Udah dikasih update setiap hari ayo dong saling ada timbal balik, aku cuma minta kalian vote dan komentar yang banyak. Aku paling seneng kalo banyak yang komen, sekarang pada banyak yang siders ya wkwk.
"Kak lihat deh aku dateng bawa Juno lho ke sini, kamu pasti seneng banget kan?" Nara meletakkan Baby Juno di dalam kungkungan lengan Sejeong, ingin Sejeong dapat merasakan kehadiran bayinya itu meskipun dia belum juga kunjung sadarkan diri sampai saat ini.
Kemudian Nara duduk di kursi yang tersedia di dekat brankar ruang ICU itu. Nara bergerak menyatukan tangannya agar tergenggam bersama Sejeong, entah sejak kapan tapi yang jelas kini Nara mulai dapat menyayangi Sejeong selayaknya teman, oh bahkan sudah ia anggap seperti saudara kandungnya sendiri.
Jelas Nara tidak datang sendirian menjenguk Sejeong. Nara pergi bersama suaminya. Doyoung ada tepat di sebelahnya.
Keduanya diam bergeming. Sama-sama sedang menatap Sejeong dengan tatapan sendu. Sebagai seorang perempuan jika baru saja dikaruniai anak adalah hal yang sangat membahagiakan. Tapi justru berada di posisi Sejeong yang belum dapat merasakan sentuhan bayinya sekalipun, sangat menyayat hati kondisinya. Sementara untuk Doyoung dia juga merasa sedih, merasa gagal untuk membantu sahabatnya itu.
"Pasti seneng banget dong Sayang kalo Sejeong tau anaknya ada di sini juga," balas Doyoung.
Nara hanya mengumbar senyum ketika menatap suaminya. Sesuai keinginannya kemarin, dia ingin menjenguk Sejeong dan sekarang di rumah sakit itulah mereka berada. Karena Nara ingin mencoba mengenalkan Juno pada ibu kandungnya, meskipun tidak akan ada interaksi sama sekali diantara mereka.
"Kak Sejeong cepet bangun dong biar bisa ketemu Juno," mohon Nara. Jika Nara sedang menjenguk Sejeong yang masih koma itu pasti dia selalu mengajaknya untuk mengobrol. Karena Nara percaya kalau orang yang koma mereka dapat mendengar pembicaraan orang dari luar, sampai tak jarang ditemukan pasien yang koma dapat kembali bangun karena merasa mendapatkan dorongan semangat untuk bertahan hidup dari setiap pembicaraan-pembicaraan yang telah ia dengar itu.
Doyoung memijat tengkuk leher Nara seakan ingin menguatkannya.
"Kamu gak boleh sedih terus-terusan kayak gini dong, Sayang. Sejeong pasti bangun kok, yakin ya?" ucapnya.
Nara mengangguk sembari menyeka air matanya yang baru saja jatuh tanpa ia minta. Lalu bergerak mengambil lengan Doyoung yang bersandar di pundaknya dan mencium telapak tangan sang suami, hanya ingin saja.
"Makasih ya Sayang kamu ternyata baik banget. Keputusan kamu gak pernah salah buat nolong Kak Sejeong. Sekarang Kak Sejeong juga udah nggak ketakutan lagi karena Mingyu udah jauh dari dia. Tapi aku harap Mingyu selama di penjara bisa berubah ke arah yang baik. Mungkin aja mereka bertiga ini bakal bersatu di masa depan nanti kan kita gak ada yang tau. Kita doain yang terbaik aja. Untuk sekarang aku mau rawat Juno dulu sampai dia bisa lihat orang tuanya bersama lagi, semoga cinta bisa menyatukan mereka."
Tanpa berpikir panjang Doyoung langsung mengaminkan harapan Nara
Karena sejujurnya Doyoung sudah merasa bosan jika kehidupan pernikahannya masih terus ada sangkut-pautnya dengan nama Sejeong. Setidaknya jika Sejeong nanti sudah bangun dari komanya dia harus mendapatkan pria yang baik dan menyayanginya dan juga anaknya secara tulus agar mereka berdua dapat merasakan arti kebahagiaan yang sebenarnya.
"Udah yuk? Mas mau kerja lagi lho Sayang," kata Doyoung.
Nara menoleh. "Cepet amat? Kamu beneran lagi sibuk di kantor?"
Doyoung mengangguk. "Iya. Lagipula peraturan dari rumah sakit gak boleh lho bawa anak kecil buat ikut jenguk pasien. Kalo bukan karena dokter yang jaga Sejeong ini temen aku mungkin kita gak dikasih izin deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fierce Prince✔ [END]
Fanfiction[ SUDAH TAMAT ] Dia memang ketus dan galak, namun bukankah sifatnya yang susah ditaklukkan justru membuatmu makin penasaran? Doyoung fanfiction 2020 Cover: @cindy_muffin