Janji double update kan? Nih udah hehe.
Harus vote dan comment yang banyak!
Begitu dilarikan ke rumah sakit dokter mengatakan bahwa Sejeong sudah waktunya untuk melahirkan. Hal itu membuat Nara dan Doyoung jelas merasa kebingungan. Mungkin soal biaya administrasi Doyoung masih akan sanggup untuk membantu mengingat Sejeong memang tidak mendapatkan pemasukan dari siapapun untuk saat ini. Namun yang membuat mereka gelisah malam ini ialah sangat tidak mungkin membiarkan Sejeong berjuang untuk mengeluarkan bayinya seorang diri, tanpa ada seseorang yang menemani dan mendukungnya.
Nara tidak akan terima jika sampai Doyoung berniat ingin menemani Sejeong bersalin. Doyoung itu kan suaminya. Dia sama sekali tidak ada tanggung jawab atas perempuan itu. Sudah cukup selama Sejeong hamil selalu Doyoung yang menemaninya untuk cek kehamilan rutin tiap bulannya. Tidak untuk saat ini. Nara keluar dari ruang rawat rumah sakit itu dengan wajah yang terlihat menahan amarah. Mendadak suasana hatinya jadi hancur.
Tak lama terlihat Doyoung menyusulinya.
"Sayang gimana ini?"
Nara hanya melihat sinis suaminya itu sekilas. Kemudian memeluk erat sang putri yang sudah tidur di gendongannya. Sebenarnya kasihan jika membawa bayi keluar malam hari seperti ini. Tapi tidak ada pilihan lain, semuanya sangat mendadak.
"Tau ah. Sana temenin istri kamu yang mau melahirkan."
Doyoung mengernyit heran. Sama sekali tidak terbesit pemikiran kalau menemani Sejeong yang akan melahirkan sekarang. Bukankah dia tidak ada hubungan apapun dengannya?
"Apaan sih kamu? Kok aku? Kan bukan aku suaminya."
Nara berdecak. "Udah deh kamu gausah munafik, aku tau Mas kamu masih sayang kan ke dia? Kamu aja yang kelihatan paling panik di sini."
Doyoung membuang nafasnya kasar ke udara sembari menjambak rambutnya seakan jelas sangat frustasi atas keadaan saat ini. Di saat suasana sedang menegangkan karena ada pihak yang tengah meregang nyawa di dalam ruangan rumah sakit itu, di satu sisi ia harus menghadapi sikap egois dari istrinya sendiri secara bersamaan.
"Perlu berapa kali lagi sih aku bilang kalo aku cuma sayang sama kamu?"
Tidak ada respon apapun dari Nara, ia hanya diam bergeming menatap lantai rumah sakit itu dengan pandangan kosong.
Doyoung berlutut di depan Nara, ingin meyakinkan bahwa kali ini bisa mempercayainya.
"Jangan ngambeklah ntar makin jelek lho," ujarnya dan sontak membuat Nara berdesis kesal. Doyoung menyengir, kemudian melanjutkan kalimatnya. "Mending kamu deh yang nemenin Sejeong lahiran, kamu kan sama-sama cewek."
"Eh kok aku?" Nara terkejut.
"Kenapa? Kan kamu udah pernah lahiran juga jadi pasti lebih berpengalaman Nara," jelas Doyoung.
Nara menggeleng. "Takut."
"Memangnya Kak Sejeong gak punya keluarga apa? Seharusnya masalah besar kayak gini, yang bikin dia sampe hamil di luar nikah seperti ini tuh harus dibicarakan dengan keluarga lho Mas. Karena cuma keluarga yang bakal bantu kita waktu kesulitan," lanjutnya.
Doyoung terdiam. Bingung harus bersikap bagaimana. Pasalnya meskipun sudah bersahabat bertahun-tahun, tetapi dia belum terlalu mengenal Sejeong lebih jauh. Termasuk tentang asal-usul keluarganya.
Saat mereka berdua sedang sibuk bergelut dengan isi kepala masing-masing mereka dikejutkan dengan salah seorang suster yang menginterupsi.
"Permisi. Keluarga Ibu Sejeong?" tanya suster itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fierce Prince✔ [END]
Fanfiction[ SUDAH TAMAT ] Dia memang ketus dan galak, namun bukankah sifatnya yang susah ditaklukkan justru membuatmu makin penasaran? Doyoung fanfiction 2020 Cover: @cindy_muffin