28

1.9K 187 10
                                    

Vote comment!

Yang Doyoung langsung sadari semenjak Nara hamil banyak sekali yang berubah pada wanita itu. Mulai dari bentuk fisik yang semakin bulat karena ia tahu Nara jadi suka makan, sampai karakter Nara yang belakangan ini mudah marah-marah sampai terlalu cengeng.

Kadang Doyoung muak menghadapi istrinya itu yang rasa-rasanya sudah membosankan.

Seperti hari ini contohnya, Doyoung tidak menemani Nara check up kandungan yang rutin dilakukan setiap bulan. Alasannya sibuk, malah fakta yang sebenarnya Doyoung malas kalau Nara sudah bertemu dengannya perempuan itu akan sangat manja.

Berakhir sekarang Nara mendiaminya.

Doyoung tak ambil pusing. Ia tengah tersenyum sangat lebar memandangi hasil USG 4D milik Nara yang mana usia kehamilannya sudah masuk ke Minggu 16 sudah bisa melihat jenis kelamin bayinya.

"Nar lihat deh lucu si Adek posisinya megang pipinya."

Laki-laki itu menyenggol lengan istrinya yang tenang memainkan ponsel.

Tubuhnya memang duduk anteng tapi wajah Nara ditekuk cemberut.

Ia tak menggubris perkataan suaminya sama sekali. Masih kesal karena Doyoung tidak menemani ke rumah sakit.

Pagi tadi Nara cek kehamilan pergi bersama ibu mertuanya.

"Bagus kata dokter kondisi bayi kamu Doy, detak jantungnya kencang, tapi ibunya yang harus lebih dibikin happy gak boleh sampai stress pokoknya kata dokter." Taeyeon menambahkan.

Keluarga Doyoung memang sedang berkumpul di ruang tengah.

Minus Jisoo yang sudah kembali ke Korea Selatan.

"Iya Mah," balas Doyoung.

"Coba Papah mau lihat hasil USG-nya." Yunho memindahkan atensi yang awalnya sibuk pada ponsel kini memandangi putranya yang duduk berseberangan dengannya.

Doyoung berjalan ke arah tempat duduk ayahnya guna ingin memberi hasil cetak USG bayinya.

"Apa ini bayinya? Baby girl or boy?" tanya Yunho.

"Girl ya Bun?" tanya Doyoung pada istrinya.

"Heemmm." Nara menekankan suara itu.

Taeyeon tahu mengapa menantunya mendadak cuek seperti itu.

"Ngambek dia pasti gak dianterin suaminya ke rumah sakit. Bujuk dong Doy biar gak cemberut gitu lagi. Ajak jalan kek," katanya.

"Mau?" Doyoung mengkonfirmasi pada Nara.

"Mau lah. Mau mam ice cream. Ayo." Wajah Nara masih cemberut, pun bicaranya ketus tapi ia minta ice cream. Jelas sangat menggemaskan.

Doyoung terkekeh geli. "Iya Sayang ayo beli ice cream-nya ya."

"Ngidam ya?" lanjutnya bicara saat sudah sama-sama berdiri. Doyoung mengelus pinggang Nara yang ia rangkul.

Nara tidak yakin ini disebut ngidam apa bukan. Dia cuma mau ice cream malam-malam begini. Kalau tidak dibeli pun tidak masalah sebenarnya.

Cuma mau makan ice cream saja.

Ia jadi bisa keluar dengan Doyoung.

Karena Nara jujur kangen bisa jalan berdua dengan cowok itu seperti kali terakhir masih pacaran yang mana waktu mereka berdua jelas lebih banyak.

Tidak semenjak sudah menikah, Nara cenderung dibiarkan di rumah saja oleh Doyoung tanpa peduli ia kebosanan.

"Aku baca-baca di internet ice cream bisa bikin bayi jadi besar. Maksudnya, nambah berat badan si baby-nya. Wah bagus juga nih alternatifnya."

Fierce Prince✔  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang