45

1.3K 177 18
                                    

Awas bosen kalo misalnya cerita ini update setiap hari 😭

Vote comment untuk menghargai cerita ini!








Mau sebenci apapun Nara terhadap perilaku Doyoung yang belakangan ini seperti mencampakkannya, ia tetap mempunyai rasa tanggung jawab sebagai istri untuk pria itu. Melihat wajah Doyoung yang penuh luka lebam seperti ini membuatnya merasa iba. Di tangan Nara sudah terdapat kotak obat, dia akan bersiap-siap untuk mengobati luka yang didapat sang suami.

"Mungkin sedikit sakit jadi tahan ya," ujar Nara sembari tampak memeras handuk kecil yang sudah basah kuyup karena air es itu. Lengannya bergerak meraih dagu sang suami, mulai mengompres di bagian ujung bibir terlebih dahulu.

"Maafin aku ya Na." Tatapan Doyoung teduh sekali. Setelah terbebas dari Mingyu dia mendapatkan istrinya ini yang mendadak dingin kepadanya.

Nara tidak berani untuk menatap Doyoung. Dia hanya terfokus pada kegiatannya.

"Karena aku kamu yang jadi korbannya. Mingyu culik kamu." Kalimatnya terhenti sejenak, Doyoung melakukan hal yang sama seperti Nara. Meraih dagu perempuan itu untuk ia pegang. Pipi mulus itu terdapat jejak merah di sana. "Tadi aku lihat secara langsung kamu ditampar Mingyu. Sakit ya sayang? Dia udah keterlaluan!"

Nara menggeleng. Tidak ingin suaminya itu terus-menerus mencari celah untuk menyalahkan Mingyu yang sudah jelas sekarang telah aman dalam jangkauan pihak berwajib.

"Udahlah, Mas. Lagipula Kak Mingyu juga udah masuk penjara kan sekarang? Itu hukuman yang udah setimpal buat dia," ucap Nara.

Sakit rasanya melihat Nara yang terlihat sangat tegar seperti ini. Doyoung sendiri sadar wanitanya ini sengaja memendam kekecewaan yang ia rasakan demi ingin terlihat baik-baik saja.

"Tapi kan—" Kalimat Doyoung tidak diizinkan berlanjut ketika Nara memelototinya.

"Jangan banyak bicara dulu aku lagi obatin luka kamu ini. Emangnya kamu udah bisa ngomel kayak gini gak sakit apa?" kata Nara.

"Aku lebih sakit lihat kamu dibentak-bentak Mingyu kayak tadi, Na. Untung aja aku tadi datengnya tepat waktu, kalo nggak mungkin kamu udah ditidurin dia kali." Doyoung menjelaskan. Saat ini mereka sedang berada di ruang tamu di villa yang masih berada di daerah Bogor. Tidak hanya berdua, tetapi rombongan sahabat Taeyong juga ikut serta.

Nara yang mendengar pernyataan itu langsung bergidik ngeri.

"Gila banget sih Mingyu ih! Yakali aku mau tidur bareng dia, kan aku istri kamu!" Karena terlalu larut dalam kekesalannya, Nara tidak sadar jika menekan-nekan wajah Doyoung lumayan keras. Lelaki itu sampai memekik kencang karena rasa sakit yang ia dapat.

"AW SAKIT SAYANG YA AMPUN!!" heboh Doyoung.

Nara terkesiap. Cepat-cepat menarik tubuh lelaki itu agar masuk ke dalam dekapannya.

"Ulululu maaf ya sayang aku gak sengaja, beneran deh. Sakit banget ya? Maafin dong!" rengek Nara sambil mengusap rambut suaminya yang jelas penuh dengan kepanikan.

Senyum Doyoung terbit. Ia menyamankan posisinya. Sudah lama tidak bersandar di pelukan istri sendiri. Kalau tidur saja Doyoung terhalang jarak dengan Nara, sekarang ada Naya yang berada di tengah-tengah mereka setiap malam.

"Aku kangen banget sama kamu," ujarnya.

Seketika Nara mengernyit. Langsung menyingkirkan tubuh Doyoung yang ternyata hanya berpura-pura kesakitan, pikirnya.

"Mas ih kamu bohong ya?!" kesalnya.

"Bohong gimana? Beneran sakit ini tau," jawab Doyoung.

"Maafin aku Nara" Ia kembali meminta maaf. Hal itu membuat Nara mau tidak mau menatapnya. Benar-benar tak sanggup melihat wajah orang yang ia sayang babak-belur seperti ini. Masih jelas dalam ingatan Nara bahwa tadi Doyoung memukuli Mingyu seperti sedang dirasuki setan karena ingin menyelamatkannya. Mau seburuk apapun Doyoung, dia tetap suaminya. Setidaknya masih ada secercah harapan kalau Nara akan dicintai.

Fierce Prince✔  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang