja.
Saat itu ketika Naya pulang sekolah dia terlihat murung dan langsung masuk ke kamar tanpa menyapa ibunya terlebih dahulu. Sebagai seorang Ibu, Nara hanya merasa mungkin anaknya itu sedang mood swing karena sedang datang bulan.
"Kak, Bunda udah masak loh makan siang bareng yuk. Bentar lagi Adek juga udah mau pulang sekolah nih," seru Nara di ambang pintu kamar anak perempuannya.
Biasanya Naya akan menyahuti panggilan ibunya itu. Tapi kala itu justru Nara mendapatkan kamar Naya sangatlah sunyi.
"Kak Naya keluar yuk kita makan siang bareng! Lagi ganti baju ya? Bunda masuk ya?" Nara mulai ancang-ancang memutar knop pintu kamar Naya agar terbuka. Untung kamar itu tidak dikunci.
Pintu terbuka. Sepi. Si pemilik kamar pun tak terlihat ada di sana. Nara mengernyit heran. Kakinya hati-hati melangkah memasuki ruangan itu.
"NAYA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fierce Prince✔ [END]
Fanfiction[ SUDAH TAMAT ] Dia memang ketus dan galak, namun bukankah sifatnya yang susah ditaklukkan justru membuatmu makin penasaran? Doyoung fanfiction 2020 Cover: @cindy_muffin