Sesuai yang kemarin mereka janjikan.
Di apartemen Doyoung pria itu sedang tidak sendiri dan tak bisa bersantai meskipun ini adalah hari yang kosong untuknya. Ia tak mempunyai kegiatan apapun.
Sejeong datang ia mesti repot meladeni perempuan itu. Eh ralat, pun Doyoung sendiri yang meminta supaya Sejeong menyambanginya.
Kedatangan Sejeong bukan ada maksud aneh tapi karena ia serius untuk meminta bantuan pada Doyoung agar membantu merevisi skripsinya.
"Yang di mobil kamu pas kita udah di parkiran, itu cewek kamu ya?"
Sejeong menyelip kan obrolan agar tak terlalu serius.
Sementara Doyoung masih berkutat di depan laptop si puan.
Ia hanya menjawab singkat dengan mengangguk.
Pacaran tiga tahun dengan Nara kok bisa tidak ada yang tahu bahwa mereka pacaran?
Sebenarnya Sejeong mengenal Nara, sangat malah. Nara itu adik kelasnya. Tapi baru bertemu lagi saat kuliah ini maka Sejeong hampir lupa dengan wajah Nara karena wanita itu menurutnya sekarang jauh lebih cantik dan asing dikenali.
Lanjut, yang mengetahui Nara dan Doyoung pacaran cuma Taeyong, Jaehyun, dan orang-orang yang saat itu terlibat di permainan truth or dare beberapa tahun silam.
"Kita kan sahabatan, dia tau dong kamu punya sahabat cewek?" tanya Sejeong lagi.
"Tau kok. Tapi yah gitu resikonya. Kadang sering berantem karena curigain kamu sama aku. Padahal kan Je, kita kan juga udah gak ada apa-apa. Aku bisa cium kamu sekarang kalo aku mau. Yah karena emang se-biasa itu antara kamu sama aku, gak perlu yang harus dicurigai kayak gimana-gimana. Kamu udah kayak adik aku." Doyoung geleng-geleng sendiri karena tiba-tiba teringat bagaimana wajah Nara yang mengerikan tiap kali mereka bertengkar. Apalagi kalau perempuan itu sudah sampai menangis. Alamat Doyoung seperti pria paling brengsek sedunia.
Sejeong menjewer telinga Doyoung pelan karena kesal. "Yah gak sampe ciuman juga kali! Aku masih cewek normal yah!"
"Hahahaha." Doyoung tertawa.
"Kamu sendiri gimana sama Kiming?" kata Doyoung.
Jawaban Yeri kemarin emang benar.
Yang namanya Kiming itu pacarnya Sejeong.
"Kayanya aku udah ketemu sama cowok yang tepat. Kamu pernah dengar kan kata-kata, "cewek akan dijadikan layaknya ratu jika ia memang sudah menemukan laki-laki yang tepat untuknya" itu sih yang aku rasain bareng Kiming. Baiiiikkkk banget."
"Masa sih?"
"He'em!"
Doyoung menghela nafas. "Syukurlah. Bagus kalau gitu Je. Aku perlu ajakin dia ngobrol sesekali kayanya."
"Ngapain?"
"Mau menitipkan kamu ke dia lah. Kan kata kamu dia udah cowok yang tepat buat kamu. Sekarang tanggung jawab aku buat jagain kamu bakalan selesai kalau dia emang mau serius sama kamu."
Sejeong tersenyum hangat.
"Aamiin. Semoga dia emang cowok baik yang ditakdirkan buat aku yah, Doy."
Malam hari saat Doyoung sedang bersiap untuk tidur ia baru ingat kalau belum ada berkabar dengan Nara hari ini.
Cowok itu jarang mengecek aplikasi pesan.
Tahu-tahu Doyoung sudah mendapatkan lebih dari 20 pesan dari Nara, belum lagi ada panggilan telpon juga.
Doyoung terlonjak dari posisinya.
"Lho dia lagi di mana anjir ini?"
Jadi Nara mengirimkan beberapa fotonya yang tampak menikmati waktu bersama teman-teman kampus.
Tanpa ba-bi-bu Doyoung menelepon Nara untuk mengetahui kabar perempuan itu dan bertanya perihal keberadaannya sekarang.
"Itu foto yang kamu kirim lagi di mana? Kamu pergi gak ada bilang aku lho Nar."
"Nar Nar gak sopan banget!"
Nara bisa kesal hanya karena ketika Doyoung memanggilnya dengan menyebutkan nama.
"Udah buruan lo di mana sekarang?"
"Lho kok makin kasar????"
"Ck."
"Aku lagi di Puncak, ada acara inagurasi. Kamu sih dihubungi gabisa terus!"
Jika Doyoung sudah mahasiswa akhir, sementara pacarnya itu baru beberapa bulan resmi menjadi seorang mahasiswa. Mulai dari acara ospek, serta sampai ke acara inagurasi ini ( liburan sekaligus sebagai acara pelantikan resmi mahasiswa baru, biasanya harus mendapatkan surat izin orang tua).
"Yah kamu tahu sendiri akunya hectic skripsian biar bisa cepet lamar kamu."
Entah Doyoung bercanda atau tidak tapi itu mampu membuat Nara senyum-senyum sendiri.
"Acaranya cuma tiga hari kok. Gapapa lah ya Kak. Kamu bisa tuh have fun tanpa aku."
"Parahhh.. gak ngomong dulu mau pergi."
"Aku juga sibuk kali emang kamu doang yang bisa hilang-hilangan kayak gitu."
Doyoung tak tersinggung malah hanya terkekeh.
Benar juga yang gadisnya ucapkan.
"Yaudah deh kamu di sana baik-baik yah, makan makanan yang sehat, kalo ada bawa vitamin gitu diminum soalnya kan Puncak tuh kan dingin. Jangan tebar pesona juga di sana! Paham?"
"Hoam.... ya ya ya."
"Heh dikasih tahu ngeyel!"
Doyoung menebak kalau Nara pura-pura menguap setelah ia nasehati.
Lewat panggilan telepon itu mereka menuntaskan rindu.
Di seberang sana Doyoung sampai mengetahui kalau Nara sudah keluar dari hotel tempatnya beristirahat demi bisa mengobrol yang puas dengannya.
Sesekali Doyoung dibuat tertawa terbahak-bahak saat mendengar deru nafas Nara yang menderu-deru karena kedinginan. Lucu sekali pacarnya itu.
Part awal-awal gini emang lebih fokus ke momen mereka saat masih pacaran, gak heran kalau rada lebay bahasa penulisanku hehe. Hope you like it!
Jangan lupa vote comment ya!!!!!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fierce Prince✔ [END]
Fanfiction[ SUDAH TAMAT ] Dia memang ketus dan galak, namun bukankah sifatnya yang susah ditaklukkan justru membuatmu makin penasaran? Doyoung fanfiction 2020 Cover: @cindy_muffin