Sebenarnya mereka pacaran sangat berbeda seperti orang-orang umum yang kebanyakan sangat mesra dan pasti lengket dengan pacarnya itu.
Bertemu kadang-kadang cuma seminggu sekali, kalau sedang di satu tempat yang sama bukannya saling berdampingan malah berpencar mencari rekan karib masing-masing, seperti tak saling kenal, justru seakan-akan membiarkan jarak ada untuk menghalangi mereka.
Di satu sisi Doyoung tengah sibuk-sibuknya mempersiapkan diri untuk sidang skripsi sampai nanti menuju hari H ia wisuda. Nara malah bersantai mengingat kegiatan perkuliahannya masih longgar. Belum merasa benar-benar pusing entah itu karena ada tugas atau masalah lain.
Belakangan ini, Nara menyadari bahwa Taeyong menjalankan perannya sebagai kakak.
Padahal cowok itu tak biasanya baik dan sangat mengalah padanya.
Seperti saat ini keduanya sedang di ruang tengah menikmati sate ayam yang baru saja Taeyong beli.
Mereka sering berdua di rumah karena tuntutan pekerjaan orang tua yang harus bolak balik ke luar negeri. Meski begitu, orang tua Nara dan Taeyong tidak berniat untuk mengabaikan peran mereka sebagai orang tua. Mereka selalu memerhatikan kebutuhan anak-anak dengan baik selama ditinggal.
"Eh itu si cowok lu dateng."
"Lah iya??"
Nara otomatis berdiri dari duduknya saat Taeyong memberi tahu. Cowok itu yang membukakan pintu karena tadi sempat ada yang memencet bel rumah.
Saat Nara sampai di depan pintu ternyata benar jika Doyoung datang. Senyum cowok itu lebar terpampang ketika sudah bertatapan dengan kekasihnya.
Sementara sorot mata Nara kebingungan.
"Tumben ke sini? Udah gak sibuk lagi?"
"Yah lumayan udah mulai santai. Mama Papa kamu mana?"
Sementara Taeyong yang ada di tengah-tengah mereka memutuskan untuk menuju kamarnya.
"Lagi ada bisnis di Singapura kalo gak salah sih," jawab Nara.
Nara histeris kesenangan melihat Doyoung membawakan pizza, ayam McDonald, serta makanan junk food lain padahal biasanya cowok itu paling anti dengan makanan siap saji.
"Gimana, ini kok tiba-tiba mau ke sini? Gak ada ngomong lagi." Pacarnya masih heran karena kedatangan Doyoung.
"Ya kangen lah bep. Nih makan."
Mereka berdua ngobrol-ngobrol tuh di ruang keluarga sambil makan.
"Yang pas kamu di Puncak itu gak ada kejadian aneh-aneh kan?"
Doyoung mencari topik obrolan di mulai dari ingin tahu cerita Nara yang belum lama ini ikut acara makrab (malam keakraban) fakultasnya.
"Gak ada sih, seru semuanya kok."
"Maaf yah kalo aku jadi jarang merhatiin kamu akhir-akhir ini."
"Iya gapapa lah Kak, kamu kan harus memprioritaskan kepentingan pribadi kamu juga."
"Tapi yang habis kamu anter aku pulang itu kamu kan ketemu Sejeong trus dari situ kamu gak ada hubungi aku lho."
Pernyataannya mendadak membuat tubuh Doyoung seakan membeku. Bahkan lelaki itu menaruh lagi ke kotaknya sepotong pizza yang sedikit lagi masuk ke dalam mulutnya.
"Oh itu... itu si Sejeong ada minta tolong bantuin revisi skripsinya dikit."
"Harus banget sama kamu?"
"Dia kan udah temenan sama aku lama banget Nar, masa soal ginian aja gamau bantu. Akunya udah sebentar lagi wisuda, yakali biarin dia masih di belakang aja. Yah harus aku bantu lah dikit-dikit. Gapapa yah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fierce Prince✔ [END]
Fanfiction[ SUDAH TAMAT ] Dia memang ketus dan galak, namun bukankah sifatnya yang susah ditaklukkan justru membuatmu makin penasaran? Doyoung fanfiction 2020 Cover: @cindy_muffin