Nara sedang bersama Narendra di halaman depan rumah. Dia sedang menemani bayinya itu berjemur. Yang ia ketahui manfaat dari menjemur bayi pada pagi hari dapat memperkuat tulang bayi, menghindari bayi dari penyakit kuning, serta bayi mempunyai energi yang lebih banyak. Sekarang Nara merasa keluarga kecilnya ini semakin lengkap setelah Narendra lahir. Dia dan suami sudah punya sepasang anak.
Akan tetapi, Nara sama sekali tak merasa keberatan jika suatu hari nanti Doyoung punya niat untuk menambah keturunan. Karena dari awal pacaran dia tahu kalau suaminya itu penganut sekte banyak anak banyak rezeki. Tapi pada kenyataannya saja, keluarga keduanya sama-sama hanya mempunyai dua orang anak dalam satu keluarga. Di sini Nara hanya ingin memberikan kualitas terbaiknya untuk Doyoung sebagai seorang istri. Dia akan melakukan apapun untuk suaminya itu.
"Ih lucu banget ini anak Buna pake kacamata kayak gini, Rendra juga mau tampil fashionable ya Nak? Hahaha." Sembari mengajak ngobrol anaknya, Nara mengeluarkan ponsel yang ada di saku piyama. Ia akan mengabadikan momen ini lewat jepretan kamera ponselnya itu.
Tiap tumbuh kembang anak-anaknya Nara memang tak pernah melewatkannya. Ia benar-benar merasakan merawat bayi dari dilahirkan hingga sampai di detik ini. Lalu, semua potret-potret itu nantinya akan dia kirim pada suaminya. Karena si kepala keluarga tentu berhak bukan untuk mengetahui perkembangan anak-anaknya itu?
"Buna send ke Ayah dulu ya," katanya lagi yang sekarang terlihat sibuk mengirim semua gambar tadi di room chat whatsapp sang suami.
Menurut Nara sendiri bagaimana cara mempertahankan keharmonisan dan kelanggengan rumah tangga salah satunya adalah dengan senantiasa tetap menjalin komunikasi via video call atau voice call meskipun mereka sedang terpisahkan jarak.
"Pasti Ayah seneng deh lihat foto-foto Rendra ini." Alih-alih fokus pada ponselnya, Nara lebih memilih untuk fokus mengurus anak-anaknya. Selama sudah menjadi ibu Nara memang jarang sekali intens bermain ponsel. Sebab dia merasa mengawasi tumbuh kembang si kecil adalah waktu yang jauh lebih berharga.
Nara menangkap kedua tangan Narendra lalu ia tepuk-tepukan bersamaan dengan mulutnya yang bersenandung.
"Pok ame ame belalang kupu-kupu~"
"Nara?"
Seketika Nara menghentikan nyanyiannya. Dia langsung menoleh ke arah suara.
"Eh Kak Jaehyun?"
Kebetulan tadi Jaehyun dari rumahnya sedang sibuk memanasi mesin mobil di depan garasi, karena posisi rumah Doyoung dan Jaehyun yang memang berhadapan maka tampaklah pria berlesung pipi itu kegiatan Nara yang sedang menjemur sang bayi di depan rumahnya. Atensi pria itu teralihkan, Jaehyun langsung menghampiri Nara hanya berniat untuk menyapanya saja.
Jaehyun tersenyum sekilas pada Nara dan ikut duduk berjongkok di dekat bayi itu untuk diajak ngobrol.
"Rendra lagi dijemur ya? Biar sehat ya, Nak?"
Melihat Jaehyun yang sangat lembut sekali bicara pada anaknya itu membuat hati Nara merasa tenteram. Senyum manis si puan ikut tersungging lebar.
"Iya nih, Om." Nara membalas omongan pria Jung itu seakan ingin mewakili anaknya. "Kak Jaehyun gak kerja?"
Jaehyun terkekeh. "Nggak kok, Dek. Ini kan hari Minggu. Tiap weekend aku selalu kosongin jadwal kerja supaya bisa quality time sama keluarga. Doy sama Naya mana?"
Naya menghela nafas kasar ke udara sebelum kembali berbicara.
"Ya biasalah, Kak. Kalo Mas Doy mah nemenin Naya main atau gak nonton kartun paling tuh di dalam," jawabnya.
Mulut Jaehyun hanya membulat sebagai reaksinya.
Tanpa dia sadari sorot matanya fokus pada sosok wanita di depannya itu. Di mata Jaehyun saat ini Nara sama sekali tidak berubah. Tetap Nara yang baik hati dan cantik. Sangatlah bodoh jika ada yang menyakitinya, menurut Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fierce Prince✔ [END]
Fanfiction[ SUDAH TAMAT ] Dia memang ketus dan galak, namun bukankah sifatnya yang susah ditaklukkan justru membuatmu makin penasaran? Doyoung fanfiction 2020 Cover: @cindy_muffin